(27.) Di Ganggu Preman

7.7K 841 90
                                    

Teman-teman Daffa menatap kasihan pada Chaca. Perjuangan gadis itu emang patut di acungi jempol!

"Cha, are you okay?" tanya Algi tidak enak.

Chaca tersenyum tipis. "Yes, i'm fine."

"Gue duluan ya," pamitnya dengan senyuman lalu meninggalkan mereka.

"Kasian Chaca. Dia rela ubah penampilan demi narik perhatian Daffa. Tapi temen lo yang tolol nya kebangetan itu malah nyia-nyia in," ujar Daniel menggeleng miris.

"Gue heran sama Daffa. Yang kaya gitu di sia-sia in. Padahal Chaca itu cantik sumpah, apalagi muka dia kan babyface gitu, jadi gemesin gak sih?" ucap Algi.

Mereka mengangguk.

"Udah cantik glowing spilindid apalah, terus juga anaknya seru dan baik, eh malah di buang," ucap Jordan.

"Kena karma, baru tau rasa," ucap Udin ikut kesal melihat tingkah temannya itu.

"Masalah hati gak bisa dipaksain," cletuk Elang dingin.

"Tapi kan harusnya Daffa bisa nerima dia, Chaca kan udah satu tahun lebih ngejer-ngejer dia. Masa sampe sekarang belum ada rasa?" ucap Jordan.

"Gak ada yang tau soal hati." Elang berujar datar sambil memasukkan ponselnya. "Biarin dia nentuin perasaannya, tugas kita sebagai teman harus selalu dukung dia, apapun keputusannya." Setelah mengucapkan itu, Elang pergi.

***

Chaca terduduk di taman sendirian. Gadis itu sedang menangis terisak. Usaha untuk menarik perhatian Daffa gagal. Lagi

Padahal Chaca sudah berjuang mati-matian menahan malu karena gaya pakaiannya. Walaupun orang lain menilai Chaca lebih cantik daripada biasanya. Tapi tetap saja, kalau dia merasa tidak nyaman dengan penampilannya. Apalah artinya.

Mulai dari pakaian, wajah, dan gaya bicara serta perilaku. Chaca berusaha menjadi yang terbaik untuk pria itu, tapi tetap saja tidak di hargai.

"Hiks...Chaca harus gimana lagi biar Dapah ngelirik Chaca?" ujarnya sembari terisak.

"Jadi diri lo sendiri."

Chaca menengok ke sumber suara, gadis itu segera menghapus air matanya dan tersenyum.

"Elang, ngapain disini?"

Elang menghampiri Chaca dan menatap datar gadis itu. "Percuma."

Chaca mengernyit. Elng ini kebiasaan! Kalo bicara setengah-setengah, Chaca kan jadi bingung.

"Percuma apanya?" herannya.

"Percuma lo mau ubah se cantik apa diri lo. Kalo dia gak tertarik, ya di buang," cetusnya datar.

"Tapi g-gue--

"Biasa aja," kata Elang.

Chaca menelan salivanya. "Tapi Chaca cuma mau belajar jadi kriteria nya Dapah, Elang." Gadis itu kembali menitihkan air matanya.

"Setelah lo berubah. Apa dia tertarik?" tanyanya dengan terkekeh sinis.

Chaca menunduk lesu. "Eum...mungkin belum. Karena kan Chaca baru pertama tampil kaya gini, kalo udah lama-lama pasti Dapah tertarik," ujarnya tersenyum yakin.

"Ekspetasi lo terlalu tinggi."

Chaca memudarkan senyumnya.

"Terus, Chaca harus gimana Elang?" cicitnya.

"Pikir sendiri," ketusnya.

Chaca memberenggut. "Please, sekaliii aja tolong bantuin Chaca. Elang kan temen baik nya Dapah, tolong kasih tau caranya biar Dapah suka sama Chaca," ujarnya memohon.

Sincerity Love [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang