Setelah berhari-hari mondar-mandir mempersiapkan kebutuhan untuk pesta pernikahan, akhirnya sekarang semua terselesaikan. Hari ini, Jeno akan menikahi Jaemin secara resmi.
Acara akan dimulai dua jam lagi. Dan saat ini, Jaemin berada di kamar Taeyong, bersama salah seorang penata rias yang baru saja keluar usai melukis wajahnya dengan alat-alat make up.
Taeyong berdiri di belakang Jaemin, menatap calon iparnya itu melewati pantulan cermin seraya membuka mulutnya terpana. "Aku yakin Jeno akan langsung jatuh cinta padamu setelah melihat ini."
Jaemin tertawa simpul. "Kau berlebihan."
"Kau sangat cantik, Jaemin. Mana mungkin dia tidak bisa suka padamu." ujar Taeyong. Kemudian ia menegapkan bahunya, beralih meninggalkan Jaemin dan berencana keluar untuk membantu Haechan di lantai bawah. Sebelum pergi, Taeyong berpesan. "Oh, iya. Kau tunggulah di sini. Renjun akan datang untuk membantu memakaikan pakaianmu."
Jaemin sedikit membelalakkan matanya pada senyum Taeyong yang langsung menghilang di balik pintu. Renjun? Akan datang menemuinya? Sekarang?
Entah kenapa Jaemin menjadi risau. Betul memang bahwa ia sebelumnya sangat ingin bertemu dengan Renjun untuk bicara mengenai pernikahan yang tak diharapkan ini. Tapi bagaimanapun sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk berbicara tentang itu karena dalam waktu hitungan menit, acara akan dimulai.
Jaemin bahkan belum mempersiapkan mentalnya untuk bertemu Renjun hari ini. Tapi pintu itu tiba-tiba saja terbuka, dan Renjun datang menghampirinya dengan senyuman hangat.
"Pagi. Namaku Huang Renjun." Renjun membungkuk sekilas, menatap bingung pada Jaemin yang nampak sedang sedikit gelisah.
Renjun sebenarnya tak ingat pernah bertemu dengan Jaemin sebelumnya. Dan Jaemin sepertinya sadar akan itu.
"Ah, iya." Namun Jaemin hanya mengangguk pelan, kembali mengalihkan pandangannya pada cermin di hadapannya.
Renjun kembali menarik senyum kecil, melangkah berdiri di belakang Jaemin, kemudian merapikan rambut Jaemin dengan lembut.
Jaemin mencoba menghindari tatapan yang Renjun tujukan padanya lewat cermin. Lidahnya tiba-tiba menjadi kelu setiap ia ingin bicara tentang Jeno kepada Renjun.
"Sekarang pakailah setelanmu." kata Renjun, dibalas Jaemin dengan anggukan kaku. Kemudian, ia mengikuti Jaemin yang berjalan menghampiri setelan pernikahannya.
Jaemin tak bisa mengerti mengapa Renjun terlebih dulu mendekatinya, bahkan membantu mengurus penampilannya menjelang pernikahan. Terlebih lagi Jaemin dengar, Renjun juga lah yang mengatur persiapan acara bersama Taeyong. Rasanya itu sedikit tak normal. Apa Renjun tak sakit hati padanya sama sekali?
"Kau kurus,"
Jaemin tertawa kaku mendengar ucapan Renjun. Saat ini, Renjun sedang memakaikan setelan untuknya -karena setelan itu lumayan sulit dikenakan. Sebelum menarik resleting di punggung Jaemin, Renjun mengangkat wajahnya lurus menatap pantulan tubuh Jaemin di hadapan cermin besar. Jaemin yang merasakan tangan Renjun berhenti pun mengernyit heran.
"Kau tak menanyakan apapun tentangku. Kau sepertinya sudah mengenalku, ya?" Renjun tertawa kecil.
Jaemin merasa tawa itu sedikit terdengar berbeda. Entah mengapa, ia seperti sedang disinggung. "Hm. Aku mengenalmu."
"Begitu kah? Kalau aku tahu, seharusnya aku tak perlu repot-repot memperkenalkan diri."
Jaemin hanya memberi gumaman ditambah anggukan kecil. Kali ini, ia memberanikan diri bertatap mata dengan Renjun melewati pantulan kaca. Renjun sedang tersenyum padanya. Namun cara mata Renjun menatapnya terkesan seperti merendahkannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/258763691-288-k283160.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweetest Disaster (Nomin Remake)
FanfictionRemake story by @ohpurin on Wattpad Bagi Jeno, menikahi Jaemin adalah bencana. Namun hadirnya seorang anak membuat pernikahan mereka menjadi sebuah bencana termanis! NOMIN BXB ✔️ For mature content