BAG - 14 Paracetamol

280 34 0
                                    

Yuk vote dan komen duluuu

Happy reading!!!

***
Pukul 1 dini hari, setelah akhirnya penghitungan suara tingkat Universitas maupun Fakultas berakhir dengan baik. Walaupun tidak dipungkiri proses penghitungan suara untuk pemilihan Persma tingkat Universitas berjalan dengan sangat alot akibat masalah dari pasangan prodi di bawah rektor yang kemudian semuanya selesai tepat di pukul setengah satu pagi.

"Dengan ini saya selaku ketua KPRM, menerangkan dan mendeklarasikan pasangan Naraka Saka dan Abelda Jayaksa yang dalam tugasnya akan mengemban jabatan sebagai Ketua BEM dan Sekretaris Jendral untuk periode 2018-2019. Hal-hal mengenai keberlangsungan tugas akan diselaraskan dengan SK yang akan diturunkan oleh Rektor dalam waktu dekat."

Tok...tok...tok

Ketukan palu yang disambut riuh oleh tepuk tangan membaur menjadi satu. Menghantarkan dua orang dalam ruangan itu tersenyum lebar, Naraka dan Abelda, dua-duanya sama-sama membagi senyum secara berlebihan di pukul 1 pagi. Hal yang sangat wajar, keduanya sudah membawa diri sangat jauh dalam perjuangannya untuk samapi pada titik ini.

"Selamat, bang, amanah memang tidak salah memilih pundak."

"Lo juga, Jun, selamat, gue titip Teknik sama anak-anak di lo, ya." Naraka yang hari itu tersenyum lebar dengan gurat yang dibarengi dengan raut lelah memeluk Juna. Membisiikan satu dua kalimat di telinga laki-laki itu yang olehnya hanya dibalas dengan anggukan semata.

 Membisiikan satu dua kalimat di telinga laki-laki itu yang olehnya hanya dibalas dengan anggukan semata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Imagine Raka and Juna hugging each other

"Titip Eil juga ya, Jun." sebelum seutuhnya melepas Arjuna dari pelukannya, Naraka berucap dengan nada yang sirat akan banyak harapan, yang oleh Arjuna tidak laki-laki itu beri respon selama beberapa saat. Ia hanya memandang Naraka diam, sedangkan laki-laki yang Ia tatap tetap menampilkan senyuman bahagianya yang semakin malam semakin lebar.

Namun pada akhirnya Arjuna memilih untuk mengangguk patuh. Membawa senyum pada raut wajah Naraka semakin tertarik lebar. "Thank you Jun, she may be so hard on you, tapi dia anak baik." Sahutnya lagi sembari menepuk ramah pundak Arjuna.

Sepeninggalan Naraka, Arjuna masih diam. Bicara tentang Eileria, Arjuna tidak lagi melihat gadis itu setelah terakhir kali Ia melihar Eil bernyanyi di Panggung Kager bersama Arayyan tadi siang, yang entah kenapa sejak saat itu Arjuna terus saja merasa aneh pada dirinya. Mungkin karena Eil sempat menatapnya dalam saat beranyi, atau fakta Eil yang tersenyum lebar ke arah Rayyan yang oleh laki-laki itu dibalas dengan tatapan yang dengan analisa perasaan juna yang sedang berkecamuk Ia artikan bahwa Arayyan menyimpan hal yang lebih untuk Eileria.

Drtt..drtt... lamunan Arjuna buyar saat getaran yang bersumber dari dalam kantong almamaternya mengambil alih kesadarannya, mengeryit sebentar kemudian melempar tatapannya ke arah beberapa orang dengan riak riuk keramaian. Namun beberapa saat kemudian, Juna memilih untuk membalas pesan tersebut, sampai pada akhirnya Juna memilih untuk meloloskan diri dari keramain di sana, tak peduli pada Farel yang menanyakan ke mana Ia akan pergi di saat yang lainnya tengah menikmati kemenangan mereka.

My Ineffable SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang