3. The Encounter

7.5K 696 11
                                    

Time Mark :
Third Year

•••

Hari ini adalah hari di mana semua siswa Hogwarts kembali ke sekolah. Vanesha sempat bertegur sapa dengan Hermione sebelum akhirnya dia masuk ke gerbong asramanya.

"Need some help, Black?"

Vanesha menoleh dan mendapati Blaise Zabini di sebelahnya. "Hey, Zabini. Yes, please."

Dengan senang hati, Blaise membantu Vanesha menaruh kopernya di rak atas sebelum pergi dengan senyuman.

Vanesha duduk di dekat jendela, dan Victoria Fawley, teman sekamar Vanesha, bertanya, "Apa hanya aku yang merasakan aura Slytherin akhir-akhir ini agak hangat?"

"Entahlah, Vic. Aku masih merasakan aneh," jawab Vanesha.

Selama perjalanan, Vanesha sudah menyiapkan telinganya untuk mendengarkan cerita liburan Victoria yang sangat panjang. Ya, dia adalah gadis yang banyak bicara.

"Vic, aku harus ke kamar mandi," ujar Vanesha, menahan kantuk karena cerita Victoria yang tiada henti, sebelum beranjak dari duduknya.

Saat berjalan menuju kamar mandi, Vanesha menangkap kedua mata Draco yang menatapnya tajam. "Menyebalkan," pikirnya.

Tiba-tiba, kereta berhenti mendadak, dan Vanesha terjatuh ke lantai. Kejadian ini membuat Draco dan beberapa temannya tertawa melihatnya.

"What are you doing down there, Black? Mengepel?" tanya Draco dengan nada menghina.

Vanesha berdiri dan membenarkan rambutnya. "Shut up, Malfoy."

Tepat setelah Vanesha menutup mulutnya, lampu di kereta berkedip nyala dan mati sebelum akhirnya benar-benar padam. Suasana menjadi lebih dingin dari sebelumnya.

"Goyle, kacanya membeku!" seru Crabbe sambil menunjuk kaca yang ada di samping Goyle.

Vanesha melihat wajah ketakutan beberapa siswa di depannya, termasuk Draco, tetapi dia juga tidak berani menoleh ke belakang.

Vanesha berharap seseorang akan menariknya untuk duduk karena kakinya terasa lemas.

"Ouch!" pekik Vanesha.

Tangan Draco menariknya untuk duduk di sebelahnya. Barulah dia menyadari apa yang menunggunya di belakang.

Dementor.

Vanesha tahu bahwa pamannya, Sirius Black, sedang menjadi buronan karena berhasil kabur dari penjara Azkaban. Namun, ia tidak mengira bahwa Dementor akan menggeledah seisi Hogwarts Express.

Setelah kepergian Dementor, Vanesha segera beranjak dan kembali ke tempat duduknya.

"Bloody hell, Van! Kau tadi duduk di mana?!" tanya Victoria yang panik.

"Tanganku tiba-tiba ditarik Malfoy," jawab Vanesha.

"Apa???!"

"Shut up, Vic."

•••

Dumbledore memberikan beberapa kata sambutan dan memperkenalkan guru baru untuk mata pelajaran Defense Against Dark Arts, Profesor Lupin.

Riuh tepuk tangan menyambut Lupin, dan kemudian Vanesha mendengar suara Draco yang memanggil Harry beberapa kali.

"Potter! Potter!!"

Harry dan Ron menoleh ke belakang. "Benarkah kau pingsan? I mean, you actually fainted?" tanya Draco.

"Shut up, Malfoy," ujar Ron, membalikkan badan Harry.

Sebelum itu, Harry dan Vanesha saling bertatapan. Mereka masih bisa disebut sebagai saudara jauh, meski tidak sedarah.

Mungkin Harry mengira bahwa Vanesha mengetahui sesuatu tentang lolosnya Sirius Black, karena tatapan Harry sangat tajam ke arah Vanesha.

Draco, yang menyadari pandangan Harry bukan tertuju padanya, mengikuti arah pandang Harry.

"Black, huh?" gumam Draco.

•••

Setelah makan malam, para siswa langsung diminta kembali ke asrama masing-masing, tak terkecuali Slytherin.

Sesampainya di ruang Slytherin, Vanesha langsung pergi menuju kamarnya, meskipun teman-temannya tengah berbincang di sana, termasuk Victoria.

Vanesha merebahkan tubuhnya di kasur dan menghela napas dalam-dalam. Kenangan tentang kejadian di kereta dan di Great Hall masih terbayang jelas dalam benaknya: jatuh, ditertawakan, ada Dementor di belakangnya, tangannya ditarik Draco, dan tatapan tajam dari Harry.

"Hey, Black!"

Vanesha bangun dan mendengus mendengar Pansy meneriaki namanya. Mau tidak mau, ia membuka pintu kamarnya dan mendapati Pansy di sana bersama beberapa gadis lainnya.

"Happy?" tanya Pansy dengan nada mengejek.

Vanesha mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu?"

Pansy mendekat, "Puas kau? Diselamatkan Draco dari Dementor yang ada di belakangmu? Huh, kalau saja Draco tidak menarik tanganmu, mungkin kau sudah mati terkena Dementor's Kiss!"

Vanesha tersenyum miris. "Tentang apa semua ini? Kalian iri denganku karena diselamatkan Malfoy? Such a shame."

"Hey, ada apa ini?” tanya Blaise, diikuti oleh Draco dan Goyle.

Syukurlah ada mereka; kehadiran mereka membuat Vanesha bisa menghindari perdebatan dengan Pansy.

Dari balik pintu, Vanesha bisa mendengar Draco bertanya pada Pansy.

"Pansy, what happened?"

"Nothing, Draco. Just wanted to have some talk with Black, but she's not very friendly, I thought."

Omong kosong.


•••

amortentia (ft. draco malfoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang