Bagian 11|

6K 629 89
                                    


Happy Reading🌻❤️

11. Benarkah ini takdir?

Revan tidak bisa menyalahkan Silpa atas apa yang sudah terjadi. Mungkin memang ini takdir mereka Agam dan Silpa. Kan?

"Bukan salah Lo!" Setelah terdiam beberapa saat akhirnya Revan bersuara.

"Mungkin ini adalah takdir. Jadi Lo gak perlu merasa bersalah."

"Gue cuman bisa berharap semoga jiwa Agam tenang dimana pun dia berada!" ujar Revan menerima keadaan.

Silpa ralat Agam yang menunduk perlahan mendongak. Bisa dia lihat mata Revan yang berkaca-kaca, memandang bingkai foto di atas nakas. Disana ada gambar Revan yang tersenyum dengan tangan kiri yang merangkul Agam yang memandang kamera datar.

"T-terimakasih Revan."

Sungguh Silpa tidak menduga respon yang Revan berikan padanya sepositif ini, setelah mengetahui kebenarannya. Silpa pikir Revan akan marah atau benci kepadanya, tapi dia salah.

"Agam. Em,,, maksud gue Silpa!" Revan meralat ucapannya ketika matanya bersitubruk dengan mata elang Agam.

"Ya dulu.. gue memang Silpa! Tapi sekarang gue ada di tubuh Agam. Jadi lo boleh panggil gue Agam biar orang lain gak salah paham." Agam terkekeh di akhir kalimat yang diontarkan. Membuat Revan yakin kalo didepannya ini memang bukan Agam seperti yang sudah dijelaskan kepadanya sebelumnya.

"Oke Agam.. gue akan bantu Lo beradaptasi di tubuh sahabat gue."

"Gimana caranya? Emm.. maksud gue, sifat Agam sangat berbanding terbalik dengan sifat gue. Jadi kayaknya susah deh, gue berpura-pura jadi Agam!"

Revan menggeleng. Apa yang dilontarkan Agam barusan benar. Setelah jiwa Silpa masuk ke dalam tubuh Agam banyak perubahan yang terlihat dari diri Agam. Revan sampai tak percaya dibuatnya.

"Lo jadi diri lo sendiri aja! Lo gak perlu ngikutin sifat pemilik asli tubuh itu. Bagaimanapun yang sekarang yang menempati tubuh Agam kan Lo. Jadi lo berhak melakukan apapun sesuka lo!"

Agam tersenyum sangat lebar ketika mendengar kalimat-kalimat yang diucapkan Revan kepadanya. Satu beban terangkat sudah dari pundaknya. Sekarang dirinya tak perlu lagi berpura-pura menjadi Agam didepan semua orang.

"Tapi lo juga harus hati-hati. Jangan sampe orang tau kalo lo bukan Agam! Ngerti?" Agam mengangguk mengiyakan.

"Revan.. boleh ceritakan sedikit tentang Agam? Gue juga perlu tau masa lalu Agam seperti apa."

Setelah menimang-nimang sebentar akhirnya Revan bersedia menceritakan tentang Agam kepada Silpa.

"Boleh.. Lo mau tau tentang yang mana dulu?"

"Keluarga Agam."

"Keluarga Agam ya." melihat Agam yang mengangguk Revan melanjutkan,

"Agam adalah anak tunggal dari pengusaha terbesar di kota ini, papanya Alan Sebastian dan mamanya Gaby Maria Sebastian. Mereka adalah keluarga yang sangat harmonis. Tapi setelah kedatangan tante Zanna hubungan keluarga mereka sedikit merenggang. Banyak kesalahpahaman terjadi antara papa Alan dan mama Gaby. Itu semua tak luput dari ulah tante Zanna" Silpa tercengang mendengar penuturan Revan.

Pantas saja waktu itu papa Agam dan mama tirinya terkejut mendengar Agam tiba-tiba menyapa mereka. Padahal kedekatan mereka merenggang dari lima tahun yang lalu. Silpa benar-benar membuat masalah.

"Setelah mama Gaby meninggal tepatnya lima tahun yang lalu. Tante Zanna semakin gencar mencari perhatian papa Alan. Dan usahanya berhasil menarik perhatian papa Alan yang saat itu sedang berduka."

Jiwa yang Tertukar [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang