Happy reading!
03 : Adit suka Moza ?
Moza duduk sembari melahap habis sarapannya sendirian di kantin, Shofi satu-satunya sahabatnya belum datang. Moza memesan nasi goreng dan satu teh hangat yang menjadi teman santapnya di kantin sendirian.
"Ikut duduk" sahut Agra kemudian duduk di samping Moza.
Moza melihat sejenak kemudian kemudian kembali memakan nasi gorengnya dia hanya mengangguk sebagai jawaban, Moza pikir Agra berniat mendekatinya karna semua bangku masih kosong, Agra PDKT kah?
Moza menggelengkan kepalanya perlahan membuang pikiran anehnya tadi, mana mungkin si cowo yang berstatus mantannya ini mau mendekatinya kembali, mustahil.
"Lo gila?"
Moza membelakkan matanya tak terima, "Maksud lo apa ngomong gue gila?!" Sahut Moza membanting sendoknya.
"Lah itu kepala lo geleng-geleng gak jelas"
Moza berdecak kesal dan tak menghiraukan ucapan Agra dan ia malah balik bertanya pada Agra, "Lo ngapain duduk di sini sih? Bangku banyak yang kosong, lo mau ngajak gue balikan? PDKT?" Tanya Moza blak-blakan.
Agra yang sedang memakan roti di tangannya menghentikan aktifitasnya ia menatap Moza sedetik kemudian dia tertawa, "Gak usah geer, gak ada kamus balikan di hidup Gue. Buang jauh-jauh pikiran lo tentang balikan." Ucap Agra lalu kembali memakan rotinya sebari menghentikkan tawanya tadi.
Moza mengerucut sebal, "Oh, gue nanya bukan karna ngarep balikan sama lo tapi karna gue risih sama sikap lo, kaya bunglon eh."
Agra berdiri karena sarapannya telah selesai, "Gausah ngarep balikan. Gue gak suka sama lo! Pulang sekolah bareng gue Bunda Salamah nitipin lo ke gue." ucap Agra kemudian ia melenggang begitu saja meninggalkan kantin sekolah.
Moza tak habis fikir dengan otak Agra yang katanya pintar itu, bisa-bisanya ia menerima permintaan Bundanya padahal mereka tidak sedekat dulu, jauh sangat jauh malah sekarang.
"Kaya yang udah terbang terus di jatuhin gitu aja, sakit." Gumam Moza sebari meminum teh hangatnya.
Seusai sarapan Moza kembali ke kelasnya yang sudah ramai dengan teman-temannya yang lain, berhubung bangkunya sedang di tempati oleh Fatih dan Devan yang merupakan babu dari Agra, Moza memilih duduk sementara dengan Shofi.
"Dari mana lo Za?" Tanya Shofi lantas menarik tangan Moza agar secepatnya duduk.
"Kantin"
Shofi menatap ke sekitar lalu menatap Moza intens, "Lo masih suka chatting atau apa gitu sama si Adit?"
Moza mengerutkan keningnya tak mengerti, "Adit mana?"
"Mantan lo si Adit yang kelas sebelah yang tangan kanannya si Dirlan" ujar Shofi histeris seperti biasanya.
Moza baru ingat, Adit adalah salah satu mantan kekasihnya. Si cowo paling nakal di Menara.
Moza ber 'oh' ria sebagai jawaban lalu menggeleng, "Nggak tuh, dari gue jadian sama Agra terus sampe kita putus pun si Adit gak pernah hubungin gue lagi" jawabnya.
Shofi mengangguk, "Tadi Adit nyari lo, istirahat temuin dia di rooftop katanya"
"Si Adit masih ada perasaan sama lo kali Za," tebak Shofi yang mungkin bisa saja benar.
Moza tertawa mendengar tuturan Shofi, Aneh menurutnya.
"Yakali! Masih pagi udah ngaco aja lo ah" nah, ini adalah pendapat Shofi yang paling tidak masuk akal. Mana mungkin, pikir Moza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Mantan (End)
Teen Fiction"Brengsek lo gra!" Geram Moza "Za maaf" Semuanya selalu bermula dari mantan. Pahit, manis, senang, susah, selalu terjadi karna mantan. Lantas hubungan yang sudah kandas ini apa masih pantas di pertahankan?