Happy reading
34 : Ada lagi
Di hari terakhir Moza dan Johan disini keadaan cukup kacau apalagi di pagi ini, Moza yang berkutat dengan beberapa bumbu masakan dan Johan yang menyuruhnya untuk secepatnya menyiapkan sarapan pagi, kalo di pikir-pikir emang Moza ini asisten rumah tangga apa gimana? Yang beres-beres vila dia, yang masak dia, yang rapiin kamar Johan juga dia. Moza sepertinya harus meminta Bunda untuk menjodohkan Johan secepatnya agar lelaki itu tidak membujang dan tidak memperbudak dirinya lagi.
Johan mematikan televisi yang sempat ia nyalakan tadi lalu dia beralih duduk di meja makan sambil menunggu Moza yang sedang masak nasi goreng, setelah Moza selesai menata makanan dia kembali ke meja makan lalu memberikan porsi milik Johan
"Kok yang lo lebih banyak Za porsinya?" Tanya Johan
Baru saja Moza selesai berdoa dan hendak makan telah dapat protes dari kakaknya, "Karna gue lebih butuh banyak tenaga." balas Moza lalu menyuapkan satu sendok nasi kemulutnya.
Johan menggeleng lalu menukar piring miliknya dengan Moza, "Ini baru adil." ucapnya lalu membawa nasi goreng diatas nampan dengan air putih untuk dibawa makan di ruang tengah.
Moza mencibir kesal dengan sikap Johan, "Ini biri idil, pala lo adil kampret." kesal Moza kembali memakan nasi goreng yang malah di tukar oleh Johan.
***
Sedangkan di Jakarta tepatnya dirumah Shiren keadaan lebih kacau dari Vila Bogor. Shiren menangis histeris dan Mamanya pula telah lelah membujuk anaknya yang nekat berdiri diatas lantai tiga kediamannya.
Agra diundang kesini oleh Mama Shiren, awalnya Agra tak mengerti kenapa mereka melibatkan dirinya tapi sekarang ia paham. Shiren mencintai dirinya dan mengancam satu keluarga untuk bunuh diri jika Agra tidak mau menjadi kekasihnya.
Tepatnya kemarin, setelah Agra tidak masuk tiga hari karna meminta izin kemarin adalah hari pertama dia bersekolah kembali.
Pagi hari saat baru sampai di kelas dan menyimpan tasnya Shiren datang dan mengajak nya berbicara penting di perpustakaan. Agra mengangguk karna Agra mengira hal penting yang bersangkutan dengan sekolah, tapi ternyata tidak.
Shiren menyatakan perasaannya pada Agra dan meminta Agra menjadi kekasihnya, tapi seperti yang sudah semua orang tau Agra hanya mencintai Moza bukan Shiren. Karna itu Agra menolak mentah-mentah bahkan mengeluarkan kata-kata kasar seperti biasanya akibat kesal.
Agra kira Shiren tak serius dan hanya main-main tapi ternyata gadis itu nekat seperti ini gara-gara cinta, miris.
"Sayang turun jangan nekat kamu baru sembuh." teriak Mamanya Shiren.
"Nggak! Aku gak mau! Buat apa aku hidup, aku cuma anak penyakitan, cowo yang aku suka aja gak mau sama aku Momy!"
Shiren berteriak histeris sambil memegang pisau di tangannya. Anak itu nekat padahal baru dua hari pulang dari rumah sakit malah berulah lagi.
Agra mengacak rambutnya frustasi, dia bingung harus melakukan apa.
"Mau lo apa?" Tanya Agra.
"Aku cuma mau kamu Agra!" Balasnya
Agra menggeleng tajam, sampai kapanpun ia tidak akan berhubungan dengan siapapun kecuali gadis kesayangannya, Aindah Moza Pratiwi.
"Gue punya Moza Ren" tegas Agra.
Shiren menggeleng dia maju perlahan ke depan sambil menekan kuat-kuat pisau ke pergelangan tangannya, "K-kamu milik aku" ucapnya parau.
Darah merembes kemana-mana lengan Shiren terluka oleh perbuatannya sendiri, orang tua Shiren panik begitu juga Agra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Mantan (End)
Teen Fiction"Brengsek lo gra!" Geram Moza "Za maaf" Semuanya selalu bermula dari mantan. Pahit, manis, senang, susah, selalu terjadi karna mantan. Lantas hubungan yang sudah kandas ini apa masih pantas di pertahankan?