Chapter 13 : Con Dolore

155 21 3
                                    

"He very close to his family members experiences fear and sadness because the root of all sorrow is closeness. So one has to put aside closeness to be happy"
-Unknown-

🎐🎐🎐

Seokjin membenci Yoongi, bagaimana mungkin anak itu dengan seenak hatinya meninggalkan ia berdua bersama Jungkook. Beralibi ingin pergi membeli beberapa minuman lalu menghilang begitu saja. Suasana canggung kentara jelas mendominasi diantara Seokjin dan Jungkook. Terlebih Jungkook yang terlihat lebih diam dari sebelumnya. Setelah beberapa waktu berkeliling bersama Yoongi anak itu tiba-tiba menjadi begitu pendiam. Seperti bukan Jungkook yang ia temui sebelumnya.

Duduk bersebelahan di sebuah ayunan yang ada di taman kota. Mereka tak sama-sama berinisiatif untuk sekedar membuka pembicaraan satu sama lain. Sesekali Seokjin mendapati jika Jungkook meliriknya diam-diam lalu ketika tertangkap basah ia akan cepat-cepat membuang muka atau menggaruk kepalanya canggung.

Seokjin bingung kenapa anak ini tiba-tiba menjadi pendiam. Padahal beberapa jam lalu ia begitu terlihat senang ketika diajak kesana-kemari oleh Yoongi. Berulang kali tertangkap sedang melihat dirinya. Seokjin pun jadi semakin penasaran kenapa Jungkook terus melakukan hal itu, lantas akhirnya berinisiatif untuk memecah keheningan yang sedari tadi melingkupi mereka berdua.

"Apa ada yang ingin kau bicarakan ?" ujar Seokjin.

Jungkook tampak terkejut dan salah tingkah. Tidak segera menjawab justru menjadi lebih canggung.

"Ti...tidak ada"

"Kau yakin ? Dari tadi kau terus memperhatikan hyung. Jika ada yang ingin dibicarakan katakan saja"

"Ah itu sebenarnya aku mau berterima kasih pada hyung karena tadi sudah menolongku"

"Kau sudah mengatakannya tadi, kenapa diulangi lagi"

Jungkook tertawa canggung. "Tidak apa-apa, aku hanya ingin berterima kasih dengan sungguh-sungguh karena hyung telah menolongku"

"Sudah lupakan"

"Kita sudah lama duduk disini tapi aku belum tahu nama lengkap Hyung sementara aku tahu nama Yoongi hyung dengan baik"

"Kim Seokjin"

"Ah ternyata Hyung punya nama marga yang sama denganku. Bisa saja kita itu ternyata saudara jauh"

Seokjin hanya melihat sekilas, agaknya terkejut tapi tetap berusaha menyembunyikan keterkejutan.

"Hyung kau tahu, Hyung mirip sekali seperti Ayahku"

Seokjin yang sebelumnya tak terlalu mengikuti alur pembicaraan tiba-tiba dibuat sangat terkejut sebab Jungkook yang menyebut kata Ayah. Sial Seokjin harusnya tidak terlalu tertarik, tapi entah kenapa di satu sisi ia juga ingin mengetahui sedikitnya tentang Ayah dari sisi pandang Jungkook. Akan jadi pria seperti apa ia dimata anak yang begitu ia sayangi ini.

"Ayah ?"

Jungkook mengangguk semangat.

"Sepertinya kau dekat sekali dengan Ayahmu"

"Ya, aku selalu menceritakan segala hal pada Ayah. Hubungan yang tidak ada rahasia ?"

Dada Seokjin seketika berdesir nyeri. Hubungan yang tidak ada rahasia. Pria itu hebat sekali menyembunyikan semuanya hingga Jungkook tidak sama sekali tahu mengenai masa lalu milik Ayahnya. Hebat sekali ia menipu. Hebat sekali ia berbohong. Lantas dia anggap apa Seokjin dan Ibu. Pria itu bukan Ayahnya, pria itu adalah bajingan.

"Bagaimana dengan Hyung ?"

