Happy reading
47 : tertuduh lagi
Hari mulai berganti dan pelaksanaan ujian dilaksanakan beberapa hari ini, mulai dari yang mapel nya biasa aja, sedang-sedang, sampai yang membuat para siswa akhirnya harus mikir jungkir balik dua belas kali.
Sebenarnya kesulitan bukan dari mapelnya sendiri tapi melainkan dari diri sendiri yang tak paham pasti, salah sendiri tidak menyiapkan dari jauh-jauh hari dan berakhir kelimpungan sendiri. Moza sangat bersyukur dengan kualitas otaknya yang bisa diajak kerja sama selama beberapa hari terakhir ini meski terkadang agak sedikit loading dan memicu emosi tak terkendali, penyakit sepele bernama kurang teliti kerap Moza dapati dalam mata pelajaran matematika dan fisika. Hampir saja salah jika ia tidak kembali memeriksanya lagi.
Hari ini adalah hari ujian terkahir dimana mata pelajarannya sama-sama diharuskan menghitung, matematika dan fisika.
Di jam terakhir Moza menghela nafas akhirnya sedikit kesalahannya dalam rumus dasar bisa di selesaikan, lalu lembar jawaban yang tadi ia cek berulangkali di kumpulkan di depan bersamaan dengan anak-anak yang lainnya.
Bel pulang berbunyi artinya soal yang belum selesai mau tak mau di kumpulkan ala kadarnya, ada beberapa anak siswa yang merengek meminta waktu tambahan, ada yang santai sambil kembali menggenakan jaketnya, ada yang kembali mengingat-ingat jika jawabannya ternyata salah, pokonya serba ada. Tapi yang namanya guru disiplin ya keinginan murid seperti apapun tak akan di hiraukan mereka akan cenderung disiplin waktu termasuk pengawas di ruangan 5 ini.
Selesai berdoa menurut kepercayaannya masing-masing yang tentunya dipimpin oleh km dadakan sekarang semuanya berhamburan keluar kelas, tentu saja dipimpin terlebih dahulu oleh sang pengawasnya sendiri baru di ekori oleh anak-anak, Moza meregangkan badannya yang terasa pegal, ia menghirup udara banyak-banyak "Akhirnya selesai juga." monolognya.
Yumi yang sedari tadi berdiri di depan ruangan lima menarik Moza kesamping nya lalu melihat kearah sekitar, "Cepet cek mading!" Yumi berbisik.
Dahi Moza mengerut tak mengerti, "Gue udah gak ikutan drumband lagi udah lengser gak mungkin foto gue di pajang sama anak jurnalistik, ngaco lo!" Yumi menggeleng, "Bukan itu, udah cek mading buruan ayo." Yumi menarik Moza tergesa-gesa menuju mading.
Di depan mading sudah banyak yang berkerumun entah membaca berita terbaru apa yang disampaikan anak jurnalistik, mereka saling berbisik ria saat melihat Moza datang dan lagi-lagi pandangan yang sama dengan hari-hati lalu ditunjukkan lagi kepada Moza.
"Ada yang gak beres" batin Moza
Saat Moza telah sampai di dekat mading semuanya menggeser seakan memberi jalan untuk melihat berita apa yang terpampang di depan sana,
Dua kertas besar yang tercetak jelas dengan beberapa kalimat.
Hot news!
Siswa berprestasi yang kerap sering diagungkan oleh SMA Menara ternyata termasuk ke jajaran manusia bermasalah, beberapa hari lalu tak sengaja tertangkap masuk ruang BK, kini dirinya yang sedang berjual diri ditemani oleh anak laki-laki di depan pantai dan Cafee Wana.
Tidak sampai disitu ia terlihat beberapa kali keluar masuk club' bersama rekannya dan ikut masuk ke arena balapan liar beberapa bulan lalu.
Dan yang terakhir tanpa di duga gadis bernama Aindah Moza Pratiwi ini membully salah satu sahabatnya sendiri dan salah satu teman sekelasnya bernama Shiren Rheimanga.
Moza membaca tiap deretan kalimat diatas dengan jeli, lantas ia melihat kearah poto yang di paparkan sebagai bukti dari si pembuat. Ada Poto dirinya yang waktu itu tengah berjalan di pantai bersama teman-temannya di Bandung, sial nya kameranya seakan menyorot dia dipeluk beberapa laki-laki padahal kala itu dia sedang jatuh dan dibantu oleh mereka, dan yang di cafee wana itu waktu dia pertama kali bertemu Kejora lagi dan kebetulanya ada teman-teman Dirlan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Mantan (End)
Teen Fiction"Brengsek lo gra!" Geram Moza "Za maaf" Semuanya selalu bermula dari mantan. Pahit, manis, senang, susah, selalu terjadi karna mantan. Lantas hubungan yang sudah kandas ini apa masih pantas di pertahankan?