03. Cogan

2.8K 339 58
                                    

Divote, sekarang juga. Cepat.

Selamat membaca!
_____

🎵Play Song : Nirvana - The Man Who Sold The World🎵

"Ma!"

Tepat saat jam weker bermotif tengkorak berwarna hitam itu berbunyi, Saka berseru seraya mendudukkan diri. Terbangun dari tidurnya dengan nafas yang ngos-ngosan seperti habis dikejar setan.

Ia menghembuskan nafas berat sembari meremas rambut cepaknya, kepalanya nyut-nyutan setelah tidur sejak sore kemarin.

Saka menetralkan nafasnya lalu memandang jam wekernya sekilas yang sudah menunjukkan pukul 6.30 pagi. Ia menatap tubuhnya yang tanpa baju, tak ada bekas apa-apa di sana, hanya ada rasa sakit di pergelangan kakinya yang terkilir waktu itu.

Rupanya yang ia lihat hanya mimpi, tentang pukulan dan tamparan yang begitu keras di tubuhnya. Semua hanya mimpi.

"Sejak kapan dia jenguk anak haramnya ini" ucap Saka mendengus sembari menurunkan diri dari atas kasur berlapis kain hitam itu. Segala sesuatu di dalam kamarnya adalah hitam, meski tidak semua namun yang lebih mendominan memang warna hitam.

Kamarnya sangat berantakan, belum lagi ada banyak poster pebasket kesukaannya yang tertempel hampir menutupi seluruh dinding kamarnya. Tidak hanya poster Kobe Bryant, beberapa pebasket lainnya seperti LeBron james, Stephen Curry,dan Michael Jordan juga turut memenuhi langit-langit kamarnya.

Bahkan ada ring basket yang bergantung di atas televisi di depan ranjangnya, serta beberapa bola basket yang juga turut melengkapi ring tersebut. Saka biasanya sikat gigi sambil main basket, ya sepertinya Saka sudah kecanduan basket.

Saka juga pandai bermain gitar namun lebih kepada gitar bass. Sekitar dua bass yang tergantung di atas kasurnya di sana, satu pemberian anak-anak basket saat ulang tahunnya, dan satunya lagi hasilnya saat menang lomba basket dan uangnya ia gunakan untuk membeli gitar bass tersebut.

Saka punya selera tinggi pada musik, terlihat jelas dari poster musisi yang juga tidak kalah banyak dari poster pebasket di sana. Kebanyakan memang musisi rock tahun 70-90 an karena Saka lebih menikmati music bergenre rock. Seperti poster Kurt Cobain-Nirvana dan Bon Jovi yang seukuran jendela, Axl Rose-Gnr yang hitam putih, dan Alan Hetfield "The King Of Thrash Meta" Metallica lainnya di sana.

Bahkan di pintu kamarnya pun sudah dipenuhi dengan poster dan gambar apalah itu. Ada tulisan "Don't Touch! Biohazard Dangerous" yang berlatar hitam dan menempel di sana dengan ukuran sebesar 12 inch. Ada pula garis kuning yang melintang di sana dengan tulisan "Police Line, Do Not Enter!". Ada unsur Indonesia juga dengan adanya tulisan "Ini Neraka, Anda Tidak Bisa Gabung. Selamat". Harap maklum, namanya juga kamar laki-laki.

Ia melangkah meraih handuknya yang tergantung sembarang di kenop pintu, lalu menyalakan tape besar yang tergeletak begitu saja di depan pintu kamar mandi. Lantunan lagu Affection milik Cigarettes After Sex mulai terdengar memenuhi kamarnya. Setelah menyetel lagu dengan suara super keras, Saka melanjutkan langkah menuju kamar mandi.

Begitulah kegiatan si pebasket SMA Cempaka setiap paginya, biasanya ia lebih sering telat datang ke sekolah karena harus memperbaiki tapenya yang kadang rusak entah apa. Kalaupun tidak karena itu, Saka biasanya telat bangun karena tidur terlalu larut.

Katakan saja bahwa Saka tinggal sendiri di rumah sebesar ini, meski sebenarnya tidak namun karena Papanya sering tidak pulang jadi ya begitu. Saka sudah terbiasa hidup sendiri, ditemani seorang asisten rumah tangga bernama Mang Tono yang kerjaannya membersihkan pekarangan rumah.

ZERASAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang