16. Into You

1.8K 316 117
                                    

Joanna sedang menatap langit-langit ruangan yang sedang ditempati sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joanna sedang menatap langit-langit ruangan yang sedang ditempati sekarang. Saat ini dia sedang ditemani Justin dan Tamara. Karena dia berniat menemani adiknya sampai melewati penyelidikan lanjutan besok pagi.

Joanna kecewa luar biasa. Bagaimana tidak? Jeffrey langsung mematikan panggilan secara sepihak dan tidak kunjung mengangkat panggilannya ketika dia benar-benar terdesak.

Beruntung dia masih memiliki Tamara dan Jessica. Ya, walaupun tidak berfek banyak. Tetapi paling tidak kehadiran mereka bisa membuat Joanna merasa sedikit terkuatkan.

Apalagi kehadiran Justin, laki-laki bergigi kelinci itu tidak berhenti menengok ruangannya setelah diminta Jessica menjaga dirinya.

"Kalau butuh apa-apa bilang, ya? Aku sedang mencari selimut untuk temanmu."

"Namaku Tamara, kenalan dulu dong Pak Polisi ganteng."

"Hahahaha, terima kasih. Namaku Justin."

Joanna terkekeh pelan, karena Tamara benar-benar pintar memanfaatkan peluang.

Setelah Justin pergi, Tamara mulai berbicara lagi.

"Jadi bagaimana? Masih percaya dengan suamimu? Dia pasti sedang berselingkuh dan tidak mau membantumu ketika jatuh. Aku yakin, dia pasti takut. Takut kalau nama baiknya tercoreng kalau sampai ikut terlibat membereskan kasus adikmu. Joanna, kamu tidak sadar-sadar juga? Sejak awal aku sudah curiga, mana ada laki-laki sempurna seperti dia. Katamu dia baik, baik, dan baik. Aku sampai muak sendiri. Buktinya, diminta datang saja tidak sudi."

Joanna bungkam dan mengusap air matanya diam-diam, karena dia tidak mau banyak bergerak dan mengakibatkan jarum infusnya lepas.

Joanna membenarkan ucapan Tamara. Dia benar. Karena kalau Jeffrey benar-benar baik dan mencintainya, dia pasti akan khawatir dan langsung datang setelah mendengar suara tangisnya. Tetapi ini apa? Hampir tengah malam dan dia tidak kunjung datang.

"Tamara, kamu bisa pulang. Aku tidak apa-apa. Terima kasih karena sudah membantuku ketika susah."

"Aku mau menemanimu, sekalian pendekatan dengan si Polisi ganteng, hehehe. Sekarang kepalamu masih pusing? Mau kupijat lagi?"

Joanna menggeleng pelan, dia mulai memejamkan mata dan memikirkan apa yang sebenarnya sedang dilakuakn suaminya sekarang.

Ceklek...

Pintu ruangan Joanna terbuka, menampilkan Jeffrey yang wajahnya tampak pias.

Joanna membuka mata, diatatapnya Jeffrey yang saat ini beringsut mendekatinya.

"Sayang... maaf aku baru datang. Sekarang kita pulang, ya? Kamu butuh istirahat yang maksimal. Besok pagi kamu bisa datang lagi dan---"

"Lepas!"

Joanna menepis tangan Jeffrey yang berusaha mengangkat tubuhnya.

"Sayang..."

Lirih Jeffrey dengan mata berkaca. Jujur, ini kali pertama dia melihat istrinya tumbang apalagi samapi diinfus seperti sekarang. Wajahnya pucat, kulitnya hangat dan matanya sayu ketika menatapnya. Terlihat sekali kalau dia benar-benar kelelahan.

INTO YOU [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang