Udah kangen? Ramein, ya!Setelah dari kantor suaminya, Joanna bergegas pulang. Karena Jessica meminta dirinya membeli bunga seperti biasa.
"Joanna, nanti sore mau masak dimsum ayam?"
Joanna mengangguk singkat, kali ini dia bahkan mulai membuka kulkas karena ingin mengambil minuman dingin di sana.
"Ma, hidup Jeffrey sangat berat, ya?"
Jessica mulai menepuk kursi yang berada di sampingnya, karena berniat menceritakan lebih banyak tentang anaknya.
"Ya, seperti itu. Karena menjadi anak dan cucu tunggal, dia harus mau merelakan masa kecilnya. Tidak memiliki teman dan tidak memiliki waktu untuk bersenang-senang. Almarhum suamiku, dia pernah hidup susah karena orang tuanya tidak langsung kaya. Mereka bisa seperti sekarang karena hasil kerja keras Nenek Nirmala dan almarhum suaminya yang berani merintis bisnis setelah menikah. Kemudian Papa Jeffrey lahir dan harus dipaksa ikut serta dalam membangun bisnis mereka hingga bisa seperti sekarang---
Karena Jeffrey anak laki-laki satu-satunya, mau tidak mau juga harus mengikuti jejak Papanya. Aku sebagai istri dan ibu juga tidak bisa menentang karena Jeffrey sendiri tidak pernah menolak dan mengeluh lelah. Dia anak yang baik, dia penurut dan tidak pernah membangkang ucapan orang tua. Sampai akhirnya aku dan Nenek Nirmala merasa ini sudah saatnya, sudah waktunya Jeffrey rehat sejenak untuk mencari pendamping hidupnya, karena kami takut Jeffrey kebablasan tidak menikah dan berakhir kesepian seumur hidupnya. Jadi kami memutuskan untuk menjodohkannya dengan beberapa wanita. Jeffrey awalanya menolak, tetapi berakhir menurut setelah mendapat wejangan dari Nenek Nirmala. Semua wanita yang pernah bertemu dengan Jeffrey berakhir murka. Karena Jeffrey secara terang-terangan mengatakan tidak ingin menikah dan mau bertemu hanya karena tidak mau dilabeli sebagai anak durhaka saja. Perempuan mana yang tidak sakit hati yang mendengar kata itu ketika di awal bertemu. Mau secantik dan sehebat apapun mereka, tetap saja akan menjadi insecure kalau mendapat penolakan secara tidak langsung seperti itu."
Joanna diam-diam membayangkan kejadian di awal pertemuannya dengan Jeffrey. Jessica benar, Jeffrey memang langsung to the point mengatakan itu.
Tetapi Joanna tidak merasa kesal, karena sejak awal dia juga tidak berharap banyak dan memang sudah sadar kalau dia tidak terlalu hebat dalam memikat pria.
Sampai akhirnya Jessica datang menemuinya dan mengatakan kalau Jeffrey menyukainya dan menginginkan pernikahan secepatnya.
Padahal, sebenarnya itu hanya bualan Jessica agar Joanna bersedia menjadi menantunya dalam kurun waktu dekat.
Maklum saja, ini karena dia terlalu kesepian karena selalu sendiri di rumah ketika Jeffrey bekerja.
Ya, untung saja Joanna tidak keberatan untuk tinggal bersamanya setelah menikah.
Padahal, kebanyakan perempuan karir seperti Joanna lebih suka hidup mandiri dan paling anti hidup dengan mertua.
"Jeffrey pernah pacaran sebelumnya, Ma?"
"Ih! Jangankan pacaran, suka perempuan saja tidak pernah! Dia itu terlalu patuh, setiap hari pasti selalu ada saja yang dibaca. Dulu saja dia minus lima, kemudian berakhir harus operasi lasik karena Nenek Nirmala marah ketika melihat cucu tampannya terlihat menyedihkan ketika memakai kacamata."