Chapter 4 : A Mother's Feelings

312 37 5
                                    

Ibu adalah segalanya. Dia adalah penghibur kita dalam kesedihan, harapan kita dalam penderitaan, dan kekuatan kita dalam kelemahan. Dia adalah sumber cinta, belas kasihan, simpati, dan pengampunan. Dia yang kehilangan ibunya, kehilangan jiwa murni yang memberkati dan menjaganya terus-menerus.
-Kahlil Gibran-

🎐🎐🎐

Setelah kekacuan yang memancing tak sedikit kepanikan di seantero sekolah, Yoongi langsung diantar pihak sekolah menuju kerumah sakit. Sedang si penyebab Yoongi dalam keadaan sedemikian menghawatirkan, segera ditindak tak lama setelahnya.

Sementara itu Seokjin memandang miris tas Yoongi yang tertinggal begitu saja. Seperti seonggok masa lalu yang jika tertinggal, biasanya akan segera terlupa. Tapi tidak mungkin juga memperdulikan tas ketika si pemilik keadaannya jauh lebih penting untuk diutamakan. Tas yang malang.

Jadi disinilah akhirnya Seokjin berakhir. Berdiri tepat didepan sebuah rumah sakit sambil menenteng tas milik Yoongi. Dengan murni keinginan sendiri, Seokjin kini terlanjur berada disini.

Setelah mendapat sebuah dorongan rasa yang membuatnya pergi ke ruang guru selepas pulang sekolah hanya untuk bertanya dimana rumah sakit tempat Min Yoongi dirawat.

"Aku tau rumah sakit tempatnya dirawat tapi aku tidak tau ruangannya"

Seokjin bergumam kecil. Merutuki kebodohan serta dorongan rasa aneh yang akhirnya membuat dirinya berakhir  dirumah sakit ini.

Kenapa juga harus dirinya sendiri yang mengembalikan. Padahal bisa saja ia titipkan tas itu kepihak guru lalu masalah pun selesai. Dan sekarang Seokjin sepenuhnya menyesal.

Seokjin masih menimang-nimang apakah perlu ia bertanya pada resepsionis. Atau justru pulang saja lalu menyerahkan tas itu pada guru esok harinya.

Dijeda waktunya berpikir tiba-tiba Seokjin merasakan sebuah getaran dari dalam tas Yoongi. Sedikit merasa tak enak, dengan terpaksa Seokjin harus membuka tas tersebut. Lalu dilihatnyalah sebuah handphone bergetar yang sedang menampilkan keterangan panggilan masuk.

Karena nama yang tertera dalam panggilan adalah Eomma. Dengan cepat Seokjin mengangkat panggilan itu tanpa berpikir panjang.

"Halo"

'Ah apakah ini wali kelas Yoongi?'

"Ah itu saya...saya Kim Seokjin temannya Yoongi. Saya yang membawa tas Yoongi untuk dikembalikan. Saya sudah berada dirumah sakit tapi saya tidak tau dimana ruangan Yoongi"

'Wah Syukurlah kalau begitu, Seokjin kau tunggu saja disana nanti bibi akan datang menjemputmu'

"Ah ya baik bi"

Setelah percakapan berakhir sambungan telepon pun terputus. Seokjin lalu kembali memasukkan handphone Yoongi kedalam tasnya. Enggan dikira lancang karena memegang benda privasi milik orang lain.

Singkat cerita Ibu Yoongi benar-benar datang menjemput Seokjin dilantai dasar. Awalnya setelah bertemu Seokjin hanya akan memberikan tas beserta sekantung Strawberry yang sempat ia beli lalu pulang. Tapi Ibu Yoongi justru memaksa Seokjin untuk ikut bersama keruangan Yoongi.

Tak enak menolak Seokjin pun mengangguk patuh dan ikut melangkah bersama Ibu Yoongi. Dalam diri ingin pergi tapi setelah itu ia malah takut akan melunturkan senyum manis dari Ibu Yoongi.

"Nah Seokjin kita sudah sampai. Kau masuklah kedalam, berikan ini padanya langsung. Bibi rasa ia pasti akan senang"

Seokjin hanya mengangguk paham dan segera masuk keruangan Yoongi. Sementara Ibu Yoongi memilih untuk tinggal diluar. Di dalam ruangan, Seokjin sendiri dapat melihat Yoongi yang sedang berbaring memunggunginya.

A Thousand PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang