16. Mengenal Adam

16 6 2
                                    

KEJUTANNNNNN!!

Hari ini update lagi!!



***




Tidak sampai sepuluh menit Blu menunggu sosok dengan motor hitam andalannya datang. As usual yang dimaksud Blu adalah tidak lain dan tidak bukan kebiasaan Byan yang selalu mengantarnya ke sekolah. Sebenarnya bukan ingin Blu seperti itu. Ide Byan lah yang memaksa melakukan hal seperti ini. Dan Blu harus akui dengan jujur bahwa dirinya juga menikmati setiap momen nya bersama Byan.

Banyak hal harus disyukuri, termasuk dengan letak antara rumah Byan, rumah Eyang, sekolah Blu, dan sekolah Byan yang sama sekali tidak merepotkan Byan jika harus mengantar jemput Blu setiap hari. Dan yang harus disyukuri lagi adalah sikap Eyang yang sama sekali tidak membatasi antara hubungan Blu dan Byan. Eyang paham betul bahwa Byan sudah seperti kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari Blu. Eyang justru sangat mengapresiasi kesungguhan Byan yang katanya akan setia mengantar jemput Blu setiap hari. Bunda pun sama sekali tidak mempermasalahkan Byan yang ngotot melakukan hal ini.

"GUE BELOM SARAPAN, BLUUUU!!" teriak Byan ketika motor sedang melaju kencang.

Blu yang sedari tadi menikmati semilir dingin angin pagi menoleh tidak percaya.

"YAUDAH AYOK GUE TEMENIN CARI SARAPAAAN!!" balas Blu sama teriaknya.

Kali ini gantian Byan yang menoleh singkat tidak percaya.

"MASIH JAM SETENGAH TUJUH, LO KAN MAKAN NYA CEPET. NGGAK USAH KHAWATIR TELAT LAHHH!!" lanjut Blu.

Dan tanpa babibu lagi, Byan langsung menambah kecepatan si hitam untuk menuju ke warung makan samping sekolah Blu. Kalau nanti ending nya harus banget telat, setidaknya bukan Blu yang telat, pikir Byan.

"Harus banget ya makan nya disini?" Tanya Blu ketika sadar bahwa motor Byan sudah terparkir elok di depan warung Yu Sumi.

"Kata lo telor balado nya Yu Sumi paling nikmat seantero jagat. Yaudah, gue penasaran pengen nyobain."

Blu mendengus pelan, "Yayaya.. gue harus siap-siap deh, paling habis ini gue kena julid senior lagi."

"Haa? Masih ada begituan?" Byan yang masih berkutat dengan helm nya bertanya penasaran.

"Masuk dulu. Buru pesen makan, nanti gue ceritain didalam." Balas Blu dengan mendorong punggung Byan.

Bukan Byan jika tidak mendapat apa yang diinginkannya. Setelah pesenan seporsi nasi telur balado dengan segelas teh hangatnya datang, Byan langsung menagih ucapan Blu.

"Dua hari belakangan ini gue selalu makan siang bareng kak Adam dikantin. Tanpa alasan sih, semua murni kayak nggak sengaja gitu lho, By. Lo tahu sendiri kan kak Adam itu orangnya sehumble apa. Bayangkan kalau lo disapa dan diajak makan siang bareng, gimana coba cara nya nolak, kan?" terang Blu dengan hati-hati. Khawatirnya ada salah satu atau salah dua seniornya yang ada disana juga turut mendengarkan.

"Elahhh, tolak tinggal tolak aja napa. Susah amat hidup lo, Blu." respon Byan skeptis.

Blu menghela napas panjang, "Nggak gitu juga kali. Pokoknya gitu lah, lo mana paham sih masalah beginian."

BLU.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang