17. MALAM PERTEMUAN 2

1.8K 253 22
                                    

MCS – 17
-KELANJUTAN MALAM PERTEMUAN-

“Sekarang kita ke mana, Chaeng?”

Jennie menyetir dengan keadaan tak karuan. Tangisannya masih mengalir sejak tadi. Chaeyoung duduk disamping Jennie sangat mengkhawatirkan keadaanya.

“Belok kanan, ke rumahku saja dulu. Ini sudah malam,” ucap Chayoung. “Kau lagi nyetir, tenanglah. Jangan buru-buru. Bahaya!” tegurnya.

“Bagaimana aku bisa tenang? Keadaanmu buat aku tidak bisa tenang! Rasanya aku ingin segera mengobatimu!” sentak Jennie. “Tutup mulutmu dan duduk dengan baik. Kau cukup arahkan saja jalan yang benar!” sambungnya.

“Yaa! Kau berani mengatur senior mu?!” Chaeyoung melotot Jennie.

“Kau hanya senior. Lagipula kalau kau jadi kekasihku, aku juga tetap akan mengaturmu,” jawab Jennie. “Setelah ini belok kemana?”

“Lurus lagi. Masuk ke perumahan lalu berhenti di rumah ke tiga.”

Chaeyoung mengeluarkan sapu tangannya dari saku. Pelan-pelan ia bergerak untuk melap wajah Jennie yang basah dan sembab dengan lembut. Tubuh Chaeyoung yang mencondong dekat pada Jennie juga wajahnya yang hanya berjarak sepuluh centi membuat Jennie harus menahan napasnya.

Seketika jantungnya seperti berhenti berdetak sesaat Chaeyoung mengusap pipinya dengan sapu tangan. Jennie membeku. Ia berusaha fokus pada jalan yang padahal sebenarnya ia ingin sekali menatap wajah Chaeyoung dar jarak sedekat ini.

Agak aneh bagi Jennie melihat Chaeyoung melakukan ini untuknya. Biasanya wanita blonde itu sealu bersikap dingin padanya.

“Kau terlihat seperti gembel,” ejek Chaeyoung.

“Tidak ada gembel yang secantik aku,” ujar Jennie percaya diri. Percayalah, Jennie sedang berusaha menahan jantungnya yang melompat-lompat di dalam sana.

Chaeyoung tak menggubrisnya. Sudah bukan hal biasa lagi mendengar Jennie memuji dirinya sendiri. Tapi, ucapan Jennie ada benarnya juga. Dia cantik. Chaeyoung akui itu.

Bahkan saat pertama kalinya ia melihat sosok Jennie lagi setelah bertahun-tahun lamanya, jantung Chaeyoung masih berdegup dengan ketukan yang berbeda setiap melihatnya. Tak butuh waktu lama untuknya mengenali wajah Jennie. Pertemuan pertamanya dengan Jennie bukan di sekolah Galaxy.

Dan, Chaeyoun tidak akan pernah melupakan moment saat ia menemukan kembali belahan jiwanya. Meski usianya masih terlalu dini untuk tahu arti cinta, Chaeyoung tidak pernah meragukan perasaannya. Bagaimana hatinya selalu bahagia saat bertemu dengan anak kecil cengeng itu dan menjadi pelindungnya.

Jennie yang bersamanya saat ini dan Jennie kecil sangat bertolak belakang sekali. Tapi bagaimanapun juga, mereka adalah orang yang sama dengan ingatan yang berbeda. Chaeyoung sama sekali tidak ada di dalam ingatan Jennie yang dulu.

“Di rumahmu ada siapa saja?” tanya Jennie kala mobil sedan putih itu melewati gerbang yang dibuka oleh penjaga.

“Hanya ada Appa ku.”

“Serius? Rumah sebesar ini?” Mulut Jennie sedikit terbuka karena terkejut. Rumah yang ada di hadapannya benar-benar megah dan mewah.

Jennie merasa rumah Chaeyoung lebih besar dari rumahnya. Gadis dengan rambut yang dicepol asal-asalan itu tak menyangka ternyata sosok Chaeyoung adalah orang kaya, sama seperti dirinya atau bahkan Chaeyoung lebih kaya darinya?

Chaeyoung itu jarang sekali menunjukkan keberadaannya. Dia tampil sederhana, tidak berlebihan. Jennie hampir tidak pernah melihat barang-barang branded  yang digunakann Chaeyoung. Ada perasaan kagum di dalam diri Jennie pada sosok Chaeyoung sendiri.

MY COOLDEST SENIOR (CHAENNIE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang