Satu bulan kemudian.
Evan sudah dibebaskan, dia terbukti tidak bersalah dan hanya difitnah oleh orang tidak dikenal yang ditemui di pom bensin sebelum akhirnya dia terkena razia di sana.
Saat itu Evan berniat membantu temannya yang sempat menjemputnya ketika ingin mengikuti tanding di sela-sela liburannya di Jakarta.
Evan berniat meminjami uang temannya yang ingin menikah tetapi tidak memiliki dana. Awalanya Evan sudah menyarankan kalau lebih baik dia menunda menikah saja jika belum memeliki dana. Tetapi Evan berubah pikiran dan justru berniat meminjaminya uang setelah mengetahui kalau pacar temannya sudah hamil dua bulan.
Sebelum ke pom bensin, Evan sudah terlebih dahulu menju ATM terdekat untuk mengambil uang yang diberikan kakak iparanya. Iya, Evan juga kebagian uang jajan 1 M seperti Vania. Bedanya dengan Vania, dia hanya mendapat uang itu saja dan tidak lagi mendapat uang bulanan sperti Vania.
Evan tidak masalah. Toh, 1 M sangat banyak dan bahkan dia tidak yakin bisa menghabiskannya dengan cepat.
Evan tidak munafik, dia sebenarnya senang sekali ketika kakaknya menikahi Jeffrey. Karena, ya... siapa juga yang tidak mau mendapat saudara ipar kaya? Karena sudah pasti kita akan mendapat bagian juga.
Evan mengambil uang 10 juta dan diletakkan di tas selempang kecil yang menghadap depan.
Ketika sedang mengantre di pom bensin, dia tidak sadar kalau ada beberapa orang yang memakai baju serba hitam memasukkan 3 gram ganja pada tudung hoodie-nya.
Karena tidak sadar dan merasa aman-aman saja ketika terjadi razia di pintu keluar pom bensin, Evan tentu tidak merasa khawatir sama sekali. Dia bahkan mulai membuka helm karena ingin memakai earphone setelah menyiapkan SIM dan STNK yang sebelumnya telah diberikan Jessica sebelum dia berangkat.
Tetapi naas, ketika akan memkai helm-nya kembali, bagian belakang hoodie Evan tidak sengaja tertarik dan membuat 3 gram ganja tadi jatuh tepat di depan salah satu polisi yang berniat memanggil temannya.
Karena tidak tahu apa-apa, Evan tentu diam saja ketika ada beberapa orang yang mulai memukuli dirinya sembari berteriak bahawa dirinya adalah perusak generasi bangsa.
Untung saja para polisi di sana cepat tanggap memisahkan sehingga Evan tidak terlalu banyak mendapat luka.
"Adikmu sudah terbukti tidak bersalah, sekarang tinggal hasil tes suamimu yang belum keluar."
Joanna terkadang jengah dengan Tamara. Tetapi bagaimana lagi, dia satu-satunya teman yang dipunya di Jakarta. Kalau tidak ada dia, sudah pasti hidupnya akan semakin membosankan karena suaminya sibuk kerja.
"Ini sudah satu bulan. Kamu pikir kenapa hasilnya tidak kunjung diberikan? Pasti karena suamimu sudah menyuap Justin dan polisi lain agar tidak tertangkap."
"Suamiku tidak mungkin mendekati narkoba. Dia itu sangat disiplin akan hidupnya. Tamara! Lebih baik main Tinder sana! Atau main free fire dengan Mama! Aku mau fokus menonton drama!"