23. Belajar Terbiasa

18 2 7
                                    

Hallo Assalamu'alaikum semuwaaa...

Hehehe


Sebelumnya aku mau minta maaf karena nganggurin wattpad dua minggu lamanya. Kemarin suasana rumahku baru hectic bgt, trus yaudah deh jadinya gabisa update. 


Dimaafin kan yaa?


Btw, terimakasih untuk 940x dibacanya cerita ini. Yuk bentar lagi seribu, bantu aku bener-bener bisa jadi penulis yaa hehehe.. Aku menerima kritik yang membangun dan saran loh ya, so jadilah pembaca yang kritis okee?


Oke.

Cukup.

Selamat malam Ahad~

Happy a nice weekend!



Happy Reading, too :)



***




Pekan kedua tanpa sosok Byan berjalan lebih mudah dibanding pekan sebelumnya. Setelah Ia memutuskan untuk menunaikan solat maghrib di masjid seberang sekolah, pikirannya terasa lebih jernih. Tidak sekalut sebelumnya. Ternyata melalui solat benar-benar bisa menenangkan jiwa serta raganya.

Blu menatap layar ponselnya seraya menarik kursi pantry yang menyajikan pemandangan pungguh kecil mbak Sekar yang tengah sibuk memasak. Melihat satu pesan masuk yang sudah ditunggunya sejak tadi membuat Blu dengan tergesa menyambar segelas susu yang sudah disiapkan mbak Sekar.

"Jadi pergi, non?" tanya mbak Sekar.

Menyelesaikan tegukan terakhirnya, "Iya mbak, nanti aku sampai sore ya." Jawab Blu.

"Btw, Eyang mana mbak? Belum keluar kamar dari tadi?"

"Belum, non. Mungkin Eyang sekarang masih istirahat. Akhir-akhir ini kan Eyang sering banget ke luar kota." Mbak Sekar meraih gelas kosong Blu dan meletakkannya pada tempat cuci piring.

"Hemm, iya ya.." Blu menimbang-nimbang, "Enaknya aku datengin Eyang buat pamit atau titip pamit aja lewat mbak Sekar?" tanya Blu.

Mbak Sekar terdiam seraya berpikir, "Mending non Bunga izin langsung aja deh.. sekalian nyapa Eyang. Takutnya nanti sore malah nggak sempet nyapa lagi karena Eyang yang mendadak ada urusan."

Menyetujui saran mbak Sekar membuat Blu memutuskan akan menemui Eyang sebelum pergi. Benar kata mbak Sekar, dirinya dan Eyang sudah lama tidak saling sapa. Eyang terlalu sibuk dengan urusan perusahaan yang tak henti-henti memaksa wanita tua itu berpergian ke luar kota bahkan luar negeri. Membuatnya kehilangan banyak waktu bersama Eyang.

BLU.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang