"Mommy, Daddy! Besok jangan lupa beri Jisung kejutan!"
Jaemin terkekeh geli. Bagaimana mungkin ia dan Jeno bisa memberi kejutan ulang tahun sedangkan pria kecil itu sendiri yang meminta. Tak hanya itu, Jisung bahkan memaksa memilih hadiahnya sendiri secara selektif.
Beruntung keinginan Jisung di hari ulang tahunnya terbilang normal dibandingkan tahun lalu, dimana ia selama berhari-hari merengek ingin bertemu paman santa dan meminta ayahnya membelikan kuda poni seperti dalam film kartun kesukaannya. Walau cukup nakal, pria manis itu semakin pintar semakin bertambahnya usia.
Jeno penasaran, bagaimana putra kebanggaannya tumbuh nanti? Akan setampan apa dia? Akan sepopuler apa dia di lingkungannya?
Jisung adalah anaknya yang lahir sebagai pengacau dan penyelamat, dalam satu paket. Dan Jeno bersyukur Jaemin pernah berjuang untuk kehadirannya di dunia.
"Jisung, tadi kakek menitipkan satu box roti custard untukmu."
Jisung menjerit bahagia melihat kotak kemasan menggemaskan yang diletakkan sang ayah di atas meja, dengan semangat bangun dari sofa untuk membuka kotak besar itu lalu berbinar haru setelahnya. "Yang ini isi apa, Daddy??" Jisung mengambil salah satu roti.
"Itu rasa kopi."
"Kalau yang ini??"
"Tiramisu."
"Yang ini apa??"
"Mulberry."
Jisung kebingungan. Ia suka semua rasa dalam kotak itu. Jadi mana yang harus ia makan terlebih dahulu??
Dan sudah diputuskan, ia akan mencicipi semuanya satu per satu.
"Jeno, kau tak sedang mencoba membuatnya menjadi gemuk, kan? Jisung makan terlalu banyak akhir-akhir ini."
"Kenapa kau khawatir? Jisung memang harus makan banyak agar dia tinggi sepertiku. Dan agar tidak menjadi kurus seperti ibunya."
"Jadi menurutmu aku masih kurus?! Tapi berat badanku sudah bertambah banyak."
"Nyatanya kau masih ringan saat aku menggendongmu."
"Memang aku harus segemuk apa agar kau puas?"
"Aku tidak memaksa. Dan hey, kenapa kita jadi berdebat soal berat badan?"
"Kau yang memancing."
"Astaga, kau marah?" Jeno menghalangi pandangan datar Jaemin dengan wajahnya. Tawa kecilnya terlepas melihat betapa sebal ekspresi pria manis itu. Lantas kemudian Jeno berbaring di pangkuan Jaemin, menahan senyum kecil. Tangannya terulur, menggapai bibir Jaemin yang masih nampak merengut. "Jangan cemberut begitu. Ayo senyum."
Jaemin semakin mencebikkan bibirnya kesal dan melirik sekilas tanpa berminat.
"Jaemin."
Jaemin masih bungkam, teguh pada rajukannya.
"Jaemin. Dengar aku."
"Apa?!"
"Aku menyukai apapun tentangmu."
Jaemin memutar bola matanya malas. "Aku sudah bosan mendengar itu."
"Hey, aku belum selesai bicara." protes Jeno. "Kau tahu sendiri aku mencintaimu. Tapi sepertinya akan lebih bagus jika kau menambah lagi berat badanmu sedikit."
Jaemin memicing sinis. "Ya.... lantas?!"
"Kau ingin membuatku senang, bukan? Aku mau kau bertambah gemuk sedikit saja. Kau ingin tahu caranya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweetest Disaster (Nomin Remake)
FanfictionRemake story by @ohpurin on Wattpad Bagi Jeno, menikahi Jaemin adalah bencana. Namun hadirnya seorang anak membuat pernikahan mereka menjadi sebuah bencana termanis! NOMIN BXB ✔️ For mature content