[BAB 2] Chapter 25-Hujan

192 28 2
                                    


Jirou POV

Saat hendak pulang dari swalayan setelah belanja bahan memasak untuk makan malam, tiba-tiba turun hujan deras, untungnya aku membawa payung saat berangkat, aku pun membuka payungku dan berjalan pulang, tetapi saat dijalan pulang aku melihat pria berambut pirang berjalan kehujanan, dan setelah kuperhatikan ternyata itu Denki.

Aku mempercepat langkahku dan memayunginya, aku bertanya "Denki?", Denki menoleh kearahku dan menjawab sambil menunduk "oh,,, hei, Kyouka", aku memerhatikan seluruh tubuhnya kebasahan, pasti dia sudah kehujanan lebih dari setengah jam, aku bertanya "apa yang kau lakukan disini? kau ini baru saja bebas dari penjara dan kau malah hujan-hujanan seperti ini, nanti jika kau terkena sakit dan tidak bisa masuk sekolah tidak ada bedanya dengan saat kau dipenjara dulu, dasar bodoh".

Denki masih menunduk menatap kebawah dan menghindari menatapku, aku memerhatikan mata nya memerah seperti orang yang sedang menangis, tetapi aku tidak tahu dia menangis atau tidak karena seluruh tubuhnya dibasahi air hujan, selain itu dia juga terkena pilek seperti orang yang menangis, tetapi itu pasti karena dia terkena gejala deman setelah kehujanan kan? tidak mungkin dia sedang menangis.

Aku berkata "ayolah cepat kita pulang", Denki sedikit mengangguk dan mengikutiku berjalan bersama dibawah payung, saat dijalan Denki hanya menunduk dan terdiam, dan sesekali menyedot ingusnya yang terdengar seperti orang yang menangis, aku bertanya "apa kau pilek karena kehujanan?", Denki menjawab tanpa menoleh "ya, ini karena aku kehujanan".

Aku kemudian bertanya "memangnya kau dari mana? mengapa kau bisa hujan-hujanan seperti ini? Denki menjawab "aku baru pulang kerja lalu kemudian aku menjenguk ibu ku dirumah sakit", ucapnya dengan datar, aku lalu bertanya "lalu kenapa kau tidak menunggu hujan nya reda", Denki menjawab "aku tidak mau pulang terlambat".

Aku kemudian menatap wajahnya khawatir dan bertanya "mata mu juga memerah, apa kau memiliki alergi dengan air hujan?", Denki menaikkan suaranya dan berteriak "sudahlah! jangan tanya aku terus!", aku terkejut, aku tidak pernah melihat Denki marah apalagi kepadaku, mungkin dia telah melalui hari yang sulit, aku memakluminya.

Akhirnya setelah berjalan dengan canggung tanpa mengobrol akhirnya kami berdua sampai di asrama, Denki berjalan masuk sambil berkata tanpa menoleh sedikitpun kearahku "terimakasih telah memayungiku pulang", aku masih berdiri mematung bingung apa yang terjadi dengan Denki, tetapi aku takut bertanya.

Kaminari POV

"Terimakasih telah memayungiku pulang", ucapku pada Kyouka sambil berjalan masuk kedalam gedung asrama dan menaiki lift menuju kamarku, aku berjalan keluar lift, membuka kunci pintu kamarku, masuk dan kemudian aku membanting pintu kamarku lalu menguncinya dan kemudian berjalan menuju meja belajarku dan duduk.

Aku duduk dan kemudian meremas rambutku, aku sangat bingung apakah benar aku harus membunuh Kyouka? bagaimana jika aku melaporkan pada polisi saja sekarang? tidak mungkin, aku tidak mau membahayakan nyawa ibu ku, dan bagaimana dengan meminta bantuan teman-teman? tetapi aku tidak yakin apa mereka mampu mengatasi quirk teleportasi milik Kurogiri itu.

Kemudian aku tersadar, tidak ada lagi cara lain untuk menyelamatkan ibu ku selain membunuh Kyouka, aku meremas rambutku semakin erat dan menangis deras, mau tidak mau besok aku harus membunuh Kyouka, aku berharap ini hanya mimpi.

Aku membenturkan kepalaku ke meja belajar dan kemudian memutuskan untuk mengulanginya berkali-kali, aku berharap ini hanyalah mimpi buruk dan aku akan bangun begitu aku kehilangan kesadaran, aku terus membenturkan kepalaku selama sekitar 30 menit hingga darah mulai mengalir dari kening ku dan penglihatan ku memburam, dan aku jatuh pingsan di meja belajar ku dengan darah mengalir dari meja menetes ke lantai.

.

.

.

.

.

Jirou POV

Aku dan Yaomomo duduk bersama di sofa sambil menonton TV, aku bertanya "hei Yaomomo, apa kau pernah melihat Denki marah?", Yaomomo melirik kearahku dan menjawab "tidak, memangnya kenapa?", aku menjawab dengan wajah memerah "tidak, tidak ada apa-apa", Yaomomo menatapku bingung lalu aku mengalihkan perhatian dengan mengatakan "ah, ayo kita makan malam!".  

Kami semua berjalan menuju ruang makan untuk makan malam, kami semua kecuali Denki duduk di meja makan untuk makan malam, Midoriya melihat keseluruh ruangan bingung dan bertanya "dimana Kaminari? kenapa dia belum turun?".

Aku lalu menjawab "biar aku yang memanggilnya keatas", ucapku sambil bangkit dari kursi, aku berjalan menaiki lift menuju depan kamarnya, aku berdiri dihadapan pintu kamarnya dan mengetuk pintunya dan berteriak "Denki! keluarlah, makan malam sudah siap", tetapi tidak ada jawaban.

Aku kembali mengetuk pintunya berkali-kali dan berteriak memanggil namanya, tetapi masih tidak ada jawaban, akhirnya aku mencoba membuka pintunya tetapi terkunci, akhirnya aku menyerah dan berteriak "kalau kau sudah selesai turunlah untuk makan malam!" ucapku kemudian berjalan turun.

im for you & you for me (Boku no hero academia-Kamijirou fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang