9. HURT

2.6K 311 23
                                    

Pria yang mengenakan jas hitam pas di tubuhnya tersenyum bahagia begitu ia tiba di ruang keluarga yang mewah. Mendapati sang putri tengah duduk di sofa dengan penampilan anggunnya.

Dress hitam tanpa lengan, mengekspos sisi pundak kanannya membuat Jennie terlihat cantik, menawan dan memesona. Jennie yang sejak tadi menggulir layar ponselnya bosan, menyadari kehadiran Daddynya, ia menyapanya.

"Daddy,"

"Daddy tahu kau akan berkencan dengan Jong In kan?" Tebaknya.

Entah darimana ayahnya tahu tentang ini, namun Jennie tak peduli karena itu bukanlah sesuatu yang penting. Dan lagi pula, Jennie tidak bodoh untuk mengerti.

Kim Eun Hwan, memiliki banyak informan dan mata-mata terpercaya. Segala hal tentang Jennie bisa diketahuinya dengan mudah.

Terkadang, Jennie merasa tidak punya privasi apapun di keluarga ini. Jennie memang tidak pernah berkencan dengan siapapun, bahkan tidak pernah menyukai seseorang pun sejak kecil.

Jennie tersenyum sembari menganggukkan kepalanya. "Sebentar lagi dia akan datang menjemputku. Kami hanya makan malam di salah satu restoran milik keluarganya," ucap Jennie, terlihat bahagia.

Hal itu tentu juga ikut membuat Eun Hwan senang. Setelah sekian lama ia terus membujuk Jennie dan ditolak berulang-ulang kalinya tapi hari ini, ia melihat keinginan dari Jennie membuka jalan untuk Jong In.

"Selamat menikmati kencan kalian malam ini. Daddy hanya sedikit tidak menyangka kau akan kencan dengannya. Daddy senang sekali. Kencan memang berguna untuk kalian. Saling dekat dan tahu satu sama lain agar saat tunangan nanti tidak canggung."

Lagi-lagi Jennie tersenyum menanggapi Eun Hwan.

Suara klakson mobil terdengar. Jennie bangkit dari duduknya. Ia meraih tas selempang bermereknya dan bersiap.

"Hati-hati di jalan, Jennie." Eun Hwan memutuskan untuk naik ke kamarnya. Perasaannya tentu gembira membayangkan perusahaannya yang akan berkolabarasi dengan KHI Group.

Keuntungan yang akan ia dapatkan setelah dua perusahaan itu bergabung jumlahnya tidak main-main! Kekuasaan dan kekayaannya semakin bertambah banyak. Eun Hwan hanya perlu bersabar sebentar lagi.

****

"

Kau mengajakku makan malam dan kita cuman saling diam? Oh bukan, kau yang diam. Kau bahkan tidak melayani pertanyaan yang ku berikan, Jennie-yaa," cetus Jong In setengah kesal, menghempaskan sendok diatas piringnya.

Jennie menampakkan senyum miringnya. Memandangi Jong In yang duduk tepat di depannya sungguh membuat ia muak dan ingin segera pergi dari sini.

"Jadi, apakah kencan ini menandakan sebuah harapan untukku? Untuk menikahimu setelah lulus nanti?" Jong In menyelinapkan jemarinya ke rambutnya sekilas.

Restoran mewah bertema gelap romantis. Jennie dan Jong In ada di tempat VIP. Alunan musik terdengar lembut menghanyutkan suasana. Kelihatannya, dua remaja itu seperti pasangan yang sempurna.

"Kau terlalu percaya diri. Aku memintamu datang ke sini karena satu hal. Jangan berpikir kencan ini sebagai tanda kalau aku menerimamu. Kau tahu itu tidak akan pernah terjadi," tegas Jennie.

"Aku tidak ingin basa-basi. Sebaiknya kau tuntaskan permasalahan tadi siang. Jelas kau yang bersalah. Hanya karena kau dan keluargamu memiliki kekuasaan lalu kau bisa seenaknya bertindak! Kau hanya akan merugikan orang lain!" Kilat tajam Jennie tak terelakkan.

Jong In memajukan duduknya, tak takut dengan layangan tatapan kilat yang Jennie tujukan kepadanya.

"Aku mengerti. Hahaha," tawa Jong In yang Jennie tidak tahu dimana letak lucunya. "Wanita itu yang membuatmu rela berkencan denganku walau terpaksa kan?"

MY COOLDEST SENIOR (CHAENNIE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang