BAG - 2

604 58 22
                                    

Don't forget to vote and comment, ya

Happy reading!!!

***
Serangkaian acara penyambutan sudah terlewati, Eil berjanji untuk mengucapkan terima kasih pada Raka nantinya, karena jarang sekali ada orang yang memberi sambutan dengan lugas, singkat, padat, dan jelas tanpa membuang-buang banyak waktu. Sesi wawancara akan di mulai, oleh karena itu mereka semua berkumpul di samping aula untuk melihat daftar kelompok siapa saja yang akan di wawancara dan siapa senior yang akan mewawancarai.

Eil dengan tatapan malas, melihat satu-persatu deretan nama yang telah ditempel panitia. Awalnya Ia mencari pada seaction yang diwawancarai oleh Raka, tapi nihil, hanya nama Sella yang ada di sana, yang entah kenapa perempuan itu tidak melepas senyumannya dari tadi setelah melihat namanya terpampang jelas di sana.

"Eil, ini nama Lo, kebagian sama kak Juna. Jodoh nggak tuh???" Sella yang terlebih dahulu menemukan nama Eil yang terdapat pada seaction yang diwawancarai oleh Juna berusaha untuk menggoda Eil, Ia juga tidak tahu kenapa Ia suka sekali menggoda Eil hari ini.

"Apaan, sini gue lihat?!" Eil dengan cepat mengalihkan pandangannya ke arah seaction yang ditunjuk oleh Sella, dan benar saja, di sana tertulis dengan jelas nama Eileria Steward dan pewawancaranya adalah Arjuna Janu Rawindra. Entah kenapa Eil merasa tidak suka, bukan tanpa alasan, hanya saja Ia tidak suka Sella terus menggodanya dengan Juna, jadilah Eil juga merasa sedikit illfeel pada Juna.

"Oke, teman-teman, kalian sudah lihat-kan urutan wawancara kalian, dan siapa yang bakal mewawancarai kalian. Tidak ada alasan untuk kalian tidak mengenal para senior karena kita semua sudah memperkenalkan diri, jadi persiapkan diri kalian untuk mengambil tempat sekitaran kakak senior yang akan mewawancarai kalian." arahan pembawa acara membuat Eil dan yang lainnya mengedarkan pandangannya, melihat kira-kira di mana seaction senior yang akan mewawancarai mereka. Eil terus saja mengedarkan pandangannya sampai pada pandangannya berhenti di pojok ruangan, pada sosok laki-laki yang akan mewawancarainya yang tidak lain dan tidak bukan adalah Arjuna Janu Rawindra itu yang pun sepertinya sedang menatap ke arah Eil. Eil tidak tahu harus bereaksi seperti apa, tetapi entah kenapa Eil menyunggingkan sedikit senyumannya, yang naasnya sedetik kemudian laki-laki itu membuang pandangannya ke arah lain, untuk dua kalinya dalam hari ini, Eil ingin cosplay jadi ikan.

Dikarenakan Eil mendapatkan urutan paling akhir, jadilah dia memilih untuk duduk di kursi yang tidak jauh dari tempat di mana Juna melakukan wawancara. Ia tidak sedikitpun ingin mencari tahu perihal pertanyaan apa yang akan ditanyakan, jawaban apa yang harus ia persiapkan dan lain sebagainya. Eil hanya mendengus sembari melayangkan tatapan tidak bersahabat pada Juna, kejadian beberapa saat yang lalu masih membuat Eil illfeel dan sekarang Ia malah bertambah kesal pada Juna karena cuman seaction dia yang ngaret, bagaimana tidak, yang lain sudah selesai melakukan sesi wawancara, sedangkan Eil dipanggil saja belum.

"Selanjutnya, Eileria Steward." Eil tidak kenal siapa mbak-mbak panitia yang bertugas untuk memanggil nama di seactionnya Juna, tapi Eil sedikit merasa terhibur ketika melihat ekspresinya sesaat setelah menyebutkan namanya, pasti perempuan itu kaget karena nama belakangnya, oh ayolah, bahkan ketua BEM teknik mereka memiliki nama belakang yang sama, dan sudah pasti hal itu membentuk spekulasi dalam kepalanya.

Eil mendudukan bokongnya pada kursi di depan Juna, mereka hanya dibatasi dengan meja, formal sekali modelan wawancaranya, itu adalah kesan pertama yang Eil rasakan setelah ia mendudukan dirinya.

"Nama kamu siapa?" Juna memulai membolak-balikkan kertas yang ada di depannya. Yang Eileria bisa taruhkan bahwa itu adalah cv, dan segala tetek-bengek syarat pendaftaran awal yang entah bagaimana Raka mengurusnya tanpa sepengetahuannya.

Eil mendengus, padahal tinggal baca di cv kan bisa. Kenapa repot-repot tanya segala, "Eileria, kak." jawabnya pada akhirnya.

Juna mendongak, mengarahkan pandangannya ke arah Eil yang dibalas dengan Eil yang juga menatapnya, kalau kalian membayangkan bahwa tatapan mereka akan terkunci beberapa saat lalu setelahnya mereka akan merasa malu-malu kucing, semuanya salah, sepersesekian detik setelah tatapan mereka bertemu, Eil dengan malas membuang tatapannya ke arah lembaran kertas di hadapan Juna. Seolah merasa tidak tertarik untuk beradu tatap dengan Juna. Tidak lagi, ia tidak lagi akan bersikap bodoh dengan terhipnotis pada tatapan itu.

My Ineffable SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang