43. They're Happy For A While

2.5K 358 8
                                    

Time Mark :
Harry Potter and the Deathly Hallows Pt. 2

Warn⚠ :
Slightly mature

•••

Vanesha menarik tangan Draco untuk menuju ke gerbang depan. Vanesha hendak mengendalikan pikiran beberapa troll disana.

"Vanesha, apa yang mau kau lakukan?" tanya Draco ketakutan melihat banyaknya Pelahap Maut di sekitar mereka sambil melawan tentunya.

Vanesha tidak menjawab, dia fokus pada pikirannya yang berusaha mengendalikan dua troll disana.

Sepertinya berhasil karena dua troll itu melihat kearah Vanesha, "Pergi dan berperanglah untuk Hogwarts!" seru Vanesha dan dua troll itu berbalik badan dan menyerang Pelahap Maut.

Draco menganga kaget, "Kau? Kemampuanmu meningkat?" tanyanya.

Vanesha mengangguk. Dia sedikit pusing karena terlalu fokus mengendalikan pikiran dua troll sekaligus. Kemudian ada Harry, Ron, dan Hermione yang hampir terkena serangan Pelahap Maut.

"Berhati-hatilah, Van," ujar Harry sebelum pergi keluar gerbang dengan dua temannya.

Draco menarik tangan Vanesha menjauh darisana, "Kita bertempur di dalam kastil saja. Lebih aman daripada harus diluar," ujarnya.

Vanesha hanya menurut. Beberapa kali mereka menyerang Pelahap Maut yang hendak merapalkan mantra pada mereka. Draco dengan tongkat ibunya yang dia bawa sedaritadi di saku celananya dan Vanesha dengan tangan kosong.

Hingga mereka bertemu dengan seorang wanita berambut pirang yang sedang merapalkan mantra Cruciatus. Vanesha melepas gandengan tangannya dengan Draco dan berlari memeluk wanita tersebut.

"Mom,"

Wanita itu, Valencia, menoleh pada anaknya dan membalas pelukannya, "Vanesha sayangku!" serunya kemudian melihat wajah Vanesha, "Kau baik-baik saja, nak?" tanyanya.

Vanesha menatap kedua mata ibunya dan mengangguk, "Aku mencemaskanmu dan juga daddy, kalian baik-baik saja bukan?"

"Kami baik-baik saja, your dad is fighting with Kingsley out there," jawab Valencia kemudian menatap Draco, "Oh, Draco. Kau baik-baik juga kan?" tanyanya.

Draco mengangguk, "Aku baik-baik saja, bibi."

Vanesha kemudian melepas pelukan ibunya, "Aku akan berperang dengan Draco dari sisi kastil yang lain,"

"Jaga diri kalian, okay?"

Keduanya mengangguk dan meninggalkan Valencia berperang disana. Mereka berdua kembali berjalan menyusuri kastil sambil melakukan perlawanan. Hingga mereka terhenti karena suara Voldemort terdengar kembali.

"Kalian telah bertarung dengan gagah berani, tapi sia-sia. Aku tak menginginkan ini. Setiap tetes darah sihir yang ditumpahkan adalah kesia-siaan. Karena itu, kuperintahkan pasukanku untuk mundur. Dalam ketiadaan mereka, perlakukan yang tewas secara bermartabat."

"Harry Potter, kini aku berbicara langsung padamu. Di malam ini, kau telah membiarkan teman-temanmu mati untukmu daripada menghadapiku sendiri. Tak ada aib yang lebih besar. Temui aku di Hutan Terlarang dan hadapi takdirmu. Jika kau tak melakukannya, aku akan membunuh setiap pria, wanita, dan anak terakhir yang berusaha menyembunyikanmu dariku."

Draco hampir pergi dengan wajah yang terpaksa, tapi Vanesha menahan tangannya, "Tetaplah disini denganku,"

Sejenak, Draco memikirkan apa jadinya jika ia tetap berada disini sementara kedua orangtuanya kembali dan berkumpul dengan Pelahap Maut yang lain di Hutan Terlarang

Apakah mereka akan disalahkan karena dirinya tidak ikut ada disana?

Vanesha bisa mengerti isi pikiran Draco karena Occlumency miliknya yang melemah.

The girl turned to kissing the blonde haired boy who recently became her lover. She put her hands around Draco's neck.

The less distance between them, the deeper their kiss. Draco hugged Vanesha's waist. He feels the calm Vanesha gives through this kiss. Time seemed to stop spinning in their world.

"Tenanglah, okay?" ujar Vanesha setelah kaitan antara mereka terlepas.

Draco tersenyum sambil tetap menatap kedua mata abu-abu milik Vanesha, "Aku akan disini,"

Mereka kemudian bergandengan tangan, hendak berjalan menuju Great Hall. Tapi, langkah mereka terhenti saat Vanesha melihat seorang gadis yang terlihat melambaikan tangannya dalam keadaan lemas di satu lorong.

Vanesha menghampiri gadis itu tanpa ditemani Draco, "Astaga! Greengrass?!" pekiknya saat melihat siapa gadis itu.

Astoria Greengrass terduduk lemas dengan kakinya yang robek, "Aku mohon, tolong aku.." lirihnya.

Vanesha segera merapalkan mantra penyembuh untuk menutup luka robek dan menghentikan perdarahan di kaki Astoria, "Vulnera Sanentur," ujarnya beberapa kali.

Astoria melotot kaget saat Vanesha menyembuhkannya tanpa menggunakan tongkat sihir, "Bagaimana kau bisa melakukan itu?" tanyanya.

"Hanya sebuah anugerah," jawab Vanesha kemudian menoleh dan memanggil kekasihnya, "Draco! Kemarilah bantu aku!"

Draco menghampiri Vanesha dan ia juga terkejut melihat keadaan Astoria, "Kemana Daphne?" tanyanya.

"Entahlah, aku berpisah dengannya," jawab Astoria.

"Draco, bantu aku membopong Greengrass ke Great Hall. Dia harus diobati lagi oleh Madam Pomfrey," ujar Vanesha sambil mengalungkan tangan kiri Astoria ke bahunya, begitu juga Draco sebaliknya.

Mereka berdua berjalan menyeimbangi langkah Astoria yang tertatih. Ketika sampai di Great Hall, semua pasang mata menatap ketiganya, lebih tepatnya ke Draco.

Vanesha mendengar isi kepala mereka seperti menanyakan, 'Kenapa pengkhianat itu ada disini?'

Vanesha menghela napasnya kasar, "Berhentilah berprasangka buruk pada Draco atau kuserahkan kalian kepada Dementor!" serunya kemudian memberikan Astoria pada Madam Pomfrey.

Sebelum benar-benar pergi, Astoria sedikit berbisik pada Vanesha, "Kalian pasangan yang cocok dan terimakasih sudah membantuku,"

Vanesha tersenyum dan menarik Draco dari sana. Mereka memilih untuk menenangkan diri sisi lain kastil. Vanesha menyingsing kemeja Draco, "Oh lihatlah luka ini.." ujarnya.

Draco tertawa, "Itu tidak sakit,"

Vanesha cemberut, "Tapi tetap saja ini harus diobati tau! Episkey!" ujarnya dan luka di tangan Draco perlahan hilang.

Draco tidak bisa menahan senyumnya, dia sangat sangat sangat bersyukur masih bisa bahagia karena ada Vanesha disini.

Draco mengenggam tangan Vanesha dan menciumnya beberapa kali, "I am the happiest person in the world for having you, Van."

•••

amortentia (ft. draco malfoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang