(74 ) Sama-sama salah.

4.4K 808 813
                                    

•Saya janji akan vote!•

_

____

Daffa menghembuskan nafas lega saat sudah selesai bercerita tentang masalah nya pada Elang. Kini, mereka berdua sedang ada di rooftoop.

Tadinya, Daffa hanya kesini sendirian untuk menenangkan pikirannya. Tapi saat memasuki rooftop,ia melihat Elang sedang berdiri sendirian di pembatas rooftoop.

Kemudian ia pun bergabung dengan Elang, berhubung ada Elang--orang yang sangat Daffa percaya-- ia pun  bercerita mengenai masalahnya.

Sepertinya, Elang juga sedang ada masalah. Tapi, pria itu sangat tertutup, tidak ingin bercerita apapun pada Daffa. Jadi, Daffa maklumi itu.

"Jadi menurut lo, gue harus gimana?" tanya Daffa sambil menatap pemandangan di depannya.

"Masalah lo gak rumit. Cuma kalian nya aja yang memperumit keadaan," ujar Elang dengan datar. Pandangan pria itu terus memandang ke depan. Dimana ada banyak pepohonan di pinggir jalan.

Daffa mengernyit. "Memperumit gimana?"

Elang menatap ke arah Daffa yang ada di sampingnya. "Tugas lo cuma tinggal jelasin," jeda sebentar kemudian tatapannya kembali ke depan. "Dan Chaca dengerin. Simple," ucapnya.

Daffa mendengus. "Keliatannya emang gampang, Lang. Kalo gitu mah dari tadi juga gue udah berusaha nge jelasin, tapi Chaca nya aja yang gak mau dengerin. Lo tau gak? Dia selalu marah dan ngehindar setiap kali gue mau jelasin, gue, kan jadi kesel sendiri," ucapnya dengan nada kesal

"Jadi serba salah gue," gumam Daffa kesal.

"Pake cara yang lain, kan bisa," ucapnya singkat.

Daffa menaikkan alisnya. Menatap Elang, Dafa berkata. "Cara lain? gimana?"

Elang mendengus. "Lo baik-baikin dia dulu, atau kasih kejutan," ujarnya jengah karena Daffa tidak mengerti apa maksudnya.

"Bikin Chaca luluh dulu sama lo, baru lo jelasin baik-baik," ucapnya malas.

Sebenarnya, Elang paling malas mengurusi masalah orang lain. Ia juga malas berbicara panjang lebar. Tapi, berhubung ini Daffa--ketua nya sekaligus orang yang selalu membantunya di setiap saat. Jadi, Elang masih menghargai pria itu.

Daffa terdiam. Pria itu menumpukan kedua tangannya di pembatas rooftop. Matanya memandang ke bawah, dimana banyak kendaraan yang berlalu lalang.

"Tapi ... gue mau buat dia intropeksi diri dulu," ujar Daffa.

Tatapan Elang menyipit, menatap pria itu tajam. "Lo nyuruh dia intropeksi diri, sedangkan lo gak bisa intropeksi diri?" ucapnya datar.

Daffa langsung menatap Elang. Pria itu menatap tak terima Elang. "Maksud lo apa? Emang gue kenapa sampe harus intropeksi diri?!" ucapnya.

"Lo gak sadar?" tanya Elang dengan tajam.

Sedangkan Daffa hanya diam.

"Lo punya pacar. Hubungan lo lagi gak baik, tapi lo malah deket sama cewek lain," ucap Elang membuat Daffa terbungkam. Pria itu tertegun, kata-kata Elang sungguh mencelos di jantungnya.

"Bukannya memperbaiki, lo malah memperpanjang masalah," lanjut Elang dengan nada menyindir.

Elang sudah tidak tahan dengan sikap temannya. Pria itu masih tidak mengerti dengan kesalahan nya. Dia menyuruh Chaca intropeksi diri sedangkan dirinya tidak bisa intropeksi diri.

Mulut Elang gatal sekali ingin menceramahi Daffa. Tapi, Elang sayang dengan tenaganya. Ia tidak mau membuang-buang tenaga nya hanya untuk menasehati orang yang tidak peka.

Sincerity Love [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang