Mohon maaf lahir batin karena lama update. Untuk menebus dosa ku yang udah sebulan gak update, jadi chapter ini panjang. 6840 kata.
Please, don’t get dizzy. Hope it’s not boring and hope you enjoyed it. xxKalau ada typo, mohon koreksi.
Selamat membaca!“Bazar bukunya sampai bulan depan loh, yakin gak mau kesana?”
Ucapan Sarah terdengar samar karena bisingnya suara lagu Levitating yang diputar oleh Kelly pada speaker di atas meja. Keduanya sedang sibuk mewarnai kuku seperti hobi Sarah pada biasanya, nail art. Tessa baring di atas kasur sambil memainkan ponselnya, entah chat dengan siapa, semua orang tahu bahwa Tessa jomblo.
“Ra? Dengar gak?” Sarah mengulangi kalimatnya. Ia beralih kepada Kelly yang menikmati lagu dengan volume sebesar itu. “Kel, lo budek?” Kelly berdecak malas lantas mengecilkan volume.
Zera menguap lebar seraya melanjutkan halaman pada bukunya. Ia merentangkan tubuhnya yang juga sedang baring di samping Tessa. Sejak pulang sekolah, keempat gadis itu berkumpul di sini, di rumah Tessa. Entah jam berapa sekarang, sepertinya sudah malam.
“Gak tau, gue lagi males banget keluar rumah.” Zera menjawab dan mendudukkan diri, memperhatikan ukiran kutek di kuku Kelly yang duduk di lantai.
Sarah mengerlingkan mata malas. “Lo tuh kapan rajinnya sih?”
“Zera rajin belajar kok,” timpal Tessa yang juga mendudukkan diri. Zera mengangkat alis dengan bangga lantas merangkul sobatnya itu. “Tuh dengerin kata Tessa.”
Kelly ikut mencibir lantas menggeleng kecil, Zera dan Tessa memang selalu saling membela karena keduanya memang sama. Sama-sama nerd dan anak rumahan.
“Ya udah kalo gitu pilih, ke bazaar atau nonton basket?” tantang Sarah lagi dengan penuh kemenangan, hal itu didukung oleh Kelly yang mendadak tersenyum penuh kejahatan.
Sangat menjijikan bagi Zera. “Gak dua-duanya.”
“Ih kok gitu sih Ra??? Ayo dong seru tau! Nonton basket aja, paling habis beberapa ribu buat beli tiket, kalo ke bazaar bisa habis seratus ribu beli buku.” Sarah bersikeras.
“Beli buku ada gunanya, nonton basket apa gunanya coba?” timpal Tessa disambut anggukkan Zera. “Yang ada malah ngabisin tenaga untuk teriak.”
“Lagian, gue juga gak suka basket. Pemainnya pada sok keren, contohnya aja tuh si siapa tuh yang kapten itu, songongnya udah di kuartal empat.” Tutur Zera sekenanya.
“Dih, kok malah nyambung ke dia sih? Cieeeee!!” seru Sarah beralih menggodanya.
“Aduh apaan sih, yang kayak gitu mah bukan tipe gue,” balas Zera malas.
“Tapi beneran sih, gak ada gunanya nonton pertandingan. Emang kalo menang, kita yang untung? Kan enggak,” ujar Tessa lagi, dan Zera kembali mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERASAKA
Genç Kurgu[SEQUEL ANTARES] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ketika emosi mengalahkan logika, terbukti banyak gengsinya. Hadirnya Brian dan Saka membuat Zera harus terjebak dalam pesona misterius mereka. Semuanya bertambah rumit saat Zera tahu yang sebenarnya. Tidak...