(43.) Bermalam di Hutan.

7.3K 974 198
                                    

Nih buat yg mnta DOUBLE UP udah aku kasih ya. Eh gini... sebenarnya ini 2 Part cuma aku jadiin satu.

Oh iya, Akufitry pamit undur diri ya:) trmksih sudah setia dngn crta ini>< untuk alasannya ada di bawah ya. Makannya baca sampe selesai jngn di skip oke^^

___WAJIB VOTE DAN KOMEN__

"Gue sayang lo, Cha."

Deg

Seketika Chaca membeku di tempat. Kata yang terlontar dari mulut pria itu membuat Chaca terdiam kaku.

Tangannya tidak membalas pelukan pria itu, isakan tangis yang tadi keras pun kini mulai terdengar kecil.

Gadis itu mengerjapkan matanya. Berusaha menyadarkan pikirannya.

"S-sayang? Dapah sayang sama Chaca?" ujar Chaca dengan lirih.

Deg

Kini giliran Daffa yang mendadak diam membisu. Senyuman yang sempat terukir di bibirnya itu kini perlahan luntur. Pria itu mengatupkan mulutnya rapat.

Daffa menelan salivanya gugup. Lalu pria itu melepas pelukannya.

Daffa menatap gugup gadis di depannya. "E-eh? a-anu ... it-tu ...." ucap Daffa gugup sambil menggaruk tengkuk lehernya.

Chaca tersenyum tipis. "Dapah udah sayang sama Chaca?"

Daffa menatap intens gadis di depannya. "E-enggak. Siapa juga yang sayang sama lo," elaknya sambil matanya menatap ke mana-mana.

Chaca mengulum bibirnya. Ia menahan senyumnya. "Ah yang bener. Perasaan tadi Dapah bilang sayang kok ke Chaca," ujar Chaca menggoda.

"Dih, ge'er. Lo nya aja yang salah denger," ujarnya masih berusaha mengelak.

Chaca mencebik."Ih, telinga Chaca itu masih normal, ya. Orang jelas-jelas tadi Dapah bilang gini." Gadis itu duduk tegap sambil berdehem. "Gue sayang lo, Cha. GITU!!" ujar Chaca menirukan gaya bicara pria itu.

Pria itu kelabakan. Kenapa ia bisa ngomong begitu? Entah sadar atau tidak Daffa mengatakannya. Ia pun tak tahu.

"U-udah ah. Ayok jalan lagi, udah makin gelap nih," ucap Daffa mengalihkan topik pembicaraan.

Seketika Chaca mendongak. Menatap langit yang mulai gelap. Gadis itupun bergidik ngeri.

"Ayok, Dapah! Nanti keburu malem, Chaca takut." Gadis itu mengusap bekas air matanya lalu segera berdiri.

Namun....

"AW!"

Chaca meringis lalu tubuhnya limbung, namun seseorang lebih dulu menangkapnya.

Chaca memejamkan kedua matanya saat dirasa akan terjatuh. Namun detik berikutnya gadis itu langsung membuka matanya.

Chaca mengerjap-ngerjapkan matanya. Di depan matanya, sudah ada wajah tampan yang sedang menatap nya intens.

"Eh, lo gak papa?" tanya Daffa.

Chaca tersentak, kemudian gadis itu berdiri sambil meringis dengan tangan yang memegang lengan Daffa.
"Aduh, kaki Chaca perih," ujarnya sedih.

Sincerity Love [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang