Seharian ini Blu rela menghabiskan waktu weekend nya untuk berjalan memutari salah satu pusat perbelanjaan bersama mbak Sekar. Blu sebenarnya mengajak Vina, tapi ternyata gadis itu sudah punya agenda sendiri. Dengan terpaksa Blu mengajak mbak Sekar yang sudah pasti dalam kamus nya tidak ada kata hari weekend. Ya asisten rumah tangga, sih. Kalau ada weekend terus nanti majikannya mau makan apa?
Eh kok malah nglantur.
Oke, skip.
Jadi atas pertimbangan Blu yang cukup matang, akhirnya kemarin sore Blu memutuskan meminta pendapat mbak Sekar. Keadaan mbak Sekar yang saat itu sedang masak harus terusik dengan kehadiran Blu yang tiba-tiba meminta waktunya.
"Mbak Sekar, sini deh." terlihat Blu yang baru saja memasuki dapur dan duduk disalah satu kursi pantry.
Mbak Sekar menatap Blu bingung. Tidak biasa majikan kecilnya tampak menggebu yang dilihatnya sekarang. Setelah memastikan api kompor aman untuk ditinggalkan, akhirnya mbak Sekar pun mendekat ke posisi Blu berada.
"Ada apa, non?" tanya mbak Sekar penasaran.
Tapi yang ditanya justru senyam-senyum nggak jelas.
"Sini, mbak. Sini sinii," tangan Blu melambai kode bahwa mbak Sekar harus lebih mendekat.
Dan ketika sudah cukup dekat, Blu berbicara dengan berbisik. Ada sedikit tawa cengengesan dalam bisikannya membuat mbak Sekar mau tidak mau ikut tertawa.
"Oalah, non.. Mbok ya nggak usah bisik-bisik kalau cuma mau ngomong itu."
Mbak Sekar kini tertawa mengejek majikan kecil nya yang lugu itu. "Saran saya, ajak non Vina buat nemenin, non."
Blu yang tampak salah tingkah karena diejek mbak Sekar terlihat mangguk-mangguk.
Benar juga.
"Iya deh nanti aku ajak Vina." ucap Blu seraya berdiri dari duduknya.
Barulah ketika majikan kecil nya itu pergi, mbak Sekar tampak menggeleng-gelengkan kepalanya iba. Untuk gadis secantik majikannya itu bahkan tidak tahu caranya menghadiri wisuda. Tiba-tiba sebuah suara percikan terdengar dari arah masakan yang seketika membuat mbak Sekar mengakhiri adegan dramatisnya,
"Ya Allah, masakanku!"
Mbak Sekar lupa bahwa masih ada ayam goreng yang kini turut tampak menyedihkan karena kegosongan.
---
"Mbak Sekar, thanks for today." ucap Blu.
Mereka baru saja sampai rumah menjelang maghrib. Blu yang tampak kelelahan kini bersandar di dinding sofa. Tidak biasanya memang bagi Blu yang notabene jarang bermain di mall untuk akhirnya hari ini memutuskan hunting belanja dan memutarinya sampai habis.
Yang biasa terjadi hanya Blu yang datang ke mall untuk nonton bioskop. Tujuannya jelas dan tidak ada acara lain seperti mengitari mall besar itu untuk belanja.
Blu ingin mengapresiasi orang-orang yang bahkan kuat tidak hanya sekali dua kali mengitari mall dalam satu hari yang sama. Bagi Blu itu sebuah prestasi, selayaknya pelajaran yang sebelum dimulai pasti ada pemanasan lari dua kali mutari lapangan.
"Saya bikinin susu ya, non."
Mendengar tawaran mbak Sekar, Blu mengiyakan seraya menatap punggung Mbak Sekar yang beranjak menuju dapur. Blu bergerak melepas kaus kaki nya dengan malas. Sampai ketika akhirnya Blu teringat bahwa sedari tadi Ia sama sekali belum mengecek ponsel. Bahkan baterai ponsel nya masih tampak penuh. Tatkala ponsel terbuka ada belasan pesan dan panggilan tidak terjawab dari Byan. Belum membukanya saja Blu sudah bisa menebak.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLU.
SpiritualSpiritual - Teen Dari rentetan takdir yang sudah didapati Blu, kenapa harus kehadiran Byan yang ingin disesali nya sekarang?