11 : pelayanan

1.9K 103 3
                                    

11 : pelayan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

11 : pelayan.

"Makan obat dulu Za!"

"Enggak! Gue maunya beli sate dulu!"

"Obat dulu Aindah Moza Pratiwi!" Tekan Agra.

Beberapa menit lalu Moza meminta kepada Agra untuk menemaninya membeli sate tapi Agra melarang karna kondisi Moza yang kurang mendukung, Agra tidak akan mengizinkan biar dia yang membelikannya tapi Moza bersikukuh dan akhirnya Agra menyuruhnya meminum obat terlebih dahulu namun lagi-lagi Moza selalu keras kepala.

Moza mencibir lalu menggeram kesal, "Lo tuh kebiasaan banget sih manggil nama panjang gue udah kaya lagi ngabsen aja" cibir Moza.

Agra tak menghiraukan ucapan Moza dia hanya berkutat dengan beberapa pil obat yang sedang ia buka, ia memindahkan beberapa obat yang telah ia buka ke tangan Moza, "Makan!" Tegas Agra.

Moza menggelengkan kepalanya lagi, "Nggak mau".

"Makan atau gue yang makan bibir lo  Aindah Moza Pratiwi!" Ancam Agra yang mulai kesal dengan sikap kekanak-kanakan gadis di depannya ini.

Moza melotot kaget kemudian ia mengangguk, ancaman Agra bukan membuatnya takut tapi malah membuat pikirannya salah arah dan kesadaran dalam dirinya hilang seketika, Moza gelagapan, "Cium aja! Enak kan?" ucap Moza

"Soalnya kalo obat rasanya pait" ucapnya sedikit pelan namun masih bisa di dengar oleh Agra.

Bukan Moza yang kaget sekarang tapi Agra yang kaget dengan ucapan Moza yang tak seharusnya diucapkan, Agra menjitak kening Moza cukup keras kemudian menyimpan satu gelas air hangat yang tadi di pegangnya ke arah meja dekat nakas.

"Cepet makan obatnya, gue beliin lo sate dulu gausah kemana-mana jangan ngeyel!" Sahut Agra kemudian keluar kamar Moza dan menyisakan gadis itu yang masih terdiam melihat kepergian Agra.

Moza hanya mengangkat bahunya acuh kemudian memaksakan diri meminum obatnya yang sangat amat pait, setelahnya ia meneguk habis air hangat yang tadi di simpan Agra di atas nakas.

"Pait" gumam Moza sebari merasakan sensasi aneh di bibirnya sehabis meminum obat.

Moza kembali membaringkan badannya lagi ia menarik selimut bergambar Aurora yang lebih tebal guna menghangatkan tubuhnya setelah itu ia mulai memejamkan matanya.

Butuh waktu lima menit hingga akhirnya deru nafasnya mulai teratur, Moza telah tertidur dengan nyaman.

Agra tidak lama memberi sate ayam langganan Moza karna memang sebelum pergi ia suda menyuruh Devan dan Fatih mengantri disana dan sekarang kedua temannya ikut menjenguk Moza hanya saja Agra tidak memberi izin mereka naik keatas cukup Agra yang masuk ke kamar Moza, teman-temannya tidak usah.

Agra membuka pintu kamar lalu dilihatnya Moza yang sedang menyamping menghadapnya, matanya terpejam dan nafasnya sudah lebih teratur.

Agra berjalan lalu duduk di samping Moza kemudian meletakkan tangannya di kening Moza, "Syukur deh demam lo udah mulai turun." gumam Agra kemudian ia berdiri menatap kesal manusia tak berdosa dan bermuka tebal yang sedang tertidur pulas ini.

Salah Mantan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang