13. GENGSI

1.8K 293 18
                                    

Sebuah tas Chanal terhempas ke lantai begitu saja. Beberapa detik setelah itu, terlihat dua tangan menengkram sisi atas dinding yang tak terlalu tinggi. Apabila disandingkan dengan tubuh Jennie yang mungil, ia tetap kesulitan untuk menaklukkan tembok ini.

Muncul lah wajah Jennie yang berkeringat dan tampak lelah. Gadis itu tak menyerah, ia hanya fokus pada misinya. Yaitu menghindari hukuman karena ia terlambat datang ke sekolah hari ini.

Jennie menaikkan kakinya dengan sisa tenaga yang ia punya. Bahkan ia tidak sadar kalau seseorang tengah berlipat tangan di dada menatapi aksinya.

Jennie berhasil mendaratkan dirinya ke dalam sekolah lewat tembok belakang. Begitu ia membersihkan rok belakangnya dan berjongkok untuk mengambil tasnya. Jennie menelan salivahnya ketika melihat sepasang sepatu mendekatinya.

"Kau terlambat." Suara itu terdengar dingin.

Jennie menunjukkan cengirannya, hingga kedua pipinya mengembang dan barisan gigi putih rapihnya terlihat.

"Aku tidak terlambat," ujarnya sembari menggeleng.

"Lantas?"

"Sedikit kesiangan,"kekeh Jennie.

Ia sangat ingin bertemu dengan sosok yang ingin ia temui tetapi berita mengatakan bahwa ia sedang menjalani skorsing.

Chaeyoung meraih lengan Jennie tegas. Kemudian menyeretnya meninggalkan belakang sekolah tanpa mengatakan apapun.

Jenni tidak takut, apalagi menyesali kesalahannya. Justru, ia sangat senang karena bisa ketemu dengan sang ketua osis ini.

Raut wajah bahagia menghiasi wajah Jennie saat ia di bawa ke tengah lapangan oleh Chaeyoung yang jelas menjadi pusat perhatian para siswa yang memiliki jam pelajaran di luar kelas. Seperti kelas Lalisa dan Irene.

"Jennie Kim gila, apalagi yang dia lakukan?" Irene bicara pada dirinya sendiri begitu melihat Jennie yang masih mengenakan tas berjalan ke lapangan bersama Chaeyoung.

"Lepaskan tas dan kau lari keliling lapangan ini." Chaeyoung memberikan perintahnya.

Ketika Jennie ingin menyela, Chaeyoung lebih dulu berbicara lagi. "10 kali putaran, tanpa penawaran. Lakukan sekarang atau akan ku tambahkan?"

"Hanya 10 kali? Terlalu mudah untuk seorang Jennie. Baiklah, aku akan melakukannya."

Takut dengan ancamannya, Jennie segera menuruti perintah Chaeyoung. Sebenarnya sepluh putaran sangat menyiksa Jennie yang punya penyakit asma.

Tapi karena ini adalah perintah Chaeyoung, ia harus menyanggupinya.
Jennia mengikat rambutnya hingga ta tersisa lalu merapikannya sejenak. Setelah dirasa sempurna, Jennie mulai berlari.

Gadis itu sama sekali tidak menyadari saat ia sedang ikat rambut, Lalisa tengah memperhatikannya dari jauh sambil tersenyum tipis.

Dari tempatnya, dengan mata yang memicing tajam, Chaeyoung melihat itu. Gadis berambut pirang itu langsung tahu bahwa Lalisa suka pada Jennie.

Kelas Lalisa sedang ada materi bola basket. Lalisa mengiring bola basketnya untuk menghampiri Jennie dan mensejajarkan langkahnya dengan gadis mungil itu.

"Kenapa terlambat?" tanya Lalisa tersenyum pada Jennie.

"Telat bangun. Aku harus olahraga di pagi hari yang cerah ini, Li." Jennie tertawa kecil di tengah napasnya yang tersenggah-senggah.

"Jika lelah, berhenti saja. Jangan terlalu dipaksa. Kau punya asma, Jennie-ya." Lalisa tampak khawatir.

"Berapa putaran?"

MY COOLDEST SENIOR (CHAENNIE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang