[BAB 2] Chapter 33-Serpihan memori

155 15 3
                                    

Jirou POV

Pada pagi hari saat aku sedang memakan sarapan yang diberikan rumah sakit sambil menonton tv, kedua orangtuaku masuk kedalam ruangan, ibuku tersenyum dan bertanya "hei nak, bagimana keadaanmu sekarang?", aku menjawab "seperti biasa, memangnya ada apa?".

Ayahku berjalan mendekat dan menjawab "semalam kami berdua mengobrol dengan dokter yang menanganimu, dan dia bilang sebaiknya kau pergi keluar untuk mengunjungi tempat-tempat yang sekiranya bisa membuatmu ingat akan sesuatu, jadi hari ini kami berdua akan mengajakmu untuk jalan-jalan keluar bersama", ucapnya sambil tersenyum.

Aku menjawab "baiklah, aku akan ikut dengan kalian", ucapku sambil beranjak turun dari ranjang, ibuku memegang tanganku sambil tersenyum dan berkata "baiklah, ayo, pertama-tama aku ingin mengajakmu pergi ke taman hiburan, kita memang sudah lama tidak pergi kesana, tetapi aku ingin mengajakmu pergi kembali kesana karena siapa tahu kau akan teringat dengan masa kecilmu".

Aku kemudian mengganti pakaian rumah sakit menjadi pakaian biasa milikku, lalu akhirnya kami bertiga berjalan keluar dari rumah sakit dan menaiki mobil milik ayahku menuju taman hiburan, setelah menempuh perjalanan sekitar beberapa puluh menit, akhirnya kami sampai di taman hiburan, aku berusaha berpikir keras apakah aku mengingat tempat ini tetapi hasilnya aku tetap saja tidak ingat.

Ayahku menggandeng tanganku sambil berkata "baiklah ayo kita masuk", aku mengangguk dan berjalan mengikutinya, ibuku berkata "baiklah nak, pertama-tama apa yang ingin kau lakukan? aku melihat sekitar dan kemudian pilihanku tertuju pada roller coaster, aku menunjuk roller coaster sambil berkata "aku ingin naik itu", ayahku melihatnya dan berkata "kau yakin? apa tidak apa-apa?".

Aku menjawab "ya, aku menderita hilang ingatan bukan sakit pernafasan, jadi bukankah menaiki wahana ekstrim tidak akan memperparah kondisiku sama sekali?", ayah dan ibuku saling bertatapan dan kemudian ibuku menghela nafas lalu berkata "baiklah, kuizinkan kau menaiki roller coaster, kalau begitu ayo kita naik sebelum antriannya memanjang", lalu aku mengangguk sambil tersenyum dan kami bertiga berjalan menuju wahana tersebut.

Setelah mengantri kami menaiki wahana tersebut, dan begitu memulai wahananya, aku kemudian secara samar-samar mengingat pernah menaiki wahana ini disamping seseorang yang seingatku merasa mual karena wahana ini, aku mencoba mengingatnya dengan keras, sepertinya orang itu memiliki rambut pirang, aku kemudian tersenyum setelah mengingatnya.

Setelah menaiki wahana tersebut dan turun, aku tersenyum lalu berkata "hei ibu, sepertinya aku mengingat pernah menaiki wahana itu, dulu aku menaiki roller coaster disamping seseorang dengan rambut pirang", ibuku menjawab "rambut pirang? mungkin itu ayahmu, baguslah nak kau sudah mulai mengingat sesuatu", ayahku yang mendengarnya menjadi menangis terharu dan berkata "Kyouka? kau mulai mengingat sesuatu? akhirnya!".

Ibuku kemudian bertanya "tetapi Kyotoku, apa kau pernah menaiki roller coaster bersama Kyouka sebelumnya?", ayahku menjawab "kau benar juga, bukankah terakhir kali kita kesini adalah saat Kyouka masih TK? tidak mungkin dia pernah menaiki roller coaster sebelumnya", aku kemudian berkata "benarkah, kalau begitu mungkin aku hanya salah ingat, maafkan aku".

Ibuku kemudian tersenyum dan berkata "tidak apa-apa, kalau begitu ayo kita menaiki kincir putar itu, aku mengangguk dan mengantri untuk menaiki wahana tersebut, dan begitu kami bertiga menaiki wahana tersebut, aku tersenyum antusias melihat pemandangan dari atas sini, aku bisa membayangkan melihat matahari terbenam dari atas sini, tetapi imajinasiku terlihat begitu nyata, bahkan lebih mirip seperti memori dibandingkan imajinasi.

Aku bertanya "apa kita pernah menaiki wahana ini saat matahari terbenam?", ayahku menjawab "entahlah, aku tidak begitu ingat, tetapi sepertinya tidak, kita selalu menaiki ini saat siang hari", aku bersedih ternyata yang kupikirkan hanyalah imajinasi biasa bukanlah suatu ingatan akan masa lalu.

Ibuku yang sedang sibuk dengan ponselnya berkata "hei Kyouka, aku sudah mengundang dua sahabatmu untuk bergabung dengan kita, karena kupikir jika ada mereka berdua mungkin kau lebih cepat untuk mengingat sesuatu, jadi mereka berdua akan datang satu jam lagi".

Setelah turun dari kincir putar, ayahku bertanya "apa ada lagi yang kau inginkan sayangku?", aku terdiam dan menatap sekitar, lalu aku melihat sebuah boneka Pikachu di stan permainan, aku menunjuknya dan berkata "aku ingin boneka itu", ayahku menjawab sambil tersenyum dan mengacungkan jempol "baiklah nak, apapun untukmu".

Ayahku membayar dan kemudian mencoba melempar untuk menusuk papan roulette disitu, sayangnya anak panahnya meleset dan tidak mengenainya, ayahku kemudian kembali membayar dan mencoba lagi sebanyak tujuh kali tetapi masih gagal juga, ibuku yang kasihan melihat ayahku frustasi kemudian berkata "biar aku saja", ucapnya membayar lalu mencoba menusuk papan roulette itu dan akhirnya dia menang dalam sekali coba.

Setelah itu ibuku menunjuk boneka Pikachu pada penjaga stan itu dan kemudian memberikannya padaku, aku tersenyum setelah menerimanya, karena entah kenapa sepertinya aku mengingat boneka Pikachu ini entah bagaimana.

Sesudah itu kami duduk di pinggiran taman, ibuku berkata "hei Kyouka, bisakah kau tunggu disini? aku dan ayahmu akan menjemput sahabatmu yang akan datang, jadi jangan kemana-mana, tetaplah disini", aku menjawab "oke" sambil mengangguk dan kemudian kedua orangtuaku tersenyum lalu berjalan pergi meninggalkanku sendirian.

.

.

.

.

.

Aku kemudian terdiam memeluk boneka Pikachu ini sambil menatap orang yang berlalu lalang, lalu tiba-tiba ada seseorang yang memegang pundakku, aku melihatnya, yaitu seorang gadis seusiaku yang berambut pirang dan memakai seragam sekolah, dia berkata "hei Kyouka, aku Himiko Toga sahabatmu, ayo ikutlah denganku".

im for you & you for me (Boku no hero academia-Kamijirou fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang