BAG - 1 Terjebak

1.3K 68 26
                                    

Don't forget to vote and comment, ya

Happy reading!!!

***

Kehidupan perkuliahan impian semua orang adalah tidak terbebani oleh banyaknya tugas, tidak juga dengan tugas-tugas organisasi. Memiliki kualitas IPK di atas rata-rata, tidak bermasalah dengan dosen, tidak memiliki masalah dengan mata kuliah yang sejauh ini telah ditempuh, dan banyak sekali poin-poin selanjutnya yang masuk pada list kehidupan perkuliahan impian.

Perempuan yang bernama Eileria Steward sudah merasakan itu, kehidupan perkuliahan impiannya. Untuk poin pertama mungkin tidak bisa dia elakan, tapi sejauh ini, dia merasa bahwa semuanya berjalan berdampingan dengan harapannya.

Seperti halnya impian, bisa berwujud kenyataan, dan juga bisa berwujud angan semata. Ia merasa semuanya baik-baik saja dan kenyataan akan impiannya itu telah ia genggam selama setahun terakhir ini. Akan tetapi, tidak dengan apa yang Ia dengar dari mulut laki-laki di hadapannya. Naraka Saka Steward, laki-laki yang memiliki nama belakang yang sama dengannya, bukan hanya kebetulan melainkan fakta bahwa ayah mereka sama-sama mengaliri darah yang sama, bahkan menempati rahim yang sama sebelum mengecap asam manisnya kehidupan di dunia. Dia saudara sepupu Eileria, ketua BEM fakultas Teknik yang sepengetahuan Eil akan segera lengser karena masa jabatannya yang akan segera berakhir.

"Abang gila ya?" itu adalah kalimat pertama yang terucap dari bibir Eil, cukup lama dari jeda terakhir saat Raka menyelesaikan omongannya.

"Eil, untuk jadi seseorang yang hebat, kamu butuh relasi. Dan dengan ikut organisasi, kamu bisa belajar hal-hal demikian dan belajar bertanggung jawab." Naraka masih tetap kekeh menjelaskan maksudnya, ia tahu ini semua tidak akan mudah. Raka tahu, Eil tidak akan semudah itu untuk menerima permintaannya, walaupun jika perempuan itu tidak menurutinya, Raka bisa saja mencari 1000 cara lainnya agar Eil bisa menuruti permintaannya.

Eil menggeleng, ikut organisasi? Ia bersaksi sebagai orang yang sangat mengenal dirinya sendiri bahwa apapun yang terjadi, ikut dalam satu organisasi adalah pilihan yang tak pernah lewat dalam pikirannya. Tidak dari dulu, bahkan sekarang. Relasi dan belajar untuk tanggung jawab? Omong kosong.

"Abang nggak mau tahu ya Eil, abang udah daftarin kamu. Sore nanti abang jemput kamu dan kita ke PKM, hari ini jadwal tes wawancaranya. Lagian kalau kamu terus kekeh untuk nolak, ngomong sendiri ke ayah kamu."

Sudah, habis, sekian. Eil tidak berkutik. Kalimat terakhir yang Naraka bilang benar-benar membawa ingatan Eil beberapa bulan terakhir. Pantas saja ayahnya selalu menanyakan apakah dia mengikuti organisasi? Kapan ia akan memulai mengikuti organisasi seperti Naraka sepupu yang menjadi kebanggaan keluarga besarnya? Yang sialnya, selalu Eil iyakan. Jika seperti ini, Eil harus apa? Cosplay jadi ikan? Ya Tuhan

"Aku nggak ada waktu, sore ada kelas." untuk terakhir kalinya, Eil merasa ia perlu meminta pada Tuhan untuk menjadikan kebohongannya adalah sebuah fakta. Eil tidak bisa, tidak bisa membuang waktunya untuk hal-hal yang demi tuhan, Eil merasa semuanya tidak ada gunanya.

"Kamu pikir kamu bisa bohongi abang?" Naraka tersenyum jenaka. Eileria, gadis itu sudah bersamanya sejak ia dilahirkan, membohonginya? Yang benar saja.

"Tau-akh, abang nggak asik." benar-benar tidak bisa melakukan apalagi, Eil menyerah dengan memendam dendam pada Raka. Awas saja jika ia meminta tolong padanya untuk berpura-pura menjadi tokoh orang ke-tiga dalam setiap hubungannya yang membosankan, walaupun laki-laki itu mengiming-imingkan bahwa kelak di akhirat laki-laki itu sendirilah yang akan menanggung dosa kebohongan mereka, tetap saja Eil tidak akan membantunya lagi.

"Jam 4 abang selesai kelas, kamu bisa langsung ke parkiran kan?"

Eil tidak menjawab melainkan hanya menganggukkan kepalanya tanda bahwa, terserah Raka sajalah. Eil sedang malas berbicara panjang lebar lagi dengan abangnya itu.

My Ineffable SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang