Time Mark :
Third Year•••
Siang itu, suasana Great Hall agak sepi, kecuali meja Gryffindor yang penuh sorak-sorai. Semua mata tertuju pada Harry yang baru saja menerima kiriman sapu baru—Firebolt, sapu tercepat di dunia.
Setelah membuka paketnya, teman-teman Harry langsung mendesaknya untuk mencoba sapu itu di halaman. Dengan antusias, Harry pun keluar, diikuti oleh kerumunan teman-temannya.
Di antara mereka, Draco dan kawanannya muncul di pintu masuk, sementara Vanesha dan Victoria juga ikut keluar untuk melihat kecepatan Firebolt dari dekat.
Draco, yang menyadari keberadaan Vanesha di tengah kerumunan, sesekali menoleh ke arahnya, memandangnya sebentar, lalu melirik kembali ke arah Harry atau Hermione. Vanesha, yang sadar sedang diperhatikan, akhirnya membalas tatapan Draco.
"You alright?" kata Draco dengan gerakan bibir tanpa suara. Vanesha sekadar mengangguk sebelum mengajak Victoria kembali masuk, malas berurusan dengan Pansy yang terlihat tak jauh dari sana.
•••
Saat makan malam tiba, Draco melakukan sesuatu yang mengejutkan—ia duduk tepat di seberang Vanesha. Tindakan ini menimbulkan bisik-bisik di antara teman-temannya.
"Sejak kapan mereka akur?" ujar seorang teman dengan nada tak percaya.
Vanesha hanya menatap Draco, bingung dengan perubahan sikapnya yang tiba-tiba. Hal itu sangat tidak masuk akal baginya.
"Apa yang kau lakukan di sini? Duduklah di sana bersama Parkinson dan yang lain," bisik Vanesha, mencoba mengusir Draco.
Draco tersenyum usil. "Cemburu, Van?" godanya.
"Apa maksudmu cemburu?! Pergilah, Draco!" desis Vanesha dengan wajah kesal.
"Wajahmu memerah," ujar Draco, menertawakan reaksinya.
Padahal, wajah Vanesha sama sekali tidak memerah, namun teman-temannya jadi menyangka sebaliknya karena tawa Draco.
Victoria yang duduk di sebelah Vanesha hanya mendengus pelan. "Oh, sungguh, Malfoy," katanya, jengah.
Tiba-tiba, suara kepakan sayap burung hantu membuat Draco berhenti menggodanya. Seekor burung hantu mengarah ke Vanesha, membawa surat dengan amplop putih gading yang elegan bertuliskan, To Ms. Vanesha Black, Hogwarts.
Vanesha membuka surat itu dan membaca isinya:
Dear Vanesha,
This is your aunt, Narcissa Malfoy.
I am delighted to hear you’ve been sorted into the same house as Draco.
I apologize for not writing sooner.
I’ve missed you deeply.
Please look after each other, and have Draco bring you to Malfoy Manor.
It’s been far too long since we last met.
I would be thrilled to welcome my beautiful, intelligent niece.
With love,
Narcissa, Malfoy Manor.
"Bloody hell! Kau mendapat surat dari ibunya Draco!" seru Victoria, yang membaca surat itu bersama Vanesha.
Mata Draco terbelalak mendengar itu. "Apa? Surat dari ibuku?" tanyanya seraya meminta surat itu. Vanesha menyerahkannya, membiarkan Draco membaca pesan dari Narcissa.
"Kenapa ibuku malah mengirim surat padamu, bukannya padaku?" gumam Draco, terdengar agak kesal.
Daphne Greengrass yang duduk di dekat mereka tak bisa menahan rasa ingin tahunya. "Jadi benar kalian saudara?" tanyanya.
"Saudara jauh, tanpa hubungan darah," jawab Draco singkat tanpa mengalihkan pandangan dari suratnya.
Vanesha menyeringai. "Kalau begitu, liburan kali ini, kau harus mengajakku ke rumahmu, Draco."
Draco hanya mendesah kecil. "Ya ya ya, terserah kau."
•••
![](https://img.wattpad.com/cover/257830478-288-k282674.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
amortentia (ft. draco malfoy)
FanfictionThey love each other even amortentia isn't needed. strawberlin, 2021