15. The Unexpected Invitation

3.2K 451 6
                                    

Time Mark :
Fourth Year

•••


Para murid angkatan keempat sedang sibuk di Great Hall, mengerjakan dua gulungan perkamen yang diberikan oleh Profesor Snape.

Di tengah keheningan itu, terdengar keluhan dari beberapa anak lelaki, terutama Ron dan Harry, yang nampaknya sedang kebingungan mencari pasangan untuk Yule Ball yang sudah semakin dekat.

"Ini gila. Kalau begini terus, hanya kita yang nggak akan punya pasangan," keluh Ron, dengan ekspresi frustrasi. Tak lama, Snape muncul dan mendorong kepala Ron, membuat suasana seketika hening.

Ron, yang tidak bisa lagi bicara keras-keras, hanya berbisik kepada Harry dan saudaranya.

"Hei, Hermione," panggil Ron, dan sepertinya Vanesha merasa penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Kau kan seorang gadis," lanjut Ron, membuat Hermione menoleh dengan ekspresi tidak yakin. "Tebakan yang tepat," jawabnya sambil sedikit tersenyum.

Kemudian Ron, yang terlihat berusaha keras, memperagakan gerakan dansa. "Mau ikut salah satu dari kami?"

Tepat pada saat itu, Snape kembali muncul dan memukul kepala trio Gryffindor itu. Vanesha hanya bisa menahan tawa.

Ron tetap mencoba berbicara kepada Hermione, yang tampak kesal. "Aku tidak pergi sendiri, percayalah, seseorang sudah mengajakku!" kata Hermione, dengan nada tegas sambil berdiri dan mengumpulkan tugasnya.

Sambil kembali mengambil bukunya di meja, Hermione menambahkan, "Dan aku sudah mengiyakan!" yang langsung membuat Ron dan Harry terkejut.

"Hei, Vanesha. Mau sampai kapan kau hanya tersenyum tanpa mengerjakan tugas?" tegur Victoria.

"Aku sudah selesai sejak tadi, aku hanya menunggumu," jawab Vanesha, dengan santai.

Victoria pun segera kembali fokus pada tugasnya, sementara Vanesha kembali mengamati Ron dan Harry. Kedua sahabat itu tampak bingung, masih sibuk berbicara satu sama lain.

Vanesha melirik Snape, yang terlihat jengah dengan sikap kedua murid itu. Dia menarik kedua lengan bajunya, mendorong kepala mereka untuk segera fokus pada pekerjaan.

"Menyenangkan untuk ditonton, ya?" suara seorang yang tak asing terdengar di samping Vanesha.

Vanesha menoleh dan melihat Draco, yang tersenyum puas. "Diamlah, Draco," katanya, sambil memalingkan wajah.

Namun, dalam hatinya, Vanesha bertanya-tanya, siapa yang akan diajak Draco ke Yule Ball nanti?

•••

Makan malam kali ini terasa istimewa. Mungkin karena kehadiran dua sekolah lain yang menjadi tamu di Hogwarts, sehingga hidangan yang disajikan terasa lebih lezat dari biasanya.

"Van, tebak siapa yang mengajakku ke Yule Ball!!!" teriak Victoria, setelah menghabiskan puddingnya dengan semangat.

Vanesha mengedikkan bahunya, "Wood? Diggory? Zabini? I don't know, Vic. Lelaki yang kau suka terlalu banyak."

"Someone from Durmstrang!!!" jawab Victoria dengan penuh kegembiraan.

Vanesha merasa sedikit iri mendengar Victoria. Sementara itu, ia teringat percakapan sore tadi di Hogsmeade dengan Terence. Dia mengajaknya untuk datang bersama ke Yule Ball.

Tapi Vanesha tak bisa langsung menjawab iya. Terence bilang, jawab saja kapan saja dia sudah siap.

Lelaki yang sangat pengertian.

"Kau! Siapa yang mengajakmu? Higgs benar-benar mengajakmu?" tanya Victoria bertubi-tubi.

"Diamlah, itu kejutan," jawab Vanesha dengan senyum misterius.

Victoria tampak kecewa dengan jawaban itu, "Oh lihatlah. Mungkin Draco akan mengajak Astoria pergi bersama," katanya sambil menatap ke arah sebelah kiri mereka.

Vanesha mengikuti pandangan Victoria. Ya, memang tampak bahwa Draco dan Astoria semakin dekat. Draco sering tersenyum saat berbicara dengan Astoria, dan itu membuat Vanesha merasa sedikit... aneh.

•••

Malam yang dingin di Menara Astronomi dihabiskan oleh Vanesha yang duduk sendirian, menyaksikan salju perlahan turun.

Ia masih teringat pada latihan dansa bersama Draco tadi siang di common room Slytherin. Itu terasa... hangat.

Aneh memang, karena selama tiga tahun terakhir, Draco hampir tidak pernah menunjukkan sikap baik padanya. Bahkan berbicara pun jarang. Namun, sejak kejadian di kereta dengan Dementor, Vanesha merasa itu adalah titik balik yang membawa kedekatan mereka.

Namun, Vanesha tidak sepenuhnya mengerti apa yang Draco pikirkan. Terkadang dia terlihat memujinya, namun di lain waktu, Draco malah menjauh.

"Kau tahu di sini dingin, kan?" suara Draco terdengar, dan Vanesha menoleh untuk melihatnya.

"Apa?" tanya Vanesha, tanpa mengalihkan pandangannya dari langit yang gelap.

"Apa kau sedang meratapi nasibmu karena tidak ada yang mengajakmu menjadi pasanganmu?" tanya Draco, dengan nada ledekan.

"Tidak. Higgs sudah mengajakku waktu kita jalan-jalan di Hogsmeade," jawab Vanesha, dan Draco langsung mengerutkan keningnya.

"Dan kamu bilang iya?" tanya Draco, dengan nada tak sabar.

Vanesha menggelengkan kepala. "Aku belum menjawabnya. Bagaimana denganmu?"

Draco terdiam sejenak, lalu menjawab, "Aku akan pergi dengan gadis dari Beauxbatons."

Vanesha terkejut, "Aku kira kau akan pergi dengan Astoria?" tanyanya, mengingat percakapan mereka saat makan malam.

"Astoria? Tidak. Dia sudah diajak orang lain," jawab Draco, sambil mengalihkan pandangannya.

"Oh, jadi kalau belum ada yang mengajak, kau akan mengajak Astoria, begitu?" tanya Vanesha, masih penasaran.

"Entahlah, Van," jawab Draco, dengan nada yang tak jelas. Sementara itu, dalam hatinya, dia bertanya-tanya kenapa dia tidak langsung mengajak Vanesha dan malah memilih gadis dari sekolah lain.

Perasaan yang labil bisa mempermainkanmu, Draco.


•••

Gimana sejauh ini guys ceritanyaaa? Mau tau dong pendapatnya 👁👄👁

amortentia (ft. draco malfoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang