BAG - 12 Tawaran Rayyan

265 30 0
                                    

Yuk vote dan komen duluuu

Happy reading!!!

***
Acara puncak pemilihan PRESMA yang ditunggu-tunggu oleh sejagat civitas kampus akhirnya tiba. Setiap tahunnya, rangkaian acara dalam pemilihan pasti akan sangat berbeda. Tidak kalah antusiasnya dari tahun-tahun sebelumnya, di fakultas Teknik sendiri acara Pemira dibuat sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jika ditahun sebelumnya urusan pemira adalah sepenuhnya urusan DPM dan KPRM, namun tahun ini BEM dan seluruh HMPPS yang ada di Teknik turut serta ikut bagian dalam pelaksanaan pemira.

Seperti halnya keikutsertaan orginasisasi lain dalam penyuksesan acara, tahun ini juga acara pemira tidak semerta-merta hanya menjadi momok dari rangkaian pemilihan Presma baik tingkat universitas maupun fakultas, melainkan beberapa orginasisai menjadikan acara ini sebagai momok untuk mendapatkan danus sebanyak mungkin, tidak heran dibeberapa titik hamparan fakultas Teknik terdapat beberapa booth yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman, bukan hanya itu, mereka bahkan menyiapkan Panggung Kaget, yang mana setiap organisasi dilingkungan fakultas Teknik wajib menampilkan penampilan dari perwakilan mereka.

"Fa, rundown acara yang lo bagiin kemarin, i mean yang terakhir kali lo bagiin, udah lo pastiin yang benar kan?" Eileria yang sedari tadi disibukkan dengan bagiannya yang mengurus keberlangsungan susunan acara terlihat berbicara dengan perempuan yang tengah duduk di balik booth bilik pemungkutan suara, bersama beberapa mahasiwi lainnya yang tanpa dikomando juga mengalihkan tatapannya ke arah Eil.

"Udah, kak. Sorry ya gara-gara aku kakak jadi kena marah kemarin." Ulfa, gadis itu berucap dengan nada yang sirat akan banyak penyesalan. Sesaat setelah Ia tahu bahwa Eil sempat kena amukan Siska yang mana hal itu jelas akibat ulahnya, Ia tidak henti-hentinya merasa bersalah, olehnya Ia akan berniat meminta maaf kepada Eil setelah acara berlangsung, namun nyatanya Eil lebih dulu menemuinnya, dan tanpa menyia-nyiakan kesempatan, Ulfa memilih untuk meminta maaf secara langsung.

"Gue pengen bilang no need to say sorry tapi kemarin gue kesal banget sih, Fa jujur, so gue milih untuk bilang, gue maafin lo." Jawab Eil dengan senyum simpul yang Ia tampilkan. Satu hal yang Eil suka dari dirinya diantara banyaknya self doubt yang Ia miliki, Ia tidak suka menjadi orang yang terlalu berpura-pura, kalau kesal, ia akan dengan langsung jujur, kalau Sella bilang, dia adalah tipe-tipe cewek yang straigtforward but still keep thinking others feeling,well, Eil tidak bisa menyangkal fakta bahwa dirinya memang begitu.

"Glad to hear that, kak. Nanti aku traktir kopi mau, ya?"

"Thank you, Fa, sebelumnya, tapi gue bukan tipe yang coffe person, minum kopi dengan intention selain mau begadang bukan tipe gue banget." Jawab Eil dengan mimik wajah yang dibuat-buat sedih, seolah-olah merasa kecewa karena Ia baru saja melewatkan kesempatan untuk mendapatkan segelas kopi dengan cuma-cuma.

Ulfa membalas ucapan Eil dengan senyuman simpul, "Kalau gitu kalau kakak mau begadang, aku gojekin aja deh kapan-kapan." Sahutnya dengan masih menampakkan senyum simpulnya.

"Noted, Tapi aslinya lo gak usah repot-repot sih, Fa." Balas Eil dengan nada jumawa. Hal yang membuat beberapa mahasiswi yang dalam sepengetahuan dangkal Eil mereka juga merupakan anak-anak BEM terkesima dengan tingkah laku Eil yang kelewat ramah. Well, tidak ada yang salah, Eil merasa wajar jika orang-orang dilingkungan bem memiliki impress yang buruk terhadapnya, setelah apa yang terjadi kemarin-kemarin, Eil sadar jika orang-orang menganggapnya buruk. Walaupun Ia bukan tipe orang yang mengambil pusing atas penilaian orang lain, tapi terima kasih terhadap moodnya yang sedang baik hari ini, setidaknya Ia tidak akan terus-terus hidup dalam peneliaian buruk orang lain, setidaknya Eil berpikir demikian.

My Ineffable SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang