16. Calabasas

1.3K 185 53
                                    

p.s : ingatkan kalau typo. trims.
selamat membaca!
____

Suatu hari, usai pagi, setelah keberangkatan Mike dan Zera menuju sekolah, Ares dan Ruth terlihat menghabiskan waktu bersama dengan berolahraga lalu sarapan.

Memasuki pukul 10 pagi, keduanya sudah selesai mandi—bukan mandi bersama. Mereka terlihat mengenakan pakaian kasual, tidak seperti biasanya.

Mereka bermaksud untuk mengunjungi rumah Dipo dan Mila, melepas rindu yang sudah beberapa bulan tidak bertemu. Maklum, jarak rumah mereka sangat jauh, mereka juga punya jadwal kesibukan masing-masing.

Singkat cerita, satu jam berlalu. Tidak diceritakan apa saja yang dilewati dalam perjalanan.

Mobil mereka tiba di pekarangan rumah bernuansa abu. Rumah itu adalah rumah lama Dipo. Semenjak orang tuanya bercerai, Dipo lah yang menjadi pemilik akhir rumah itu.

Papanya menikah lagi dan rumah itu sudah jarang ditempati, sehingga sejak menikah Dipo dan Mila memutuskan untuk tinggal di sana.

“Mil! Mil buka pintu, gue kebelet!” Ruth langsung menggedor-gedor pintu besar di depannya sambil memegang perutnya. Ares masih di mobil lantas melangkah menyusul Ruth.

“MILA!!!”

“Sabar dong!!” Pintu pun terbuka, menampilkan sosok Mila yang berdaster sambil berkacak pinggang dengan sebal. Belum sempat ia berkomentar, Ruth sudah berlalu ke belakang.

Mila hanya mencibir jengkel. “Istri lo tuh, Res, udah gak ada akhlak.”

Ares hanya tertawa kecil. “Kan emang gitu,” katanya tenang.

Mila menutup pintu sementara Ares mendudukkan diri ke atas sofa sambil menaruh barang-barang yang dibawa Ruth untuk Dipo dan Mila. Beberapa cup cakes dan cookies favorit Tessa.

“Dipo mana, Mil?”

“Tadi lagi mandi sih, bentar ya.” Mila tampak menaiki tangga sambil berteriak, “Po, bisa cepet dikit gak sih?!”

“Iya sayangku, cintaku, my wifey, honey, bunny, sweety, little creepy!” Dipo pun muncul sambil menggoda Mila yang malah jijik.

“Najis, Po!” celetuk Ruth yang juga muncul dari toilet, sementara Dipo hanya tergelak.

Dipo menatap sobatnya, Ares, lalu tersenyum kecil dengan penuh makna. Rasanya kenangan-kenangan lama saat kuliah dulu kembali terngiang, masa-masa sulit yang pernah mereka lewati bersama hingga saat ini masih bisa bersama.

“Res,” sapa Dipo. Ia melangkah sambil merentangkan tangan, berniat memeluk sobatnya itu.

“Apaan,” balas Ares yang hanya datar-datar saja. Dipo berubah jengkel. “Ah gak asik lu, Res! Gak kangen apa sama sahabat lu yang tampan abis ini?!”

“Gak,” jawab Ares biasa saja, Ruth dan Mila hanya cekikikan. Namun Dipo tetap memaksa untuk memeluk Ares, membuat yang satu itu terpaksa menerima dan tampak tertekan.

Keempat orang itu kini duduk di sofa, berbincang ringan untuk melepas rindu. Mila dengan bersemangat pengalamannya belajar masak dengan Ibunya Dipo yang dua kali seminggu bertandang ke rumah untuk menjenguk cucunya, Tessa.

Meski sudah bercerai, orang tua  Dipo tetap menjaga hubungan baik dengan anak dan cucu.

“Bagas udah sampe mana sih?” Tanya Ruth sambil menyeruput teh hangatnya. Mila menjumput sepotong cookies sambil menggeleng kecil. “Tau tuh, tadi udah sampe mana sih, Po?”

Dipo yang masih mengunyah camilannya juga mengangkat bahu. “Emang mau ke sini?”

“Kita kan ke sini untuk dengar cerita dia,” sahut Ares meletakkan gelas tehnya.

ZERASAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang