49. BEST FRIEND

944 123 1
                                    


MCS 49

Pagi ini, Chaeyoung memutuskan untuk kembali ke sekolah. Joosung harus mengkonfirmasi tentang ini lebih dulu pada dokter. Beliau membolehkan Chaeyoung kembali beraktifitas dengan syarat tidak melewatkan obat yang harus ia habiskan secara rutin. Akhirnya, Joosung memberikan izin serta mengantarkannya ke sekolah. 

Bahkan pria itu turun dari mobil dan mengantar Chaeyoung hingga ke depan kelas. Yang artinya, banyak pasang mata yang menatap mereka. Joosung membawakan tas sekolah putrinya, karena bahu Chaeyoung masih belum bisa menahan beban yang berat. Banyak siswi yang melihat pemandangan itu dengan iri bercampur terharu.

Memiliki ayah luar biasa peduli adalah impian semua anak. Sayangnya, tidak semua anak seberuntung Chaeyoung. Ia diratukan oleh ayahnya. Hubungan ayah dan anak perempuan ini tidak diselimuti gengsi sehingga segala perasaannya tersalurkan begitu saja.

"Selamat belajar, uri Chaeyoungiee." Joosung mengusap lembut puncak rambut putrinya seperti anak kecil. Padahal, Chaeyoung sudah dewasa. Sebentar lagi akan duduk di bangku kuliah.

Chaeyoung melirik canggung ke kiri dan kanannya. Dia menyadari dirinya dan ayahnya sedang menjadi sorot perhatian. Dia sedikit malu tapi ia juga senang. Ayahnya tidak keberatan menunjukkan kasih sayangnya di depan umum yang sebenarnya kita tahu laki-laki memiliki gengsi yang lebih tinggi daripada perempuan soal mengungkapkan perasaannya.

"Appa, aku malu dilihat banyak orang. Ini sangat aneh." Chaeyoung berbisik dan menunduk sambil menarik ujung lengan baju ayahnya itu. "Aku terlihat seperti anak kecil," rengek Chaeyoung pada Joosung."

Joosung tertawa. Ia tahu Chaeyoung akan protes tapi ini terlihat lucu. "Arraseo, arraseo. Masuklah. Langsung hubungi Appa jika ada yang sakit, ya?" Chaeyoung mengangguk. Joosung memberikan tas yang sekolah putrinya.

"Ne, Appa. Hati-hati berangkat ke kantornya."

Chaeyoung masuk ke kelasnya begitu Joosung pergi. Ia disambut oleh Chanyeol, Eunwoo dan Lisa yang memang berada di satu kelas yang sama dengannya. Tentunya mereka beritga menyaksikan apa yang sedang terjadi. Mantan ketua osis Galaxy diantar oleh ayahnya sampai ke depan kelas seperti kanak-kanak yang pertama kali ke sekolah.

"Adik, sini duduk. Jangan berdiri aja di depan kelas. Sini duduk, Adik. Nanti tidak ada tempat duduk loh," goda Chanyeol sambil tertawa heboh.

Eunwoo menghampiri Chaeyoung, dia mengambil alih tas milik gadis jangkung itu. "Adik namanya siapa? Ikut abang yuk duduk di sana," kata Eunwoo cekikikan menunjuk bangku Chanyeol yang kosong.

"Hancur sudah image dingin dan berwibawamu, Chaeng." Lalisa menggeleng dramatis.

"Menyebalkan sekali." Chaeyoung berdecak malas dan memutar bola matanya.

Tidak puas menggoda Chaeyoung, Chanyeol kembali bersuara. "Apa kalian pernah melihat seorang ketua osis, berwibawa, disegani sama semua murid sekolah tapi diantar hingga ke depan kelas oleh ayahnya?"

"Aku sudah bukan ketua osis lagi kalau kau lupa, Chanyeol-ssi." Balas Chaeyoung sinis dan duduk di tempatnya.

"Sekedar informasi, pagi ini di jam pertama kita ada ulangan kimia." Eunwoo menoleh ke belakang, dia duduk tepat di depan Chaeyoung dan Chanyeol.

"Tenang, tenang. Aku sudah belajar dari semalam. Kali ini aku pasti akan mendapatkan nilai yang bagus." Chanyeol menyapu rambutya dengan percaya diri.

PLAK!

Chaeyoung memukul lengan Chanyeol cukup keras hingga laki-laki itu menjerit kesakitan dan melotot kesal padanya. "Kenapa?!" Dia bingung.

"Kau tidak memberitahuku kalau hari ini ada ulangan?! Kimia lagi!" decak Chaeyoung kemudian buru-buru mengeluarkan buku cetak dari tasnya.

MY COOLDEST SENIOR (CHAENNIE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang