24. HUG

1.9K 274 13
                                    

MCS 24

 
Pagi hari menjelang siang, Jennie mengusap matanya karena merasa ada sinar yang menusuk matanya. Perlahan-lahan ia mengumpulkan kesadarannya. Sembari menguap, Jennie tak sengaja melirik ke atas kepalanya, dia hampir menjerit.

Rasanya seluruh nyawa Jennie yang tadinya masih melayang mendadak berkumpul detik itu juga kala ia melihat dagu ketua osis Galaxy menumpu di puncak kepalanya dengan mata yang terlelap.

Sejenak Jennie menyadari posisinya yang tertidur di dada Chaeyoung sedangkan sang ketua osis itu bersandar pada headboard ranjang dengan keadaan duduk memeluk tubuh Jennie. Tangannya menyatu di punggung Jennie.

Gadis berpipi tembam itu kembali mencuri pandangannya ke atas, menatap wajah Chaeyoung yang terlelap damai. Diam-diam ia tersenyum sambil merasakan debaran jantungnya yang tiba-tiba berdetak cepat sekali. 

Jennie menelan ludahnya susah payah. Ia sangat berhati-hati, berharap gerakan kecil darinya tidak menganggu tidur sang ketua osis galaknya itu. Berada di pelukannya sangat membuat Jennie tenang. 

Bahkan Jennie sama sekali belum mengingat kejadian semalam yang menimpanya. Eun Hwan yang menyiksanya, Chaeyoung yang hampir ditembak oleh Eun Hwan juga mimpi buruk yang menganggunya semalam, semua itu belum datang menganggu pikiran Jennie karena gadis itu sibuk menikmati betapa nyamannya dekapan Chaeyoung.

Jennie merasa tidak asing dengan rasa nyaman ini. Pelukan kali ini berbeda dengan pelukan yang biasa ia dapatkan dari Aeri. Sepertinya Jennie sudah merasakannya sejak dulu tapi bagaimana mungkin? Jennie menghabiskan masa-masa remajanya di rumah dan hanya bermain dengan Irene saja.

Jennie memposisikan kepalanya pada leher Chaeyoung, mencari posisi ternyaman lalu mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping Chaeyoung. Jennie sedikit merasa bersalah karena membiarkan tubuhnya menindih Chaeyoung sepanjang malam hingga sekarang.

Tapi, mau bagaimana lagi? Jennie terlalu nyaman dan tak ingin beranjak.

Menghirup harum parfum yang melekat di tubuh Chaeyoung serta kehangatan yang ia peroleh dari gadis berambut pirang ini membuat pikiran Jennie tenang dan damai.

"Kau sudah bangun? Singkirkan tubuhmu, kau sangat berat." Chaeyoung telah terjaga dari tidurnya.

"Jangan salahkan tubuhku yang berat, salahkan saja dirimu yang membawaku ke pelukanmu," balas Jennie ketus.

Ya, walaupun terkadang Chaeyoung bertingkah menyebalkan dengan ucapannya itu tak menjadi masalah bagi Jennie. Sejak mengenal Chaeyoung, Jennie memang telah menilainya  sebagai orang yang menyebalkan.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Chaeyoung serius.

Tak mendapat jawaban dari Jennie, Chaeyoung melirik jam dinding yang bergantung di hapannya, pukul 10 pagi dan hari ini adalah hari senin yang artinya Chaeyoung harus berangkat ke sekolah.

"Shit, aku terlambat!" decak Chaeyoung kemudian menyingkirkan Jennie dengan kedua tangannya ke sisi kasur yang kosong.

"YA PARK CHAEYOUNG!"

"Waeee?" sahut Chaeyoung sembari mengikat rambutnya terburu-buru.

"Kau mau pergi kemana? Meninggalkanku sendiri di sini? Aku bahkan tidak tahu ini dimana," kata Jennie.

Pergerakan tangan Chaeyoung terhenti. Benar kata Jennie, gadis itu sama sekali tidak tahu tempat ini. Dan, mereka sekarang berada di apartemen bawah tanah milik Taeyong dan letaknya cukup jauh dari kota Seoul.
Untuk menuju ke Galaxy High School, Chaeyoung harus menempuh perjalanan kurang lebih dua jam dengan kecepatan 180km/jam. Sementara sekarang, sudah hampir memasuki jam 11 siang. Para guru yang mengajar di kelas sudah pasti menganggap Chaeyoung tidak hadir.

MY COOLDEST SENIOR (CHAENNIE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang