Blu segera melepas helm dan menyerahkannya pada Byan. Hari ini Byan hanya bisa mengantar karena Byan masih harus ada latihan untuk turnamen futsal akhir pekan ini. Blu mengiyakan dengan mantap ketika Byan bertanya apakah Blu akan baik-baik saja jika tidak dijemput olehnya.
"Langsung pulang ya lo. Gak usah pake acara mampir nglipir kemana-mana." petuah Byan sebelum benar-benar meninggalkan Blu untuk menuju kesekolahnya.
Blu yang diberi petuah hanya mangut-mangut. Ini bukan pertama kalinya Blu merasa sifat Byan yang sedikit overprotective. Tapi Blu tak mau ambil pusing, toh maksud Byan juga baik.
"Iyaa By, iyaaaa. Bawel lo."
Barulah setelah itu Byan melajukan motor yang membawanya menjauh dari pandangan Blu yang setia menatap punggung Byan sampai habis. Hingga Blu tidak sadar bahwa kegiatannya barusan diperhatikan oleh Vina.
Levina Augstin —as we known— Vina adalah sahabat Blu setelah Byan. Tapi baik Vina atau Byan bahkan belum ada yang pernah duduk satu meja. Jadi di antara Vina dan Byan hanya ada hubungan kosong. Dunia keduanya sangat bertolakbelakang. Bersama Byan yang cenderung diam membuat Blu berasa menjadi manusia paling cerewet, tapi bersama Vina membuat Blu seakan mendapati duplikat diri nya. Blu merasa sifatnya dengan Vina banyak kemiripan, dan ternyata berhasil menciptakan hubungan yang erat pada keduanya.
"Hayo lo, ngapain ngeliatin Byan gitu amat?" tuduh Vina yang hari ini tampak cantik dengan sweater rajut pink yang feminin.
Namun bukannya menjawab tuduhan Vina, yang dilakukan Blu justru menarik tangan gadis itu erat membuat Vina sontak memberontak.
"Mau kemana, woi?"
Blu cengengesan. Memperlihatkan senyumnya yang jika diliat Ikal cs pastilah langsung auto berlutut didepan kaki Blu. Salahkan pesona Blu yang memang tidak mudah ditolak oleh kebanyakan orang.
"Temenin gue kekantin dong, belum sarapan nih gue."
Vina menaikan sebelah alisnya, "Mbak Sekar kagak masak apa gimana?"
"Gue abis marathon drama. Jadinya bangun gue kesiangan deh." jelas Blu yang tidak lagi ditanggapi oleh Vina.
Blu tahu, jika Vina sengaja melakukannya. Vina bukan lagi orang lain untuk mengetahui keadaan Blu yang sebenarnya. Tapi yang dilakukan Vina hanya diam. Vina pandai sekali menjaga perasaan Blu. Dan kapan-kapan Blu harus mengapresiasinya.
---
Ternyata kabar pertandingan futsal Byan itu juga menjadi trending topik disekolah Blu. Terbukti dengan ditempelnya jadwal tanding dimading sekolah yang membuat spot sekolah yang satu itu dikunjungi banyak siswa hari ini. Entah siapa yang menempelnya yang jelas Blu rasanya ingin berterima kasih karena sudah mengembalikan minat literasi mading anak sekolahnya yang —menurut Blu— amat rendah.
Bayangkan saja betapa kecewanya anak jurnalistik yang sudah berusaha rutin mengganti isi mading namun pembacanya tidak seantusias ekspetasi. Hanya beberapa anak saja yang benar-benar rela menunggu pergantian jadwal mading.
Yang mana Blu adalah salah satunya.
Blu mendekat kemading ketika dirinya selesai dari toilet. Ia melirik mading sekilas lalu senyum simpulnya terukir sempurna tatkala melihat deret puisi yang sudah ter-upgrade lagi dari sebulan lamanya Ia tunggu.
Blu bukan tipe manusia yang fanatik pada puisi. Namun puisi itu berbeda. Ia bisa merasakan aura kejujuran yang menguar dari puisi tersebut. Anggap saja Blu sok tahu dengan hal itu, tapi itulah fakta yang harus Blu beritahu pada kalian.
Tersadar bahwa Ia sudah berdiri cukup lama didepan mading membuat Blu segera mengambil langkah seribu menuju kelas. Sebut saja Blu yang kurang hati-hati ketika berjalan dan berakibat pada dirinya yang menabrak seseorang di belokan lorong menuju kelas. Blu mengaduh seraya memegangi kepalanya yang terbentur benda keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLU.
SpiritualSpiritual - Teen Dari rentetan takdir yang sudah didapati Blu, kenapa harus kehadiran Byan yang ingin disesali nya sekarang?