♡♡♡♡

1.7K 271 55
                                    

Yoshi lagi ngapel mereka kini lagi duduk di ruang tengah cuma berdua tapi tenang penghuni rumah semuanya ada mereka lagi di ruang tv yang pastinya nonton tv tadinya mereka juga di ruang tengah tapi pindah daripada nonton orang pacaran mending nonton tv kan haha ah author bahasanya belibet banget hmmm.

'Tingtong' bel rumah tiba tiba bunyi.

"Suruh Doyoung aja yang buka" Yoshi menahan Junkyu yang hendak melangkah ke arah pintu.

"Kenapa?" Junkyu natap sang pacar.

"Aku gak mau jauh dari kamu" Junkyu sukses merona karena jawaban Yoshi.

Bel terus terusan bunyi sampe akhirnya.... "Dek bukain pintu sana!" Perintah papi Suho pada abak bungsunya yang kebetulan lagi nonton tv juga.

Doyoung melangkah dengan malas menuju pintu.

Begitu pintu terbuka mata Doyoung membulat.

"Lo ngapain kesini? Pulang sana!" Teriakan Doyoung bikin papi Suho kaget dan langsung lari nyamperin Doyoung.

"Dek, baru juga datang udah suruh pulang aja" kata Suho setelah lihat sosok manusia tamvan.

Doyoung cemberut gak natap Haruto sama sekali.

"Maaf kak gue cuma di suruh bu Rose nganterin ini" Haruto tersenyum.

Doyoung natap pada benda yang di pegang Haruto yes sebuah buku tebel banget.

"Makasih!" Doyoung judes lalu pergi tak lupa dia nerima buku itu.

Suho merasa malu kok sikap anaknya depan cogan gini amat.

"Maaf ya mungkin Doyoung lagi banyak fikiran" papi Suho menepuk pundak Haruto.

"Gak apa apa kok om" Haruto tersenyum.

"Kalau gitu saya pamit dulu om!" Haruto pun berlalu.





Doyoung lagi misuh misuh di kamarnya bukan kesel tapi malu cuy penampilan dia tadi lagi gak banget.

"Kenapa sih datang di saat gue lagi jelek banget? Iiihh Haruto lo anak siapa sih? Gue tampol juga lo pake perasaan!" Ocehan Doyoung gak sengaja di denger Yoshi dan Junkyu yang emang sengaja nguping.

"Adek kamu gengsinya gede juga ya?" Bisik Yoshi.

Junkyu ngangguk mantap "lihat aja paling nanti kalau lihat Haruto sama yang lain dia mewek" Junkyu menahan tawanya.

Yoshi terkekeh lalu mengakhiri acara ngupingnya.

Yoshi udah lama banget di rumah keluarga Kim. Sebenernya dia gak mau pulang masih pengen ngebucin sama Junkyu tapi udah malam cuy takut di grebek pak RT eh gak bakal sih kan pak RTnya om Suho haha.

"Om Yoshi pulang dulu ya!" Pamit Yoshi pada papi Suho.

"Hati hati ya!" Papi Suho senyum.

"Pih, Junkyu anter Yoshi ke depan ya?" Suho mengiyakan ucapan Junkyu.

"Aku pulang ya?" Kata Yoshi.

"Jangan lupa kabarin aku kalau udah nyampe" Junkyu menggenggam kedua tangan Yoshi.

"Pasti" Yoshi mendaratkan kecupan di kening Junkyu.





Doyoung tumben belum keluar kamar biasanya dia ke meja makan sebelum Junkyu.

"Adekmu mana?" Tanya papi Suho.

"Mana Ajun tahu pih" jawab Junkyu.

Tak lama kemudian Doyoung turun dengan wajah cemberut.

"Ih semenjak diputusin Yedam muka lo serem banget kaya boneka anabel" Junkyu menggidikan bahunya setelah sebelumnya menyendok sereal dan memasukannya ke dalam mulut.

"Kak diem deh! Gue iri pokoknya sama lo!" Kata Doyoung bikin Suho dan Junkyu saling tatap.

"Lo pacaran gue enggak! Sebel!" Doyoung langsung pergi tanpa sarapan.

Junkyu langsung ambil ponsel ngetik sesuatu.

"Kirim pesan sama siapa?" Tanya Suho.

"Papi kepo" sahut Junkyu.







"Selamat pagi kak!" Teriak seseorang dengan cengiran khasnya bikin Doyoung muak.

"Apaan sih lo!" Doyoung natap tak suka pada sosok adik kelasnya itu.

"Mundur kak!" Seru Haruto dan anehnya Doyoung nurut aja.

"Kenapa lo nyuruh gue mundur?" Doyoung melipat kedua tangannya di dada natap tajam pada Haruto.

"Manisnya kakak kelewatan makanya gue suruh lo mundur" Haruto nyengir memamerkan deretan gigi putihnya.

Doyoung memejamkan matanya sambil menghela nafas lalu berbalik meninggalkan Haruto yang terkekeh pelan merasa gemes lihat tingkah Doyoung.

Doyoung tadi lari ke belakang sekolah disana ada bangku di bawah pohon besar.

"Tuh bocah ngeselin banget sih! Jantung gue mau copot astaga! Ya tuhan kenapa gue suka sama dia?" Doyoung misuh misuh sendiri menabrakan kepalanya pada pohon besar tersebut.

"Gak! Gue gak boleh suka sama Haruto! Inget Doy Haruto adek kelas lo masih bocah" Doyoung menghembuskan nafas kasar.

Tanpa Doyoung sadari Haruto tadi ngikutin dia dan mendengar semua ocehannya.

"Misi gue adalah meruntuhkan gengsi lo dulu baru gue jambret hati lo!" Bathin Haruto smirk natap Doyoung yang masih megangin dadanya mungkin jantungnya beneran mau copot haha.









Jam istirahat Doyoung gak ke kantin dia gak mau mengalami hal yang kemaren gak kebgian meja.

"Hy kak gak ke kantin?" Haruto tiba tiba udah dududk di sampingnya.

"Ngapain sih lo kesini?" Doyoung natap kesel.ke Haruto.

"Kangen" jawaban Haruto bikin Doyoung diem sekaligus malu pipi dia merah coy.

"Eh pipi kakak kenapa merah gitu? Kakak sakit? Gue antar ke UKS ya?" Haruto gak peka dah.

Doyoung menggeleng.

"Atau mau gue ajak ke pelaminan?" Nah lho Haruto malah bikin pipi Doyoung makin merah.

"Sana lo pergi!" Usir Doyoung memalingkan wajahnya bukan malas natap Haruto tapi dia menyembunyikan pipinya yang merah.

"Gak mau" jawab Haruto.

Doyoung merasa nafas Haruto deket banget kena ke belakang lehernya dengan segenap keberanian Doyoung membalikan wajahnya.

~muach~ Haruto mengecup bibir Doyoung sekilas posisinya sesuai rencana Haruto banget.

"I like you" Haruto nyengir lalu buru buru kabur takut di hajar Doyoung.

"KURANG AJAR!!! GUE BAKAL BEJEK BEJEK MULUT LO NANTI!!" teriak Doyoung dengan nafas tersenggal senggal.

"Gue bejek bejek mulut lo nanti pake bibir gue"bathin Doyoung memegangi bibirnya lalu tersenyum.

"Bibir lo manis juga" Doyoung kembali membathin malahan kini senyumnya makin lebar.





















Author nyengir mulu nulis chap ini hehe

Vote komen kalian berharga sekali buat author :)

Maafkan kalau nemu typo hehe

BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang