Jeno menyesal karena tak menyimpan kotak cincinnya ke dalam tas atau koper saja.
Sebelumnya, ia takut kotak itu akan tertindih dan lecet jika dimasukkan ke dalam tas, karena itu ia memilih untuk membawanya dengan tangannya sendiri.
Tapi hal yang menjadi ketakutannya malah terjadi bahkan lebih parah dari apa yang ia bayangkan.
Ia tak menyangka kotak cincin sebagai hadiah di ulang tahun kekasihnya, malah diinjak dengan konyol oleh salah seorang pria tak bertanggung jawab di bandara.
Jeno meratapi kotak cincin itu dengan sendu sekaligus kesal, kesal pada pelaku yang merusaknya. Lalu sekilas ia teringat pada koper Jaemin yang ia tinggalkan di taksi, kemudian ia mendenguskan tawa miring.
"Rasakan sendiri akibatnya," tukasnya kejam, menyimpan dendam pada Jaemin karena pria itu telah membuatnya terkena sial hari ini.
Jeno tak kenal siapa pria berwajah rata dan bertubuh kurus seperti tulang berjalan itu. Ia juga tak peduli jika pria itu kehilangan koper karena dirinya. Intinya Jeno tak mau bertemu lagi dengan Jaemin.
Setelah beristirahat sejenak di sofa, Jeno lantas bangkit menuju lemari hotel untuk mengambil salah satu handuk. Ia melepas pakaiannya yang kotor, dan merapikan rambutnya sebentar di depan cermin. Kemudian, Jeno meraih ponselnya dan menelpon kontak seseorang sebelum pergi ke kamar mandi.
Ia ingin menghubungi Renjun, kekasihnya.
Tak lama, Jeno mengerjap dan mengernyit ketika kontak Renjun tak dapat dihubungi.
.
.
.
"Maaf, Renjun. Aku sedikit terlambat. Aku baru saja selesai rapat dengan rekanku." Ujar Guanlin pada seorang pria di seberang panggilan telepon, sembari berjalan tergesa-gesa memasuki mobilnya yang terparkir di depan toko perhiasan. Ia baru saja keluar dari toko perhiasan itu setelah membeli hadiah berupa kalung perak yg nantinya akan diberikan kepada pria yang sedang ditelponnya sekarang.
"Tak apa. Kau sedang di jalan sekarang?"
"Hm. Aku baru mau ke sana. Tunggu aku." Kata Guanlin, lalu menutup panggilannya.
Guanlin baru saja menyalakan mesin mobil untuk bersiap pergi ke rumah Renjun. Sampai tiba-tiba, ia dikejutkan oleh sosok seorang pria yang sedang mengetuk-ngetuk jendela mobilnya.
Guanlin tak dapat menyembunyikan keterkejutannya melihat pria tak dikenal itu. Jaemin, pria itu, terlihat acak-acakan, berkeringat, dan pakaiannya kusut seperti rambutnya yang tak lagi beraturan. Tapi ketika melihat pria itu seperti sedang memohon-mohon dengan memelas, Guanlin pun menurunkan kaca mobilnya.
Guanlin menatap Jaemin dari atas sampai bawah.
Lumayan cantik, walau sedikit kacau.
Lalu, mata Guanlin tak sengaja menangkap sebuah tulisan hangul di jaket milik pria itu.
Sastra Inggris
Universitas Bahasa dan Sastra Seoul
"Excuse me. Can I-"
Guanlin lalu memotong ucapan pria itu. "Kau dari Korea?"
Dan seketika, wajah Jaemin berubah menjadi lebih cerah ketika tahu Guanlin dapat berbicara Korea dengan lancar. Jaemin tak bisa tak bahagia karena merasa telah terselamatkan. Kemudian, Jaemin mengangguk cepat dengan semangat. "Aku sangat minta maaf sudah mengganggu. Bisa aku mendapat tumpangan? A-aku bukan orang jahat, sungguh..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweetest Disaster (Nomin Remake)
ФанфикRemake story by @ohpurin on Wattpad Bagi Jeno, menikahi Jaemin adalah bencana. Namun hadirnya seorang anak membuat pernikahan mereka menjadi sebuah bencana termanis! NOMIN BXB ✔️ For mature content