25. Into You

1.8K 321 106
                                    


Joanna dan Jeffrey tidak makan malam, keduanya sibuk menintropeksi diri masing-masing. Menggali potensi buruk yang bisa diperbaiki dalam hubungan mereka nanti.

"Tidak lapar? Ayo turun, kita makan."

Joanna menepis tangan Jeffrey yang akan menyentuhnya. Sekedar informasi, posisi mereka saat ini sedang duduk di tepi ranjang dan hanya memiliki jarak sejengkal.

"Jangan menyentuhku sampai 40 hari ke depan!"

Ultimatum Joanna berhasil membuat Jeffrey terpaku. Bukannya apa-apa, Jeffrey memang sudah membayangkan ini itu ketika pulang tadi, tetapi justru penolakan yang didapati.

"Kalau kamu masih ingin mempertahankan pernikahan kita. Berhenti memakai ini mulai dari sekarang. Aku memang tidak berhak menghakimi masa lalumu. Tetapi aku berhak mengatur masa depanmu, kalau kamu memang masih ingin hidup denganku, sebisa mungkin harus taat aturanku. Karena aku tidak mau anakku menjadi bahan celaan orang-orang kalau sampai tahu kamu pecandu."

Jeffrey mengangguk singkat, kedua tangannya sudah mengepal ketika Joanna beranjak dari ranjang.

7. 10 AM

"Kalian bertengkar lagi? Bukannya kemarin sudah baikan?"

Tanya Jessica ketika melihat anak dan menantunya hanya diam saja selama sarapan. Tidak seperti biasanya yang selalu banyak canda dan tawa.

"Jeffrey berangkat, Ma."

Jeffrey segera bangkit dari duduknya dan menyalimi Jessica. Dia juga tampak mengusap rambut Joanna pelan sebelum akhirnya berangkat bekerja.

"Loh, Pak. Tidak bawa bekal lagi? Pasti ketinggalan, saya ambilkan sebentar."

Dimas berniat keluar dari mobil, tetapi Jeffrey langsung melarangnya saat ini.

"Jangan! Memang sengaja kutinggal supaya diantar istriku nanti."

Pak Dimas tersenyum diam-diam, dia tidak menyangka kalau bos besarnya bisa bersifat kekanak-kanakan juga.

1. 20 PM

Jam makan siang sudah terlewat. Jeffrey tampak kesal karena istrinya tidak kunjung datang seperti apa yang telah diperkirakan.

Ceklek...

Pintu ruangan terbuka, menampilkan Joanna yang tampak memasang wajah kesal dengan penampilan memakai riasan seperti biasa.

"Aku menunggu di luar selama satu jam! Sekretaris barumu melarangku masuk! Kalau saja tidak ada Lucas yang baru saja selesai makan siang dan membuka pintu menggunakan kartu akses, aku pasti tidak akan bisa masuk!"

Jeffrey terlihat marah, dia langsung keluar ruangan dan mencari keberadaan Dayana.

"Dayana, mulai sekarang kamu dipecat! Kinerjamu buruk sekali sampai-sampai tidak mengenali istri atasanmu sendiri!"

"M-maaf, Pak. Saya tidak tahu. Saya kita dia hanya penipu karena penampilannya seperti ibu-ibu."

"Istriku memang akan segera menjadi Ibu! Sekarang kemasi barang-barangmu!"

Joanna tersenyum penuh kemenangan sekarang. Padahal, ini bukan seratus persen salah Dayana. Ini juga salahnya karena tidak menghubungi suaminya ketika tidak diizinkan masuk oleh sekretarisnya.

Joanna jahat? Ya, anggap saja begitu. Dia merasa terancam, tidak ada salahnya kalau dia mencoba mempertahankan apa yang seharusnya dia punya, kan?

Jeffrey, Joanna tahu Dayana memiliki rasa pada suaminya. Karena ketika mencari kontak Johnny di komputernya, dia sempat melihat folder khusus yang berisi foto-foto suaminya.

Tidak itu saja, Dayana bahkan mengedit fotonya dengan foto suaminya menggunakan stiker hati seperti anak sekolah dasar. Cih, dasar kekanakan.

Beberapa menit kemudian Jeffrey kembali menghampiri istrinya yang sedang membuak kotak makan. Dia tampak biasa saja dan tidak terlihat marah seperti sebelumnya.

"Sayang... maaf, ya?"

Joanna mengangguk singkat dan memberikan alat makan pada suaminya.

Ceklek...

"Maaf, Pak. Kalau Dayana dipecat, lalu siapa yang akan menggantikan dia?"

"KAMU!"

Ucap Jeffrey dan Joanna bersamaan. Mereka tampak tertawa singkat setelah melihat wajah tegang Lucas.

"Pak! Saya mau menikah beberapa bulan lagi. Saya harus mempersiapkan dar---"

"Seluruh biaya pernikahanmu saya yang tanggung, biarkan WO yang urus. Kamu cukup handle pekerjaan setelah pengganti Dayana datang."

"SIAP PAK!"

Lucas tampak melompat kegingaran setelah keluar dari rungan Jeffrey. Tetapi tidak dengan Dayana yang sedang menangis sembari mengemasi barang-barangnya saat ini.

SPOILER

"Sayang... sekarang, ya? Ini sudah 4 hari."

"Kemarin kamu juga tidak mau kusentuh selama satu bulan penuh. Sekarang rasakan! Enak, kan kalau pengen terus gak bisa apa-apa?"

"Aku 'kan capek, katamu mau ditemani waktu lahiran. Jadi aku kerja keras---"

"Itu tidak bisa menjadi alasan! Kamu mengataiku seperti wanita murahan kalau lupa! Main saja sendiri! Apalagi kamu suka kasar dan tidak hati-hati."

"Sekali saja. Aku janji kali ini pelan-pelan, sumpah!"

 Aku janji kali ini pelan-pelan, sumpah!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See you in the next chapter ~

INTO YOU [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang