52. EGO

1K 144 8
                                    




MCS – lima puluh dua

"Chaeng, aku bisa jelaskan. Tolong..." Jennie menangis.

"Jangan gunakan air mata palsu itu. Aku tidak peduli lagi, Jen. Nyatanya, kini aku begitu benci padamu." Chaeyoung pergi meninggalkan Jennie.

Chaeyoung pergi dengan langkah kaki yang lebar dan cepat. Tidak peduli bagaimana tubuhnya telah basah kuyup oleh air hujan. Chaeyoung tidak bisa menghentikan tangisannya yang bercampur dengan derasnya air hujan saat ini. Dia begitu marah pada dirinya sendiri karena gagal menahan air mata yang semakin membuat ia terlihat lemah akan Jennie.

Ya, Jennie telah menjadi kelemahan seorang Park Chaeyoung yang terkenal dingin dan ketus.

Langkah Chaeyoung yang lebar itu membuat Jennie kewalahan. Jennie meninggalkan Na Jaemin untuk mengejar Chaeyoung. Tentu saja, Chaeyoung lebih penting dari apapun itu. Chaeyoung adalah cinta Jennie, bukan Na Jaemin.

Jennie takut setengah mati saat ini. Dia tidak menyangka Chaeyoung akan menemuinya di waktu yang tidak tepat seperti ini. Jennie merasa salah karena memeluk Na Jaemin lebih dulu. Jennie takut bila Chaeyoung meninggalkannya.

Sementara Na Jaemin tak bergerak dari tempatnya. Dia melihat Jennie mengejar Chaeyoung yang ternyata membuat hatinya juga merasakan sakit. Na Jaemin mencintai Jennie yang tidak mencintainya. Cintanya tidak berbalas. Tepat di depan matanya, dia melihat bagaimana Jennie memilih orang lain dan meninggalkan dirinya yang memang bukan siapa-siapa untuk Jennie.

Na Jaemin memilih berbalik, pulang dengan arah jalan yang berlawanan. Na Jaemin tahu, orang yang baru saja menemui Jennie itu adalah orang yang begitu penting untuk Jennie. Dan, dia juga tahu mereka sedang bertengkar hebat. Na Jaemin tidak ingin melakukan apapun meski sebenarnya dia bisa saja meluruskan semuanya.

Na Jaemin tidak bodoh. Dia tahu Jennie sangat mencintai gadis itu. Semua terlihat jelas di binar mata Jennie. Na Jaemin begitu sadar akan dirinya yang sampai kapanpun tidak bisa mendapatkan hati Jennie sebagaimana kuatnya dia berusaha.

Tapi, boleh kah Na Jaemin egois karena berharap pertengkaran itu bisa menjadi kesempatan bagus untuk dirinya mendekati Jennie? Na Jaemin sangat berharap akan itu.

"Chaeng, dengerin dulu!" Jennie tak sengaja meninggikan suaranya karena sedari tadi Chaeyoung tidak mengubrisnya.

Namun rupanya teriakan Jennie tidak mempengaruhi apapun pada Chaeyoung. Semakin mempercepat langkahnya dan semakin muak pula pada Jennie. Chaeyoung tidak membutuhkan penjelasan apapun dari Jennie, apa yang dia lihat tadi sudah sangat jelas.

"Chaeng, tolong..." Jennie mencoba meraih tangan Chaeyoung yang lagi dan lagi ditepis kasar olehnya.

Jennie berusaha kuat mengejar Chaeyoung dan berhasil. Langkah kakinya yang mungil itu berhasil mencegat Chaeyoung. Mata lelah dan sembab Jennie menatap manik penuh amarah yang ditunjukan Chaeyoung. Jennie mengenggam kedua lengan Chaeyoung dan menunduk mengatur pernapasannyaa.

Dadanya terasa sesak. Dia banyak berlari, terus berteriak dan udara dingin sangat membuat tubuhnya tidak nyaman. Jennie berulang kali mengatur pernapasannya yang tidak kunjung membaik. Genggamannyaa pada lengan Chaeyoung pun semakin kuat, meremas kulit lengan wanita jangkung itu.

Chaeyoung menyadari asma Jennie kambuh pun menarik Jennie mendekat padanya. Tatapan penuh emosi itu meredup seketika. Chaeyoung mengenggam kuat tangan Jennie di bawah hujan yang lebat. Mereka hampir sampai di tempat tinggal Jennie. Chaeyoung dengan hati-hati menuntun Jennie masuk.

Aeri dan Joosung yang sedang menikmati teh hangat pun sontak terkejut melihat kedatangan anak-anak mereka yang dalam keadaan basah kuyup. Aeri terburu-buru masuk ke dalam rumah untuk mengambilkan handuk untuk keduanya.

MY COOLDEST SENIOR (CHAENNIE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang