bagian 29

961 68 3
                                    

.
.
.
.
.
.

     "Hinata-san kumohon jadilah kekasih ku"

   Lima kalimat kecil yang terlontar begitu saja dari mulut seorang pria rupawan rupanya mampu membuat seisi kampus heboh termasuk dua orang gadis berbeda warna rambut yang nampak melongo tak percaya.

   "HAH!? Apa apa!? Kau serius? " Ino nampak tak habis pikir dengan pria dihadapan nya ini.
Bagaimana bisa dia memiliki keberanian sebesar itu untuk menyatakan perasaan nya pada si putri kesayangan nya sasuke.
Sepertinya dia sudah tidak sayang pada nyawanya lagi.

  "Aku berdo'a padamu agar kau tenang di alam sana dan mendapatkan tempat terbaik disisi Kami-sama" Hinata masih melirik ino yang nampak khusyuk dalam do'anya.

  "Semoga para malaikat maut itu mencabut nyawamu dengan sangat lembut" Doa ino lagi.

  "Hey ino apa yang kau lakukan huh! Aku harus menjawab apa padanya? " Bisik Hinata.

  "Tolak saja, itu lebih baik" Kata ino dengan wajah kelewatan santai.

  "Dia itu cucu dari yuichi-sensei kan? Aku harus bagaimana? Bantu aku ino" Bisik Hinata sedikit memaksa.

   "Hinata-san? " Panggil pria itu keheranan karena tidak mendapatkan jawaban dari sang gadis pujaan hati.

"Ah etto.... Maaf yah.. Tapi aku tidak bisa menjadi kekasih mu" Tolak Hinata.

  "Ehhh kenapa!? " Kaget nya, pria itu langsung menjatuhkan selembar kertas dan se buket bunga mawar ketanah.

  Ino mengambil surat itu yang ia yakini sebagai surat cinta, kemudian membacanya dengan cermat.
"Tulisan mu tidak rapi, apa kau menulisnya sambil gemetaran dan menahan untuk buang air dicelana hmm? " Tanya ino.

   "Ino! Jangan begitu" Tegur Hinata.

"A-ano... Tolong maafkan sahabat ku, dia memang agak kasar kalau berbicara. Maaf yahh " Ucap Hinata dengan membungkuk kan badannya.

  "Hey aku berbicara sesuai dengan apa yang aku lihat. Lihat lah sendiri tulisannya kalau tidak percaya, sudah mirip seperti ceker ayam bukan? "

  Hinata menepuk jidatnya dan merasa tidak enak sendiri pada pria dihadapan nya yang sepertinya nampak terkena mental karena perkataan Ino.
"Astaga.... Kau ini punya nyali yang besar yahhh untung saja para malaikat maut berjalan itu tidak ada disini. Kalau mereka ada pasti kau sudah di kuliti hidup-hidup dan digantung di alun-alun kota" Ucap ino.

  "Dan asal kau tau saja pria seperti mu ini tidak bisa bersanding dengan Hinata" Kata ino lagi.

  "Tentu saja karena selera Hinata itu kan om-om ehh tidak selera dia itu kan laki-laki seperti ayahnya" Lanjut ino dalam hati.

  "Cari perempuan lain saja yahh, perempuan yang lebih cantik banyak kok di luar sana seperti jutaan bintang dilangit dan tak tergapai pula hihihi... " Kata ino.

  "INO CUKUP! sekarang kita pulang! Aku tidak mau membuatnya mati karena ocehan pedas mu itu" Kata Hinata.

  GUBRAKK... // Hinata dan ino langsung kaget saat pria itu tiba-tiba saja pingsan dengan mulut yang mengeluarkan busa.
"Ino kau harus bertanggung jawab untuk semuanya" Kata Hinata.

  "Semoga Kami-sama memberikan tempat terbaik untuk mu wahai anak muda" Doa ino.

*****

    "Jadi...? Kau berencana untuk pergi keluar negri? Berapa lama? " Tanya sasuke.

  "Aku masih tidak tahu pasti.... Untuk itulah aku datang kemari dan berbicara dengan mu" Kata neji.

  "Aku ingin meminta tolong padamu, tolong jaga adikku selama aku tidak ada disini. Ada janji lain yang harus ku tepati pada ayah disana'' mohon neji.

SUGAR DADDY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang