Joanna langsung berjalan menuju meja rias guna mengambil dompetnya."Aku mau keluar."
Jeffrey diam saja, bahkan suara nafasnya tidak lagi terdengar. Hingga membuat Joanna semakin kesal.
"Aku mau makan malam di luar dengan Mas Johnny, dia sudah ada di bawah."
Duk...
Jeffrey langsung melempar bantal dan melompat dari ranjang hingga tidak sadar kalau lututnya menabrak kaki meja. Karena saat ini dia ingin cepat-cepat mengintip di jendela.
"Bercanda, kemari!"
Joanna terkekeh pelan dan meletakkan kembali dompetnya. Dia juga mulai menduduki tepi ranjang dan menepuk sisi ranjang yang terletak di sampingnya.
Wajah Jeffrey memang sedikit basah, terlihat sekali kalau dia memang menangis sungguhan.
Joanna juga bingung akan apa yang dirasakan suaminya sekarang. Ah, mungkin saja karena hormon kehamilannya menular pada Jeffrey sehingga membuatnya mulai bertingkah manja seperti sekarang.
Jeffrey langsung menaiki ranjang, tubuh besarnya juga langsung direbahkan di sana dengan posisi kepala yang sudah berada di pangkuan istrinya.
"Ada apa?"
Tanya Joanna dengan suara super pelan, kepalanya juga mulai ditundukkan guna melihat ekspresi wajah Jeffrey yang sedang disembunyikan di depan perutnya.
"Jangan cantik-cantik, aku tidak suka!"
Jeffrey sudah memeluk pinggang Joanna dan menggigit kecil baju rumah yang istrinya kenakan.
Sedangkan Joanna, dia mulai tertawa sembari mengusap kepala Jeffrey dengan pelan.
Joanna tahu, Jeffrey sedang cemburu. Padahal dia sudah tidak lagi berhubungan dengan Johnny setelah mereka berbaikan beberapa hari yang lalu.
"Aku sudah tidak setampan dulu. Aku tidak mau kamu berpaling dengan laki-laki yang lebih baik dariku."
Bukan, itu batin Jeffrey. Dia mana berani mengatakan itu secara langsung pada Joanna saat ini.
Akhir-akhir ini, Jeffrey mulai dihantui oleh rasa insecure yang tiba-tiba saja datang karena perubahan fisiknya yang berangsur-angsur memburuk.
Rambut tebalnya rontok perlahan, bola matanya sedikit memerah, bibirnya mulai menggelap, dan bahkan... kulit wajahnya juga mengendur seperti orang tua.
Memang tidak terlalu terlihat, tetapi Jeffrey bisa merasakannya karena Joanna sering memandanginya cukup lama ketika mereka memiliki kesempatan bertatap muka.
Seperti sekarang, Jeffrey tampak salah tingkah ketika istrinya sedang menyiapkan makan malam untuknya.
Iya, mereka hanya berdua. Karena Jessica sudah kembali ke kamar.
"Makan yang banyak, akhir-akhir ini kamu terlihat kurus. Nanti orang-orang mengira kalau aku tidak becus mengurusmu!"
Jeffrey sedang menahan senyuman, karena dia tidak mau semakin terlihat jelek di depan istrinya.
"Kalau mau tersenyum lakukan saja, jangan ditahan! Bersyukur kamu karena bisa menikah dengan Dora The Explorer yang pintar dan cantik sepertiku!"Jeffrey tidak lagi dapat menahan tawa ketika Joanna mulai bertingkah sok cantik dengan menyentuh ujung rambut pendeknya yang sedikit melengkung ke dalam karena sempat di blow setelah mandi.
"Iya-iya, aku bersyukur karena bisa menikah dengan Dora The Explorer si cantik ini."
Joanna yang sudah tidak dapat menahan geli lagi, kini mulai terbahak sembari menutupi wajahnya saat ini.
Padahal, dia yang pertama kali menggoda suaminya untuk mengatakan hal yang manis-manis. Tetapi justru dia yang terkena serangan jantung kali ini.
Sepertinya ini adalah senjata makan tuan. Oke, ingatkan Joanna untuk tidak menggoda suaminya lagi nanti.
"Jeffrey! Kamu mimisan!"
Pekik Joanna ketika melihat hidung suaminya yang mulai mengeluarkan darah.
Tanpa pikir panjang, Jeffrey langsung menyeka hidungnya. Dia bahkan sudah berdiri dan mulai berjalan ke washtafle terdekat.
Joanna panik, dia langsung membuntuti suaminya dan ikut menyeka darah di hidung suaminya yang tidak kunjung berhenti keluar hingga mengenai kaos putih dan cardingn ungu yang dikenakan sekarang.
"Kita ke rumah sakit!"
Seru Joanna dengan wajah tegang, kali ini darah di hidung Jeffrey sudah berhenti keluar setelah disumpal dengan daun sirih yang baru saja Joanna ambil dari kulkas.
Jeffrey menggeleng pelan, keringat dingin mulai keluar dari pelipis dan telapak tangannya. Hingga membuat Joanna ingin menangis di tempat karena mengira suaminya sakit karena terlalu banyak bekerja.
Padahal, sebenarnya ini karena efek samping kokain yang diam-diam masih dikonsumsi tanpa sepengetahuan dirinya.
Kalo jadi Joanna, kalian mau maksa Jeffrey ke dokter atau tetep tinggal di rumah aja?
See you in the next chapter ~