| 02 |

5.9K 656 18
                                    

"ketika takdir berkata, maka itulah yang terjadi pada setiap insan nya"

-•••-

HOTEL sudah terlihat jelas di depan mata mereka. Jisoo mengehela nafas nya. Ia tak perlu berlelah lelah kembali di perjalanan. Perjalanan dari Seoul menuju Jepang saja sudah membuatnya lelah, ditambah lagi ia harus pergi kembali menuju hotel nya. Tapi, semuanya berakhir. Ia bisa membaringkan dirinya untuk beberapa jam sebelum ia kembali bekerja, karena alasan dirinya berada di negeri sakura ini adalah untuk bekerja.

Ia melemparkan dirinya keatas ranjang ukuran big size yang ada di kamar hotel itu. Ia mendapat kamar bersama dengan Wendy. Ia merasa beruntung dan rugi, karena gadis itu akan terus menceritakan kejadian di pesawat tadi sampai lupa waktu. Disisi lain ia senang ada teman yang bisa diajaknya mengobrol dan berdiskusi.

"Kau tau mereka siapa bukan? Aku menyesal tak meminta tanda tangannya" kembali Wendy membicarakan  masalah di pesawat tadi. Apa tak ada pembicaraan lain?

"Ya, ya, ya, aku tau siapa mereka dan tak perlu bertanya pada ku, aku bukan penggemar mereka" jawab Jisoo berjalan menuju kamar mandi nya.

Tubuhnya sudah lengket, ia tak kuat menahan rasa gerah yang menyerang dirinya. Sementara Wendy masih terduduk dengan senyum yang tak hilang. Walaupun mereka tak bertatapan atau bahkan ia tak sempat datang ke tempat konser nya, sementara ia merasakan bagaimana satu pesawat dengan para suami nya, bukan ralat idola nya. Kata 'suami' terlalu tinggi untuk diri nya.

"Wen! Kau bisa ambilkan pakaian ku? Aku lupa membawa nya!" Teriak Jisoo dari balik kamar mandi.

Wendy mendengus kesal dan berjalan menuju koper Jisoo yang masih tertutup rapat.

Wendy membulatkan matanya ketika melihat apa yang ada di dalamnya. Apa Jisoo sudah gila? Untuk apa ia membawa pakaian, emm tidak itu terlihat seperti tuxedo?

"Jisooya! Aku tak menemukan pakaian mu di koper mu. Apa kau tak membawa pakaian pribadi mu? Atau ini koper untuk para klien malam nanti?" Balas Wendy dengan sedikit teriakan.

Tak terdengar jawaban dari Jisoo.

Gadis itu keluar dengan menggunakan bathrobe  menghampiri Wendy yang masih berada di depan koper nya. Ia segera memberantakkan semua isi di dalamnya. Sama saja, hasilnya nihil. Ia tak menemukan satu pun pakaian milik nya. Hanya pakaian pakaian pria yang ada di dalamnya. Ia menutup koper nya dan melihatnya. Ini benar kopernya, setidaknya merk dan warna nya sama. Model nya pun sama.

"Astaga!!! Ini koper milik siapa?! Seseorang telah salah membawa koper nya!" Pekik Jisoo histeris. Pasalnya pakaiannya semua di koper miliknya. Bukan hanya itu, dompet nya di sana. Ia hanya membawa kartu ATM yang isinya tidak seberapa. ATM lain ada di koper itu.

"Sudah lah, pakai dulu pakaian ku. Kau mau?" Tawar Wendy sembari menenangkan sahabat sekaligus rekan kerja nya itu.

Jisoo mengangguk pasrah. Tak mungkin ia menggunakan pakaian pria seperti itu. Dan lagi ukurannya besar. Setelah mengganti pakaiannya Jisoo dan Wendy duduk berhadapan dan berharap menemukan pencerahan.

Mereka masih saja berkutik pada koper itu. Ia mencari apapun yang bisa menghubungi pemilik koper ini sebenarnya dan menukarkan nya kembali.

"Sooyaaa! Kartu nama! Kau bisa menelponnya!" Pekik Wendy memberikan selembar kertas yang terselip di salah satu saku pakaiannya.

Idol In Love | VSoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang