Kaminari POV
Kemarin aku sudah diberitahu bahwa hari ini merupakan hari persidanganku, hari ini merupakan hari yang menentukan apakah aku akan dihukum atau dibebaskan, polisi mengantarkanku ke pengadilan dari kantor polisi dengan mobil polisi.
Sesampainya di pengadilan, disana sudah terdapat banyak orang seperti Aizawa sensei, siswa 1A & 1B, ayahku, serta Yoshiko, ekspresi wajah mereka ada yang kasihan padaku ada juga yang marah padaku, terutama Bakugou, wajar saja, dia terkena setruman listrik malam itu.
Aku diminta duduk didepan hakim, kemudian setelah mengambil sumpah jaksa bertanya "jadi tuan Kaminari, apakah benar malam itu kau menyerang teman-temanmu?", aku menjawab dengan sedih "aku, tidak ingat", Bakugou langsung berdiri dan berteriak "Oi dunce face, kau menyetrumku & bergabung dengan penjahat sialan itu & kau tidak ingat?!".
Kirishima, Mina, & Sero mencoba menahan Bakugou agar tidak beranjak dari tempat duduknya, dan kemudian jaksa melanjutkan "dan juga tuan Kaminari, apakah kau mengaku bahwa kau merupakan anggota liga penjahat?", aku kembali menjawab dengan menunduk "maaf, aku juga tidak ingat".
Hakim menghela nafas lalu berkata "untuk para saksi, apakah benar kalian melihat Kaminari menyerang kalian dan bergabung dengan para penjahat? kembali lagi saya ingatkan anda semua berada dibawah sumpah".
Siswa-siswi 1A dan 1B ditambah Aizawa sensei yang malam itu berada di asrama kecuali Kyouka yang malam itu mengambil libur berdiri dan satu-persatu bersumpah melihatku menyerang mereka.
Hakim melanjutkan "pengacara untuk korban, silakan kemukakan pendapat anda", pengacara itu berdiri dan mengatakan "baiklah yang mulia, jadi seperti yang kita lihat, dalam rekaman CCTV UA disitu terlihat jelas tuan Kaminari menyerang teman-temannya dan kemudian bergabung dengan liga penjahat, bukti itu sudah cukup untuk mempidanakannya".
Lalu hakim mengalihkan "dan untuk pengacara tersangka, silakan kemukakan pendapat anda", pengacaraku berdiri dan berkata "yang mulia, tuan Kaminari tidak ingat apa yang dia lakukan, dan menurut hukum konstitusi kita seseorang tidak dapat dihukum atas sesuatu yang tidak dia sadari".
Lalu kemudian hakim berdiskusi dengan para jaksa apakah aku akan dikenakan hukuman atau dibebaskan, salah satu jaksa berkata "bukti sudah cukup yang menyatakan bahwa Kaminari bersalah, dan tidak dapat dibuktikan bahwa dia tidak ingat", lalu disusul jaksa lainnya "tetapi kita masih tidak dapat menghukumnya jika dia tidak sadar akan perbuatannya", dan jaksa lainnya menambahkan "selain itu tuan Kaminari masih dibawah umur sehingga dapat meringankan hukumannya", dan setelah perdebatan panjang hakim ketua mengambil keputusan.
.
.
.
.
.
"Baiklah, dengan ini, tuan Kaminari Denki, dinyatakan bersalah atas tuduhan penyalahgunaan quirk dan keanggotaan dalam organisasi terlarang, dan dikenai hukuman 15 tahun penjara", ucap hakim kemudian mengetok palu nya.
.
.
.
.
.
Aku harus menghabiskan 15 tahun hidupku di penjara, air mata ku mengalir memikirkannya, tetapi sebenarnya hukuman 15 tahun penjara merupakan suatu keringanan, bisa saja aku dikenai hukuman eksekusi mati jika aku sudah cukup umur, untungnya aku masih berusia dibawah umur.
Polisi mengantarkanku keluar ruang persidangan menuju mobil polisi, saat berjalan orang-orang menatapku dengan berbagai ekspresi, aku kasihan dengan ayahku yang terlihat menahan air matanya, pasti dia memikirkan apa yang harus dia ceritakan pada ibu, ah, pasti ibu sangat hancur saat mengetahui aku akan dipenjara untuk 15 tahun, sungguh kasihan, pedahal dia sedang sakit keras tetapi harus menerima kenyataan pahit disaat seperti ini.
Dalam perjalanan aku memikirkan bagaimana 15 tahun yang akan kuhabiskan di penjara, usiaku saat ini 16, artinya aku baru bisa keluar saat usiaku menginjak 31 tahun, saat itu mungkin teman-temanku yang lain sudah menjadi pro Hero, menikah & memiliki anak, sedangkan aku mungkin akan bernasib menjadi mantan narapidana gelandangan yang tidak lulus SMA, tidak mungkin juga aku hidup menumpang bersama orangtuaku karena saat itu mereka pasti sudah sangatlah tua.
Yah bisa dibilang aku harus merelakan Kyouka menikah dengan orang lain dan hidup bahagia dengan keluarganya sementara aku masih dikurung didalam penjara, sedangkan aku saat bebas hanyalah seorang mantan narapidana yang tidak lulus SMA sehingga tidak mungkin aku mendapatkan pekerjaan formal apalagi berkeluarga.
Setelah 30 menit perjalanan akhirnya aku sampai di gedung penjara tempatku akan menghabiskan 15 tahun hidupku, yaitu penjara khusus tahanan dibawah umur yang terletak di tempat terpencil pinggir laut.
Aku disuruh turun dari mobil polisi dan digiring sipir menuju sel tahanan ku, sambil berjalan sipir menerangkan aturan dan kebiasaan disini, kemudian aku sampai di ruangan sel ku, disitu aku kemudian meletakkan barang bawaanku dan menata sel tahananku, aku meletakkan foto kedua orangtua ku disamping ranjang ku dan mengganti pakaianku dengan seragam tahanan berwarna oranye, tidak lupa aku juga menggantungkan jam di dinding.
Jam sudah menunjukkan pukul 2 siang, dan kemudian alarm penjara berbunyi, itu artinya sekarang merupakan jam makan siang, aku dan tahanan lain keluar dari sel dan berbaris lalu digiring menuju ruang makan penjara.
Aku mengantri untuk mengambil makananku, menu makan siang hari ini adalah kentang tumbuk dengan tekstur berpasir, kacang panggang dengan saus berlendir, dan brokoli rebus dengan warna pucat, yang terlihat layak dimakan hanyalah susu coklat ini.
Aku duduk di meja dan hendak memakan makan siang ku, tetapi tiba-tiba ada seseorang yang mengambil susu coklat ku, aku langsung menoleh kearahnya dan berkata "hei, itu susu coklat ku!".
Aku terkejut seseorang yang mengambil susu coklat ku merupakan pemuda dengan tubuh sebesar All Might tetapi umurnya masih seusia kami, mungkin itu disebabkan oleh mutasi quirk nya, dia terlihat tidak senang dan meraih kerah bajuku dengan satu tangan.
"Ada masalah anak kecil?", ucapnya mengintimidasi sambil mengangkatku dengan satu tangan, aku tercekik dan tidak bisa bernafas, akhirnya aku terpaksa mengaktifkan quirk ku dan dia tersetrum hingga terpental kebelakang.
Aku terjatuh dan langsung mengambil nafas setelah tercekik, belum sempat aku bernafas dengan lancar orang itu sudah berdiri kembali dan berjalan kearahku dengan marah "sial, hei kemari kau! aku akan memberimu pelajaran karena berani bermacam macam denganku".
Dia meninju ku berkali-kali dan setelah aku terjatuh tidak bisa bergerak lagi dia menendangiku berkali-kali, aku hanya pasrah dan setelah dia puas memukuliku dia pergi meninggalkanku, sekarang aku terbaring lemah di lantai dengan penuh luka lebam.
Darah mulai mengalir dari mulutku, aku mencoba untuk bergerak tetapi rasanya sakit sekali, padahal baru beberapa jam aku berada disini dan sekarang aku sudah kembali dipenuhi luka lagi, orang orang juga terlihat pura-pura tidak melihatnya, mungkin mereka takut dengan orang yang tadi memukuliku.
Aku tidak bersemangat untuk kembali bangkit dan ingin menangis saja, tetapi tiba-tiba ada seseorang yang mengulurkan tangannya padaku, aku melirik kearahnya, seorang pemuda seusiaku dengan rambut merah dan mata kuning kecoklatan tersenyum sambil mengulurkan tangannya kearahku.
Aku menerima tangannya dan bangkit, dan kemudian kami berdua duduk bersampingan di bangku tempat ku duduk tadi, aku hanya diam tertunduk, dan dia tiba-tiba terkekeh, "hehehe, lucu sekali, pertama kau masuk kesini tubuhmu hanya memiliki luka bakar, luka gores, & luka tusuk, sekarang sudah lengkap dengan luka lebam", aku ikut terkekeh mendengarnya.
Dia kemudian memberikanku sekotak susu stroberi, dia berkata sambil tersenyum "karena kau anak baru, ambillah susu ku, tetapi besok kau harus menjaga susu mu sendiri", aku menerimanya sambil berterima kasih dan kemudian meminumnya.
Kemudian aku teringat kami belum berkenalan, aku kemudian mengulurkan tanganku dan berkata "Denki Kaminari, salam kenal", dia kemudian menerima uluran tanganku dan menjawab sambil tersenyum:
"Karma Akabane".
.
.
.
.
.
Ya segitu dulu sampai jumpa di pertengahan Desember, bye-bye👋 maaf ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
im for you & you for me (Boku no hero academia-Kamijirou fanfic)
FanfictionDenki kaminari dan Kyouka Jirou sudah menjadi sahabat sejak mereka berdua pertama bertemu, sebagai seorang anak SMA seharusnya kehidupan mereka biasa saja, tetapi seolah-olah mereka terkena kutukan yang membuat mereka selalu terkena masalah, bagaima...