"Aku tidak punya Ayah"

"Ah benarkah" ucap Jungkook terkejut. Tapi anehnya Seokjin menangkap sebuah raut tak percaya selain raut yang memperlihatkan rasa tak enak hati.

"Maaf karena telah membicarakan mengenai Ayah"

Seokjin hanya diam, seharusnya sejak awal ia tahu resiko apa yang akan ia tanggung jika ingin kembali berurusan dengan masa lalu. Dirinya sakit tapi ia hanya memilih diam. Sementara Jungkook terlihat merasa bersalah.

"Hyung apakah benar kalau..."

'PLAKKK !!!'

Belum sempat Jungkook menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba sesosok pria datang dan langsung menampar pipi Seokjin hingga tubuh itu jatuh tersungkur ke rerumputan.

"AYAH !!!!" teriak Jungkook panik.

"Kamu yang lebih dewasa apa yang kamu lakukan dengan membawa anak yang lebih kecil darimu ini !!! Apa kau seorang berandal di sekolah. Bagaimana orang tua mu mendidik anaknya, mereka benar-benar tidak becus" teriak pria itu memaki.

Seokjin hanya terdiam meremat kencang rerumputan disela-sela jemarinya. Menahan begitu banyak luapan emosi yang tak terungkap. Pria itu setelah sekian lama tidak bertemu, kesan pertama yang ia berikan ternyata seburuk ini. Pria itu sosok yang Jungkook panggil Ayah, Seokjin sangat membencinya.

"Ayah apa yang Ayah lakukan ! Bukan seperti itu..."

"Jungkook minggirlah"

Sementara di lain tempat Yoongi yang baru saja kembali dari membeli minuman terlihat terkejut mendapati keributan yang terjadi. Dirinya lantas berlari menjatuhkan semua minumannya dan bergegas menolong Seokjin. Tanpa pikir panjang Yoongi datang dan langsung memberikan pukulannya tepat di pipi pria itu.

"KENAPA ANDA MENAMPAR SESEORANG TANPA MEMASTIKANNYA TERLEBIH DAHULU !!"

Pria itu tampak terdiam sejenak, memegangi pipinya yang terasa kebas akibat pukulan Yoongi.

"ANAK YANG LEBIH DEWASA ? LALU ANDA ITU APA ? ANDA BAHKAN TIDAK PANTAS MEMPERTANYAKAN BAGAIMANA IA DIDIDIK OLEH ORANG TUANYA" maki Yoongi.

"MEMANGNYA HANYA ANAKMU SAJA YANG BERHARGA !! DIA JUGA ORANG YANG SANGAT BERHARGA !!!"

Keributan yang terjadi akhirnya mengundang sekumpulan orang. Beberapa diantaranya berbisik dan mengabadikan momen pertengkaran antara anak SMA dan seorang pria dewasa. Yoongi cepat membantu Seokjin untuk berdiri. Menariknya untuk bersembunyi di belakang tubuhnya yang tak lebih tinggi dari Seokjin.

"Apa yang barusan kamu lakukan... Kamu murid di SMA mana ?"

"Ayah sendiri apa yang Ayah lakukan ?" seru Jungkook sambil menahan lengan Ayahnya.

"Jungkook kamu diam saja !"

"Seokjin Hyung, dia menyelamatkanku saat aku hampir kecelakaan !"

"Apa ?"

"AKU BILANG SEOKJIN HYUNG... AKU BILANG SEOKJIN HYUNG!!!" teriak Jungkook.

Pria itu kembali terdiam.

"Seokjin ? Jangan-jangan..."

Yoongi yang tak memberikan waktu untuk pria itu berpikir. Lekas menarik pergelangan tangan Seokjin dan berlari meninggalkan tempat itu secepatnya. Yoongi ingin membawa Seokjin jauh sangat jauh sampai ia tidak perlu berurusan kembali dengan pria bajingan yang terikat darah itu.


























Hai,
Aku up dua kali hehehe
Semoga masih ada yang suka sama cerita ini 😂
Maaf kalo misal banyak typo bertebaran

Salam
Mikrokosmos0412 😺

A Thousand PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang