"Hatred ever kills, love never dies. Such is the vast difference between the two. What is obtained by love is retained for all time. What is obtained by hatred proves a burden in reality for it increases hatred."
-MG-
🎐🎐🎐
Seokjin tidak mengetahui dengan pasti apa yang dirinya pikirkan sebelumnya, sehingga kini harus mendapati diri membolos dari sekolah bersama dengan Min Yoongi. Diingat-ingat kembali semuanya terjadi hanya karena Yoongi memaksanya untuk bertemu seseorang. Sialnya perihal waktu, anak itu memang tidak tahu tempat dan lebih ke arah tidak tahu diri.
Sekarang dirinya lebih mencemaskan kelakukannya yang membolos dari sekolah ketimbang urusannya berkaitan dengan orang yang ingin mereka temui. Yoongi terus saja memaksa padahal ia bersikeras tidak ingin berurusan dengan orang ini. Apa lagi mungkin akan banyak perasaan kurang enak yang terafeksikan jika halnya Seokjin harus menemuinya sekarang. Sejujurnya mungkin hanya dirinya yang belum siap.
Seokjin sebenarnya enggan bertemu. Takut luka lama yang telah ia pendam akan terasa sakit kembali. Sebab orang yang akan mereka temui merupakan masa lalu yang menyakiti Seokjin hingga kini. Alasan mengapa ia harus kehilangan semua yang pernah ia miliki. Alasan mengapa ia juga harus kehilangan keutuhan keluarganya. Dan orang yang akan mereka temui ialah anak dari Ayahnya atau bisa dikatakan adik kandungnya.
"Yak!!! Seokjin jalanmu lamban sekali. Kalau tidak cepat kita mungkin tidak bisa menemui adikmu Jung ah siapa namanya tadi ? Jung...Jungkook, iya benar kan ?" Seru Yoongi sembari melangkahkan kakinya lebih cepat.
"Tidak bisakah kita batalkan saja. Aku berubah pikiran, kita jangan menemuinya. Kita kembali sekarang" ungkap Seokjin.
Yoongi melempar tatapan tak suka. Seolah menentang keinginan Seokjin dengan tegas. Yoongi ini tipikal orang yang gigih, ketika ia sudah berencana setidaknya rencana itu harus tetap terlaksana meski harus gagal sekalipun. Dan dia benci kata menyerah.
"Bukankah sebelumnya kau bilang ingin balas dendam ? Bukankah kita sudah sepakat ? Jangan merubah pikiran disaat kita bahkan hampir menemuinya sekarang. Kau ragu atau sebenarnya takut, katakan"
"Dia mungkin tidak bersalah, aku hanya berpikir begitu. Dia bahkan tak pernah mengetahui seburuk apa Ayahnya. Aku rasa dia tak ada hubungannya dengan masalahku dan pria itu"
Yoongi geram bukan main lantas mencengkram erat bahu Seokjin dengan kedua tangannya.
"Sadar Seokjin, kau bilang anak ini ah atau lebih tepat adikmu ini tidak ada hubungannya dengan masalahmu. Kau bercanda, dia lah penyebab semua yang terjadi padamu. Balas dendam tidak harus membuat anak itu luka fisik. Setidaknya kau bisa memberitahunya masalah Ayahmu itu kepadanya. Percaya atau tidak percaya"
"Aku tidak yakin"
"Jangan bodoh, siapa yang bilang padaku ingin melakukan balas dendam. Aku tak tahu apa yang kau pikirkan, tapi apakah kau ingin tetap menderita sendirian. Setidaknya kau bisa memberikan Ayahmu itu sedikit rasa sakit yang sama"
"Aku tidak yakin. Aku tidak tahu apakah ini benar-benar yang aku inginkan. Aku tidak ingin memberi rasa sakit pada orang yang seharusnya tidak terlibat" ungkap Seokjin ragu.
"Kau ragu ? Katakan kau ragu ? "
Seokjin terdiam, menenggelamkan pikirannya ditengah lautan dilema sehingga belum dapat menentukan sikap. Memilih menunduk untuk menghindari tatapan Yoongi yang tak pernah lepas memperhatikan dirinya.
"Jika tidak untukmu, lakukanlah demi Ibumu" Yoongi melepas kasar cengkraman pada bahu Seokjin.
Suasana berubah sedikit lebih hening dan canggung sekarang. Usai perdebatan kecil yang terjadi antara dua orang yang nampak sama tapi nyatanya tak pernah sejalan. Yoongi anak yang benar-benar bisa menjadi jahat demi balas dendam dan Seokjin yang bahkan tidak pernah bisa jahat meski kerap kali tersakiti. Mereka berbeda tapi selalu ada cela untuk dapat membuatnya tetap dekat.
"Berhenti menghina Ibuku, ku bilang berhenti"
Suara gaduh yang tak sengaja terdengar agaknya mengusik keheningan yang tadinya nampak bertahan diantara Seokjin dan Yoongi. Dipanggil rasa penasaran mereka berdua pun berinisiatif untuk melihat perihal apa yang sebenarnya tengah terjadi. Usut punya usut ternyata yang tengah terjadi ialah perkelahian antar siswa Sekolah Dasar.
Beberapa dari mereka berkumpul dan nampak membuli satu orang bersama-sama. Sesekali terlihat mendorong dan menarik baju anak yang menjadi sasaran. Tapi anak itu juga tidak diam saja, beberapa kali mendorong balik dan berusaha membela dirinya.
"Sudah aku bilang kamu itu jangan banyak tingkah. Kamu itu berbeda dengan kita. Ibumu itu orang aneh !! "
"Ibuku tidak begitu"
"Kamu itu beda, nanti kami ketularan bak...."
BRAK !!!
"CUKUP MAIN-MAINYA, SEKARANG BISA BICARA DENGAN HYUNG SEBENTAR ? " teriak Yoongi dengan lantang sambil berjalan menghampiri gerombolan anak-anak itu sehabis menendang tempat sampah dengan kasar.
Yoongi tidak mau ikut campur pada awalnya, tapi ia sungguh tidak menyukai hal seperti itu langsung terjadi di depan mata. Yoongi geram mengingat semua perilaku tidak menyenangkan yang sudah ia saksikan. Jadi sekarang setidaknya ia ingin terlebih dulu memberi pelajaran berarti untuk anak-anak itu.
Hai,
Selamat membaca, maaf jika typo bertebaran dimana-mana.
😺
KAMU SEDANG MEMBACA
A Thousand Pieces
FanficSeokjin bukannya tidak ingin merasakan yang namanya bahagia. Tapi jujur saja ia tidak bisa. Bukan karena tidak mampu meraih, melainkan karena ia merasa jika dirinya tak pernah pantas bahagia. Ribuan potong kenangan menyakitkan membawanya pada kenya...