44. It's Over

3K 360 5
                                    

Time Mark :
Harry Potter and the Deathly Hallows Pt. 2

Warn⚠ :
Long chapter.

•••

Hari menjelang pagi, mereka semua masih menunggu kedatangan Harry kembali ke Hogwarts dengan keadaan selamat.

Termasuk Vanesha dan Draco yang memilih untuk beristirahat di tangga utama dari semalam.

Tak lama setelah itu, semua orang berbondong-bondong pergi keluar kastil karena melihat rombongan Voldemort dan pengikutnya datang ke Hogwarts dengan Hagrid sebagai tawanan mereka.

Oh, Hagrid menggendong seseorang.

Vanesha dan Draco berdiri agak jauh, di susunan tangga. Vanesha satu tingkat dibawah Draco. Mereka berdua tetap mengenggam tangan masing-masing. 

"Harry Potter is dead!!" seru Voldemort.

Ginny langsung berteriak histeris saat mendengar nama kekasihnya mati. "Stupid girl! Harry Potter is dead," ujar Voldemort pada Ginny.

"Mulai hari ini, serahkan keyakinan kalian kepadaku," sambung Voldemort. Kemudian ia berbalik badan dan berseru kembali kepada pengikutnya, "Harry Potter is dead!!!"

Semua Pelahap Maut tertawa dengan senang dan puas karena ucapan pemimpin mereka. Draco dan Vanesha bisa mendengar jelas suara tawa Bellatrix yang nyaring. 

"Sekarang adalah saatnya untuk menyatakan diri kalian. Majulan dan bergabung dengan kami atau mati," ujar Voldemort.

Hening.

Kemudian suara Lucius mengundang atensi semua orang, "Draco."

Draco tidak ingin beranjak dari sana. Vanesha menoleh padanya dan menggelengkan kepalanya beberapa kali serta mengeratkan genggaman tangannya.

"Draco, come.." 

Suara Narcissa yang membuat Draco akhirnya terpaksa melepas genggaman tangan Vanesha dan berjalan lurus ke depan tanpa menatap Vanesha, menuju kedua orangtuanya. Langkahnya disambut pelukan oleh Voldemort.

"Apa kau tidak mengajak kekasihmu sekalian, Draco sayang?" tanya Bellatrix menginterupsi.

Draco hanya menatap sinis kepada bibinya dan berjalan kearah ibunya. Ia tidak mau Vanesha terseret lebih jauh dalam hal ini. Sudah cukup, Vanesha sudah cukup sering mengetahui kelemahan Draco.

Kemudian Neville maju dengan kaki yang pincang. Voldemort mengira dia akan menyerahkan keyakinannya, tapi tidak. "Aku ingin mengatakan sesuatu," ujar Neville.

"Well, Neville. Aku yakin kami semua akan senang mendengar perkataanmu," ujar Voldemort.

"Tidak ada bedanya Harry sudah mati," ujar Neville yang dipotong oleh Seamus, "Hentikan, Neville!"

"People die everyday. Teman, keluarga. Ya, kita kehilangan Harry. Tapi dia masih bersama kita, di dalam hati. Begitu juga dengan Fred dan Remus, Tonks, mereka semua. Mereka tak mati sia-sia," ujarnya kemudian berbalik menoleh Voldemort, "Tapi kau akan mati sia-sia. Karena kau salah! Jantung Harry berdetak untuk kami semua. This is not over!"

Neville mengeluarkan pedang Godric Gryffindor dari dalam topi Gryffindor. Bersamaan dengan itu, Harry menjatuhkan badannya dari gendongan Hagrid.

Draco langsung berlari dan melempar tongkatnya pada Harry, "Potter!"

Harry menangkap tongkat Draco, "Confringo!" serunya menyerang Nagini kemudian berlari menghindari Voldemort.

Disaat Voldemort sibuk menyerang Harry, beberapa Pelahap Maut menggunakan kesempatan ini untuk melarikan diri. Bellatrix berteriak agar mereka kembali dan berperang. Voldemort tidak peduli lagi, ia hanya peduli dengan Harry.

amortentia (ft. draco malfoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang