BAGIAN 3 – MCS
"HAHAHA!" tawa melengking yang menyakiti telinga Jennie berasal Irene.
Gadis berkulit putih itu berdiri diambang pintu toilet. Melihat Jennie yang tengah membersihkan toilet hingga berkeringat, rambut lepek dan wajah berminyak adalah kejadian yang langka dan patut ditertawakan.
"Lihatlah, kau seperti ibu-ibu, Jennie-yaaa. Ah kau juga terlihat seperti sedang hamil tua. Baju itu terlalu besar di tubuhmu. Hahaha..." Irene semakin mengeraskan tawanya.
Hanya Irene yang bisa menjatuhkan image seorang Jennie Kim. Harga diri Jennie jatuh karena ejekan Irene. Sedikit kesal, Jennie menyiramkan segayung air ke arah pintu. Rencananya untuk mengusir Irene berhasil.
"Tutup mulutmu, Irene."
"Bagaimana? Masih mau berbuat masalah dengannya?"
"Asal kau tahu ini tidak seberapa. Park Chaeyoung itu tidak ada apa-apanya," ujar Jennie tersenyum geli mengingat raut wajah Chaeyoung yang panik saat di ruangannya.
Jennie mencampak asal gayung dan pel yang ada di tangannya. Ia menyudahkan hukumannya yang belum selesai. Ada sepuluh toilet yang harus ia bersihkan tetapi Jennie baru menyelesaikan satu. Itu juga asal-asalan.
Seorang Jennie Kim mana tahu cara membersihkan toilet yang bersih dan wangi? Hari ini, pertama kalinya telapak tangan Jennie digunakan untuk bersih-bersih, toilet pula. Semua ini karena si ketua osis itu.
"Kau sudah selesai?" tanya Irene bingung melihat Jennie berdiri di sebelahnya sembari mengelap keringat dengan punggung tangannya.
"Aku tidak peduli. Kalau kau mau, kau bisa lanjutkan hukumanku." Jennie terkekeh kecil.
"Enak aja! Aku nggak mau berurusan sama ketua osis. Aku masih mau hidup aman di sekolah ini." Irene bergedik ngeri.
"Aku akan kembali ke kelas," kata Jennie.
Jennie mengambil kedua sisi bawah bajunya, kemudian mengikatnya menjadi menyatu dan simpul hingga menampakkan bagian perutnya yang mulus. Baju yang tadinya kedodoran menjadi lebih modis berkat tangan Jennie.
"Hukumanmu belum selesai. Kau bisa dapat masalah, Jennie."
"Benar. Itu yang ku inginkan, Irene. Mencari masalah untuk bertemu lagi dengan si ketua osis itu." Jennie menaik-turunkan alisnya.
"Astaga, Jennie..." Irene kehabisan cara untuk menasehati Jennie. "Jangan aneh-aneh kalau kau masih mau aman di sekolah ini. Dan, jangan sampai aku terbawa dalam masalahmu. Aku tidak mau!"
"Tenang saja, okay?" Jennie melirik Irene sekilas. Jemarinya sibuk menyisir rambut yang baru saja ia urai.
"Yaa, kau cari mati?! Pusarmu kelihatan! Kau benar-benar gila!" Irene menggeleng pasrah melihat penampilan Jennie yang tak wajar bagi siswi yang masih berada di lingkungan sekolah.
Setelah yakin dengan penampilannya. Jennie melambaikan tangan pada Irene. "Bye, Irene. Sampai jumpa pulang sekolah nanti!" Jennie mengedipkan matanya sebelum memutar badannya.
Irene dan Jennie berada di kelas yang berbeda. Mereka akan bertemu ketika jam istirahat. Melihat kelakuan Jennie yang suka mencari masalah membuat Irene merasa beruntung karena tidak berada di kelas yang sama dengan Jennie.
Bisa-bisa, ia juga kecipratan masalah si Nona Kim itu. Masih mending kalau Irene bisa keciprat sama kekayaan Jennie.
////////////
Chaeyoung baru saja menyelesaikan pelajaran fisika. Mata pelajaran selanjutnya ditunda karena guru yang bersangkutan sedang ada tugas di luar kota. Jadi, kelasnya diberi waktu untuk beristirahat atau istilahnya jam bebas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY COOLDEST SENIOR (CHAENNIE)
FanfictionBerawal dari Jennie Kim yang harus menyembunyikan diri dari Kai yang berstatus sebagai tunangannya, Jennie Kim, siswi sekolah Starlight yang pindah ke sekolah Galaxy karena tak ingin dijodohkan oleh keluarganya. Pertemuannya dengan Park Chaeyoung d...