Today is International Boyfriend Day. Tonight is Saturday night. Tak ada yang bisa ku pamerkan hari ini, dan semua itu seakan berniat menamparku secara tidak langsung. Sial.
Selamat membaca!
____
Tessa memeriksa ponselnya sekali lagi sambil sesekali mencondongkan kepala ke sana ke mari. Sementara Kelly dan Sarah sedang sibuk meneliti nama-nama di punggung para pemain basket dari sekolah sebelah.Keduanya bahkan asik memfoto cowok-cowok tinggi itu sambil sesekali berceloteh ria. Ketiganya sudah berada di luar indoor, sedang berdiri di area parkiran dan menyaksikan orang-orang yang sedang berlalu-lalang di sekitar sana.
“Zera mana sih woi??” desak Tessa lagi setelah telponnya kepada nomer Zera tidak diangkat sejak tadi. Sejak ketiganya sudah duluan keluar sekitar lima belas menit yang lalu.
“Lo berdua ngapain sih?!” tukas Tessa menepuk punggung kedua sobatnya.
Sarah mendelik sewot. “Ya mana gue tau, emang lo kira gue bareng dia tadi? Enggak kan??”
“Tau tuh, bukannya lo yang terakhir masuk bareng Zera?” tanya Kelly.
“Iya sih, tapikan gue langsung nyusul lo berdua ke tribun. Dia yang nyasar!”
“Nah kan! Emang salah lo sih, kenapa jadi marah ke kita. Iya gak Kel?” balas Sarah sebal.
“Abis lo berdua ngeliatin cogan muluk, kayak ada yang kepincut aja” komentar Tessa sewot.
“Heh sembara—“
“Ehm!” celetuk sebuah suara berdehem cukup keras sehingga ketiga gadis yang sibuk berceloteh itu pun langsung menoleh ke sumber suara.
Di belakang mereka sudah melangkah anak basket Cempaka yang tadi ikut bertanding. Tidak perlu diberitahu nama mereka siapa, intinya ketiga gadis ini sudah tahu duluan. Mereka berempat adalah Jiwo, Bimo, Renggo dan Kevin. Sepertinya anak-anak basket lainnya sudah lebih dulu pulang.
Yang berdehem barusan adalah Jiwo, ia menyeka dahinya sambil sesekali melirik Sarah yang juga sepertinya mendadak kikuk. Kelly menyikut Tessa agar gadis itu berpindah sehingga Sarah bisa leluasa berdekatan dengan Jiwo.
“Ada adek-adek rupanya” komentar Renggo sok ganteng. Untung tidak ada Nina, kalau saja ada mungkin leher Renggo sudah nyaris dibengkokkan. Nina adalah gebetan Renggo, anak kelas satu Ipa 1.
Kelly tersenyum simpul. “Hehehe, gimana Kak tadi?” tanyanya tolol.
“Gimana apanya?” timpal Bimo terlihat bingung.
Kelly menggaruk tengkuk. “Oh iya gue kan nonton” gumamnya.
Kevin menyugar rambut. “Kita kalah, mungkin karna Saka gak main” ujarnya ringan.
“Gak apa-apa lah, lagian skornya cuma beda satu” ucap Tessa sekenanya membuat Kevin melirik. Keduanya sama-sama melirik dalam diam lantas kembali memalingkan wajah.
Sementara Sarah sudah mati-matian menahan debaran di dadanya. Pasalnya sekarang Jiwo sudah berdiri di sampingnya dengan jarak yang begitu dekat. Sebenarnya Sarah sudah lama menyimpan rasa kepada Jiwo, sayangnya cowok itu terlalu humble jadi banyak cewek yang sering bersama-sama dengannya. Hal itu membuat Sarah punya rasa yang sekilas ingin mundur.
“Tadi three point nya keren ya Kak” puji Sarah malu-malu kucing. Tessa yang menyaksikannya hanya bisa menahan muntah saat ini.
“Thanks, gue jago kan?” balas Jiwo sok keren. Demi apapun keduanya benar-benar cocok. Yang satu sok imut, yang satu lagi sok keren.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZERASAKA
Jugendliteratur[SEQUEL ANTARES] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ketika emosi mengalahkan logika, terbukti banyak gengsinya. Hadirnya Brian dan Saka membuat Zera harus terjebak dalam pesona misterius mereka. Semuanya bertambah rumit saat Zera tahu yang sebenarnya. Tidak...