12. Crepuscle

1.9K 250 51
                                        

“jika kesan pertama kita sudah lebih buruk, maka memperjuangkanmu hanya akan membuatmu semakin menjauh dariku”—R

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jika kesan pertama kita sudah lebih buruk, maka memperjuangkanmu hanya akan membuatmu semakin menjauh dariku
R

Sore menutup ruang indoor pertandingan kala itu, diikuti banyak orang yang berlalu lalang untuk keluar dari sana seusai menyaksikan permainan basket yang sangat menegangkan di sana.

Para remaja dengan seragam SMA sudah tidak lagi kembali ke sekolah, mereka diizinkan untuk langsung pulang ke rumah setelah memberikan keringat menjadi supporter pertandingan. Entahlah untuk SMAN 8, setahu Zera mereka harus kembali ke sekolah mengingat sekolah mereka Negeri, sudah pasti aturannya lebih disiplin. Meskipun kadang hanya pencitraan semata.

Zera sudah melangkah memasuki pekarangan rumahnya yang luas. Ia diantar oleh Kelly, sementara Sarah harus terpaksa menemani Tessa ke Gramedia, ada yang ingin dibeli, katanya.

“Bun, aku pulang!” Zera membuka pintu utama dengan suara yang sedikit serak. Kepalanya yang pening masih dipenuhi dengan kebingungan dan ketidak-habis-pikiran.

Ia menutup pintu kembali seraya memijat pelipisnya yang masih berkeringat. Ia kembali mengedarkan pandangan ke seluruh ruang tengah yang luas, namun terlihat sepi. Tidak biasanya jam segini rumah sesepi ini, pikirnya heran.

“Bun? Mike?” tanyanya seraya melangkah pelan sambil celingak-celinguk.

Bagaimana pun juga, Zera butuh penjelasan yang akurat dari Ayah dan Bunda tentang anak angkat Om Bagas. Sebuah misteri yang pecah begitu saja tanpa permisi, seolah membuat Zera frustasi akan semua kebetulan itu.

Zera mengetuk kamar Kakaknya sambil menempelkan telinga di sana. “Kak Mike, lo di dalem?”

Tidak ada sahutan sama sekali. “Mike, lo tidur?” Ia mengetuk lagi, namun masih hening.

“Orang-orang pada kemana sih?” tanyanya pada diri sendiri. Oh jangan tanya Ayah dimana, Zera bahkan akan lebih terkejut jika jam segini Ayah sudah pulang dari kantor.

“Bunda,” gumam Zera tersadar. “Bunda!!” Ia pun kembali berseru, memanggil ke atas dan ke taman belakang, dimana Bunda biasanya berada.

Namun memang tidak ada siapapun di rumah sore ini, saat ini. Zera menghela nafas lantas merebahkan diri ke atas sofa sambil terus memijat pelipisnya. Seharian ini membuatnya begitu penat dan kelelahan.

Berusaha teriak menyaingi orang-orang di tribun adalah hal yang sangat sulit dibandingkan dengan mengerjakan ulangan mendadak di kelas, menurutnya.

Selang beberapa menit Zera tidur-tiduran di atas sofa, ponselnya pun bergetar. Ia tergerak lantas segera merogoh ponselnya dari dalam tas. Sebuah chat tertera di sana, dari Bunda.

Bunda ku 🌈 | Ze, bunda kayaknya pulang agak malem ya nak. Ayah mau ditemenin rapat trus ada dinner sama orang penting, makanya bunda harus ikut 😍😜

ZERASAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang